24.9 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Angklung Bermelodi Merdu Seperti Suara Bambu

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Alunan musik merdu banyak didengar siapa saja yang melintas di simpang empat Argopuro, Kecamatan Kaliwates. Kadang irama musik Jawa, Madura, Osing, bahkan lagu kebangsaan. Alunan musik itu disajikan oleh para seniman jalanan yang mangkal di sejumlah perempatan. Salah satunya di Argopuro.

Pagi itu, arus kendaraan cukup ramai. Mahmudatus Arisandi, pemilik angklung yang baru tiba, langsung ambil bagian untuk menabuh angklung. Pukulan tangan kanan dan kirinya cukup mantap memecah kebisingan, menjelang waktu siang tersebut. “Jadi, angklung ini dimainkan dengan cara dipukul,” ucapnya.

Pria asal Panti ini mengaku bisa memainkan angklung sekitar setahun lalu. Awalnya, ada satu orang saja yang bisa bermain setelah datang dari luar kota. Nah, dia dan beberapa temannya kemudian belajar bersama di sekitar simpang empat SMPN 2 Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dari situ, mereka kemudian satu per satu bisa membawakan lagu sendiri-sendiri. Mereka pun terus berlatih hingga kini banyak yang bisa bermain angklung. Bahkan sambil merem. “Kalau hapal, ya, bisa saja merem,” ujar Datus sambil tersenyum.

Lantunan merdu dari angklung ini pun mampu membuat banyak orang seperti terbius akan keindahannya. Tempo dan nada yang pas, seperti ditabuh oleh Datus, membuat bambu itu seakan bernyanyi. Seperti lagu Balonku Ada Lima atau lantunan lagu-lagu lain. “Lagu religi juga bisa,” katanya.

Bermain angklung khusus di jalanan Kota Jember memang belum lama. Karenanya, cukup banyak warga yang sampai saat ini melihat bahkan mengunggahnya ke YouTube. Bagi Datus serta teman-temannya, angklung menjadi salah satu kesenian tradisional yang harus terus dilestarikan. “Semua belajar autodidak, tetapi awalnya kami sudah paham nada,” timpal Ojak, teman Datus.

Selama setahun terakhir, para seniman Angklung Jember itu pun banyak mendapat perhatian warga. Mereka pun kerap tampil di sejumlah acara. Di instansi atau lembaga-lembaga. Kebanyakan menyajikan lagu kebangsaan. Sementara, untuk undangan warga, musik sesuai permintaan. “Hampir setiap hari kami bermain angklung. Dua bulan sekali, kami melakukan bakti sosial. Bisa ke anak yatim atau warga yang kurang mampu.

Jurnalis: Nur Hariri
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Alunan musik merdu banyak didengar siapa saja yang melintas di simpang empat Argopuro, Kecamatan Kaliwates. Kadang irama musik Jawa, Madura, Osing, bahkan lagu kebangsaan. Alunan musik itu disajikan oleh para seniman jalanan yang mangkal di sejumlah perempatan. Salah satunya di Argopuro.

Pagi itu, arus kendaraan cukup ramai. Mahmudatus Arisandi, pemilik angklung yang baru tiba, langsung ambil bagian untuk menabuh angklung. Pukulan tangan kanan dan kirinya cukup mantap memecah kebisingan, menjelang waktu siang tersebut. “Jadi, angklung ini dimainkan dengan cara dipukul,” ucapnya.

Pria asal Panti ini mengaku bisa memainkan angklung sekitar setahun lalu. Awalnya, ada satu orang saja yang bisa bermain setelah datang dari luar kota. Nah, dia dan beberapa temannya kemudian belajar bersama di sekitar simpang empat SMPN 2 Jember.

Dari situ, mereka kemudian satu per satu bisa membawakan lagu sendiri-sendiri. Mereka pun terus berlatih hingga kini banyak yang bisa bermain angklung. Bahkan sambil merem. “Kalau hapal, ya, bisa saja merem,” ujar Datus sambil tersenyum.

Lantunan merdu dari angklung ini pun mampu membuat banyak orang seperti terbius akan keindahannya. Tempo dan nada yang pas, seperti ditabuh oleh Datus, membuat bambu itu seakan bernyanyi. Seperti lagu Balonku Ada Lima atau lantunan lagu-lagu lain. “Lagu religi juga bisa,” katanya.

Bermain angklung khusus di jalanan Kota Jember memang belum lama. Karenanya, cukup banyak warga yang sampai saat ini melihat bahkan mengunggahnya ke YouTube. Bagi Datus serta teman-temannya, angklung menjadi salah satu kesenian tradisional yang harus terus dilestarikan. “Semua belajar autodidak, tetapi awalnya kami sudah paham nada,” timpal Ojak, teman Datus.

Selama setahun terakhir, para seniman Angklung Jember itu pun banyak mendapat perhatian warga. Mereka pun kerap tampil di sejumlah acara. Di instansi atau lembaga-lembaga. Kebanyakan menyajikan lagu kebangsaan. Sementara, untuk undangan warga, musik sesuai permintaan. “Hampir setiap hari kami bermain angklung. Dua bulan sekali, kami melakukan bakti sosial. Bisa ke anak yatim atau warga yang kurang mampu.

Jurnalis: Nur Hariri
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Alunan musik merdu banyak didengar siapa saja yang melintas di simpang empat Argopuro, Kecamatan Kaliwates. Kadang irama musik Jawa, Madura, Osing, bahkan lagu kebangsaan. Alunan musik itu disajikan oleh para seniman jalanan yang mangkal di sejumlah perempatan. Salah satunya di Argopuro.

Pagi itu, arus kendaraan cukup ramai. Mahmudatus Arisandi, pemilik angklung yang baru tiba, langsung ambil bagian untuk menabuh angklung. Pukulan tangan kanan dan kirinya cukup mantap memecah kebisingan, menjelang waktu siang tersebut. “Jadi, angklung ini dimainkan dengan cara dipukul,” ucapnya.

Pria asal Panti ini mengaku bisa memainkan angklung sekitar setahun lalu. Awalnya, ada satu orang saja yang bisa bermain setelah datang dari luar kota. Nah, dia dan beberapa temannya kemudian belajar bersama di sekitar simpang empat SMPN 2 Jember.

Dari situ, mereka kemudian satu per satu bisa membawakan lagu sendiri-sendiri. Mereka pun terus berlatih hingga kini banyak yang bisa bermain angklung. Bahkan sambil merem. “Kalau hapal, ya, bisa saja merem,” ujar Datus sambil tersenyum.

Lantunan merdu dari angklung ini pun mampu membuat banyak orang seperti terbius akan keindahannya. Tempo dan nada yang pas, seperti ditabuh oleh Datus, membuat bambu itu seakan bernyanyi. Seperti lagu Balonku Ada Lima atau lantunan lagu-lagu lain. “Lagu religi juga bisa,” katanya.

Bermain angklung khusus di jalanan Kota Jember memang belum lama. Karenanya, cukup banyak warga yang sampai saat ini melihat bahkan mengunggahnya ke YouTube. Bagi Datus serta teman-temannya, angklung menjadi salah satu kesenian tradisional yang harus terus dilestarikan. “Semua belajar autodidak, tetapi awalnya kami sudah paham nada,” timpal Ojak, teman Datus.

Selama setahun terakhir, para seniman Angklung Jember itu pun banyak mendapat perhatian warga. Mereka pun kerap tampil di sejumlah acara. Di instansi atau lembaga-lembaga. Kebanyakan menyajikan lagu kebangsaan. Sementara, untuk undangan warga, musik sesuai permintaan. “Hampir setiap hari kami bermain angklung. Dua bulan sekali, kami melakukan bakti sosial. Bisa ke anak yatim atau warga yang kurang mampu.

Jurnalis: Nur Hariri
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca