LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Persiapan Liga Paralayang Seri 2 Jatim memang sudah dinyatakan maksimal. Namun, belakangan ini hujan deras disertai angin kencang terjadi di kawasan Lumajang. Hal ini perlu menjadi perhatian serius. Sebab, hujan dan angin kencang bisa menyebabkan sejumlah kendala saat pelaksanaan liga.
Ahmad Rofik, koordinator cabang olahraga (cabor) paralayang Lumajang, mengungkapkan, cuaca yang tidak menentu bisa mengganggu pelaksanaan liga. Terutama hujan dan angin kencang. Sebab, olahraga paralayang merupakan olahraga outdoor yang membutuhkan angin dan cuaca bagus.
“Ada kabut saja, kami tidak bisa terbangkan paralayang. Apalagi saat pelaksanaan ada hujan atau angin kencang. Tentu ini sangat membahayakan untuk peserta atau atlet yang berlaga. Jadi, kalau misalnya memang cuaca tidak bagus, kami menunda pelaksanaannya. Karena paralayang ini ditentukan oleh cuaca,” katanya.
Selama ini, lanjut Rofik, selalu mengandalkan angin high wind dari arah timur. Sebab, jika arah angin berasal dari barat, paralayang tidak bisa diterbangkan. Untuk mengantisipasi cuaca buruk, pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan panitia dan ofisial tim dari masing-masing kabupaten/kota. “Peserta yang sudah daftar sejumlah 130 orang. Kemungkinan bisa bertambah lagi. Hari Jumat besok saat technical meeting dengan official team, kami akan membahas kemungkinan nonteknis itu,” tambahnya.
Dia berharap, saat pelaksanaan nanti cuaca bersahabat. Sehingga, liga dapat berjalan lancar dan tidak ditunda.
Sementara itu, Oktafiyani, Ketua Liga Paralayang Seri 2 Jatim, menjelaskan, persiapan sudah maksimal. Mulai dari tempat landing dan take off, fasilitas peserta, penginapan, makan, kaus/jersey hingga transport lokal.
Menurut dia, liga paralayang yang akan dilaksanakan selama tiga hari di Gunung Wayang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, itu bisa menjadi ajang promosi wisata. “Sekaligus uji coba kegiatan Porprov 2022. Harapannya, dengan terselenggaranya liga paralayang ini, ada potensi pergerakan ekonomi di sekitar lokasi,” harapannya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan