23.1 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Pemanfaatan Sampah Plastik Jadi Tas Cantik

Sampah tidak selalu berakhir menjadi sampah yang bau, kurang enak dipandang, hingga jadi persoalan lingkungan. Tapi, tengoklah orang-orang yang dapat memaksimalkan kehadiran sampah plastik. Lewat sampah nonorganik, muncul pundi-pundi uang.

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Aktivitas pemberdayaan perempuan yang peduli terhadap lingkungan mulai bermunculan. Bahkan, dari dapur mereka, perempuan kini mulai berkontribusi mengurangi membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Ada sampah dapur menjadi kompos, ada pula yang mulai memisahkan sampah organik dengan sampah nonorganik, khususnya plastik.

Baca Juga :  Setiap Pasar Bakal Dilengkapi Mesin Pengolah Sampah

Inilah yang dilakukan Yuliana. Dia mulai mengawali hal kecil dengan memisahkan sampah plastik dengan organik, hingga mampu memaksimalkan sampah plastik jadi produk ikonik. Perempuan 43 tahun ini sudah dikenal aktif dalam pemakaian ulang sampah plastik. Di kediamannya yang sederhana tersebut, juga terdapat tas-tas beraneka warna dan bentuk yang terbuat dari plastik. “Sebentar, di dalam masih ada lagi, produk dari sampah plastik,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Mobile_AP_Rectangle 2

Bagi Yuliana, mendaur ulang sampah bukanlah suatu bentuk kegengsian, dirinya melatih diri untuk peka terhadap lingkungan. Sehingga memperoleh perhatian penuh untuk memanfaatkan sampah menjadi hal yang lebih berguna. Apalagi memiliki nilai ekonomis setelah diproses.

Lewat kepeduliannya terhadap lingkungan tersebut, Yuliana kini tengah serius jadi perajin tas dari sampah plastik. “Jadi, hanya iseng-iseng, ternyata membawa berkah,” paparnya.

Menjadi perajin sampah plastik, tentu saja harus berani dan kreatif. “Berani coba terpenting,” katanya. Tak jarang ditemui, tas yang dibuatnya memiliki motif yang tidak jauh beda dengan yang ada di pasaran dan diminati.

Dia mengaku mulai geluti pembuatan aneka barang dari sampah plastik sejak tahun 2014. Dia menjelaskan, tas kreatif yang dirakitnya terbuat dari plastik multiply. Yaitu plastik yang kerap dipakai sebagai bungkus makanan, biskuit, detergen, hingga pewangi pakaian.

Sebab, plastik tersebut ukurannya tebal dan dapat diolah menjadi tas yang bagus dengan penampilan yang menarik. Menurutnya, kesabaran dan keuletan yang membuat kerajinan tangan dari sampah plastik itu maksimal.

Pembuatan yang dilakukan melalui tangannya sendiri tanpa bantuan mesin. Karenanya, wajar jika Yuliana membuat tas dari sampah tak cukup dalam sehari. “Paling lama dua hari,” terangnya.

Hasil kerajinan tangan tas cantik dari sampah plastik akhirnya menjadi tambahan ekonomi baginya. Hasil buah tangannya juga banyak diminati, bahkan juga masih banyak pesanan yang dikerjakannya. Menurutnya, selain bagus dan berpenampilan menarik, tas daur ulang dari plastik yang dibuatnya memiliki ketahanan dan awet. Bahkan, orang yang mengenakan berarti orang yang sayang terhadap lingkungan.

Harga tas plastik karya Yuliana itu bervariasi. Mulai dari Rp 15 ribuan hingga Rp 60 ribuan. Menurutnya, harga sesuai dengan pesanan dan permintaan pelanggan. Kerajinan yang dibuatnya tetap dikembangkan. Hingga saat ini banyak tumpukan sampah berkualitas yang dipersiapkan untuk dirakit menjadi berguna dan bermanfaat. Bahkan, pantauan Jawa Pos Radar Ijen, ada sofa bundar berbahan dasar sampah botol plastik yang diisi dengan sampah plastik. Metode ecobrick, lalu dirakit melalui lem dan diberikan bahan lembut agar lebih nyaman untuk duduk. (c2/dwi)

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Aktivitas pemberdayaan perempuan yang peduli terhadap lingkungan mulai bermunculan. Bahkan, dari dapur mereka, perempuan kini mulai berkontribusi mengurangi membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Ada sampah dapur menjadi kompos, ada pula yang mulai memisahkan sampah organik dengan sampah nonorganik, khususnya plastik.

Baca Juga :  Setiap Pasar Bakal Dilengkapi Mesin Pengolah Sampah

Inilah yang dilakukan Yuliana. Dia mulai mengawali hal kecil dengan memisahkan sampah plastik dengan organik, hingga mampu memaksimalkan sampah plastik jadi produk ikonik. Perempuan 43 tahun ini sudah dikenal aktif dalam pemakaian ulang sampah plastik. Di kediamannya yang sederhana tersebut, juga terdapat tas-tas beraneka warna dan bentuk yang terbuat dari plastik. “Sebentar, di dalam masih ada lagi, produk dari sampah plastik,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Bagi Yuliana, mendaur ulang sampah bukanlah suatu bentuk kegengsian, dirinya melatih diri untuk peka terhadap lingkungan. Sehingga memperoleh perhatian penuh untuk memanfaatkan sampah menjadi hal yang lebih berguna. Apalagi memiliki nilai ekonomis setelah diproses.

Lewat kepeduliannya terhadap lingkungan tersebut, Yuliana kini tengah serius jadi perajin tas dari sampah plastik. “Jadi, hanya iseng-iseng, ternyata membawa berkah,” paparnya.

Menjadi perajin sampah plastik, tentu saja harus berani dan kreatif. “Berani coba terpenting,” katanya. Tak jarang ditemui, tas yang dibuatnya memiliki motif yang tidak jauh beda dengan yang ada di pasaran dan diminati.

Dia mengaku mulai geluti pembuatan aneka barang dari sampah plastik sejak tahun 2014. Dia menjelaskan, tas kreatif yang dirakitnya terbuat dari plastik multiply. Yaitu plastik yang kerap dipakai sebagai bungkus makanan, biskuit, detergen, hingga pewangi pakaian.

Sebab, plastik tersebut ukurannya tebal dan dapat diolah menjadi tas yang bagus dengan penampilan yang menarik. Menurutnya, kesabaran dan keuletan yang membuat kerajinan tangan dari sampah plastik itu maksimal.

Pembuatan yang dilakukan melalui tangannya sendiri tanpa bantuan mesin. Karenanya, wajar jika Yuliana membuat tas dari sampah tak cukup dalam sehari. “Paling lama dua hari,” terangnya.

Hasil kerajinan tangan tas cantik dari sampah plastik akhirnya menjadi tambahan ekonomi baginya. Hasil buah tangannya juga banyak diminati, bahkan juga masih banyak pesanan yang dikerjakannya. Menurutnya, selain bagus dan berpenampilan menarik, tas daur ulang dari plastik yang dibuatnya memiliki ketahanan dan awet. Bahkan, orang yang mengenakan berarti orang yang sayang terhadap lingkungan.

Harga tas plastik karya Yuliana itu bervariasi. Mulai dari Rp 15 ribuan hingga Rp 60 ribuan. Menurutnya, harga sesuai dengan pesanan dan permintaan pelanggan. Kerajinan yang dibuatnya tetap dikembangkan. Hingga saat ini banyak tumpukan sampah berkualitas yang dipersiapkan untuk dirakit menjadi berguna dan bermanfaat. Bahkan, pantauan Jawa Pos Radar Ijen, ada sofa bundar berbahan dasar sampah botol plastik yang diisi dengan sampah plastik. Metode ecobrick, lalu dirakit melalui lem dan diberikan bahan lembut agar lebih nyaman untuk duduk. (c2/dwi)

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Aktivitas pemberdayaan perempuan yang peduli terhadap lingkungan mulai bermunculan. Bahkan, dari dapur mereka, perempuan kini mulai berkontribusi mengurangi membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). Ada sampah dapur menjadi kompos, ada pula yang mulai memisahkan sampah organik dengan sampah nonorganik, khususnya plastik.

Baca Juga :  Setiap Pasar Bakal Dilengkapi Mesin Pengolah Sampah

Inilah yang dilakukan Yuliana. Dia mulai mengawali hal kecil dengan memisahkan sampah plastik dengan organik, hingga mampu memaksimalkan sampah plastik jadi produk ikonik. Perempuan 43 tahun ini sudah dikenal aktif dalam pemakaian ulang sampah plastik. Di kediamannya yang sederhana tersebut, juga terdapat tas-tas beraneka warna dan bentuk yang terbuat dari plastik. “Sebentar, di dalam masih ada lagi, produk dari sampah plastik,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Bagi Yuliana, mendaur ulang sampah bukanlah suatu bentuk kegengsian, dirinya melatih diri untuk peka terhadap lingkungan. Sehingga memperoleh perhatian penuh untuk memanfaatkan sampah menjadi hal yang lebih berguna. Apalagi memiliki nilai ekonomis setelah diproses.

Lewat kepeduliannya terhadap lingkungan tersebut, Yuliana kini tengah serius jadi perajin tas dari sampah plastik. “Jadi, hanya iseng-iseng, ternyata membawa berkah,” paparnya.

Menjadi perajin sampah plastik, tentu saja harus berani dan kreatif. “Berani coba terpenting,” katanya. Tak jarang ditemui, tas yang dibuatnya memiliki motif yang tidak jauh beda dengan yang ada di pasaran dan diminati.

Dia mengaku mulai geluti pembuatan aneka barang dari sampah plastik sejak tahun 2014. Dia menjelaskan, tas kreatif yang dirakitnya terbuat dari plastik multiply. Yaitu plastik yang kerap dipakai sebagai bungkus makanan, biskuit, detergen, hingga pewangi pakaian.

Sebab, plastik tersebut ukurannya tebal dan dapat diolah menjadi tas yang bagus dengan penampilan yang menarik. Menurutnya, kesabaran dan keuletan yang membuat kerajinan tangan dari sampah plastik itu maksimal.

Pembuatan yang dilakukan melalui tangannya sendiri tanpa bantuan mesin. Karenanya, wajar jika Yuliana membuat tas dari sampah tak cukup dalam sehari. “Paling lama dua hari,” terangnya.

Hasil kerajinan tangan tas cantik dari sampah plastik akhirnya menjadi tambahan ekonomi baginya. Hasil buah tangannya juga banyak diminati, bahkan juga masih banyak pesanan yang dikerjakannya. Menurutnya, selain bagus dan berpenampilan menarik, tas daur ulang dari plastik yang dibuatnya memiliki ketahanan dan awet. Bahkan, orang yang mengenakan berarti orang yang sayang terhadap lingkungan.

Harga tas plastik karya Yuliana itu bervariasi. Mulai dari Rp 15 ribuan hingga Rp 60 ribuan. Menurutnya, harga sesuai dengan pesanan dan permintaan pelanggan. Kerajinan yang dibuatnya tetap dikembangkan. Hingga saat ini banyak tumpukan sampah berkualitas yang dipersiapkan untuk dirakit menjadi berguna dan bermanfaat. Bahkan, pantauan Jawa Pos Radar Ijen, ada sofa bundar berbahan dasar sampah botol plastik yang diisi dengan sampah plastik. Metode ecobrick, lalu dirakit melalui lem dan diberikan bahan lembut agar lebih nyaman untuk duduk. (c2/dwi)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca