29.5 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Kuota PPDB SMP Negeri Kota dan Pinggiran Masih Banyak

Bersaing dengan SMP Swasta

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hari kedua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lewat jalur SMP negeri masih banyak yang kekurangan pagu. Baik SMP negeri yang ada di perkotaan maupun di pinggiran. Banyak yang menjadi faktor. Salah satunya ada persaingan antara sekolah negeri dengan swasta.

Baca Juga : Kawanan Maling Beraksi di Sekolah Hingga Menyekap Penjaga Malam

Untuk sekolah negeri di pinggiran, kepala sekolah maupun guru harus mencari murid atau jauh-jauh hari harus berkoordinasi dengan SD negeri yang berdekatan dengan sekolahnya. Mulai dari pendekatan kepada orang tua hingga pemberian seragam secara gratis untuk calon siswa.

Mobile_AP_Rectangle 2

Bahkan ada orang tua yang menghendaki putranya melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Sehingga banyak yang mondok atau melanjutkan ke sekolah swasta atau madrasah tsanawiyah (MTs). Karenanya, sekolah negeri yang ada di pinggiran harus pandai-pandai mencari calon siswanya ke SD terdekat. Sebab, dengan sistem zonasi ini guru harus berkoordinasi dengan pihak SD yang berdekatan dengan sekolahnya.

Beberapa sekolah negeri yang ada di wilayah pinggiran masih banyak yang kekurangan siswa. Dengan alasan selama pandemi kurang lebih dua setengah tahun lebih, banyak siswa negeri yang pindah ke pondok pesantren karena sudah cukup lama tidak sekolah.

Pada PPDB tahun ini pun banyak orang tua mendaftarkan anaknya ke pondok pesantren dan sekolah swasta. Seperti yang disampaikan Surawi, Kepala SMP Negeri 1 Tanggul. Untuk hari kedua pendaftaran PPDB, peserta didik yang mendaftar di lembaganya masih 140 siswa, sementara pagunya 256 siswa. “Jauh hari sebelumnya guru sudah banyak turun ke SD,” kata Surawi.

Apalagi ada sekolah swasta yang berani memberikan iming-iming kambing kepada calon siswanya. Karenanya, banyak siswa yang tergiur dan orang tuanya juga tergiur dengan pemberian tersebut. “Ada lagi sekolah swasta yang berani memberi seragam gratis,” imbuh Surawi.

Sementara itu, menurut Moh Zaeni, Kepala SMPN 1 Ambulu, PPDB di lembaganya juga hampir sama. Kuota belum penuh. Untuk jalur nonzonasi ada 258 siswa, sedangkan jalur zonasi hingga hari kedua 202 calon siswa. Praktis, jumlah calon siswa yang sudah mendaftar hingga hari kedua mencapai 460 calon siswa. “Sementara jumlah pagu zonasi ada 320,” kata mantan kepala SMPN 2 Kencong itu kepada Jawa Pos Radar Jember.

Sementara itu, di SMPN 4 Tanggul sudah kelebihan pagu. Hingga hari kedua, jumlah pendaftaran PPDB ada 210 calon siswa. Sementara jumlah pagunya 160 siswa. “Hari ketiga nanti akan disarankan mendaftar ke sekolah lain, dengan alasan sudah kelebihan pagu dengan jumlah yang banyak,” kata Eko David Sukamto, Kepala SMP Negeri 4 Tanggul.

Untuk PPDB di SMP Negeri 1 Jember jumlah pendaftar melalui jalur zonasi hari pertama ada 111 siswa, lalu pada hari kedua ada 23 siswa, sehingga total yang sudah mendaftar ke panitia PPDB ada 134 siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang sudah mendaftar di SMPN 3 Bangsalsari masih ada 47 siswa. Untuk pagunya 128 siswa, sehingga masih banyak kekurangannya. Hermin Agustin, Kepala SMPN 3 Bangsalsari, menyebut, banyak sekolah swasta dan ada beberapa pondok. “Apalagi selama pandemi sekolah negeri tidak ada pembelajaran dan hanya mengikuti pembelajaran secara daring. Sehingga orang tua banyak yang anaknya dilanjutkan ke pondok setelah lulus dari SD,” katanya.

Sementara itu, Mahroji, Kepala SMPN 2 Ambulu, menyebut, jumlah pendaftar ke SMPN 2 Ambulu ada 189 siswa melalui jalur zonasi. Sementara, jumlah pagu dari pendaftar yang lewat jalur prestasi dan zonasi jumlah harus 320. “Wilayah Ambulu banyak sekolah swasta dan pondok pesantren. Sehingga saat pandemi ini sangat berpengaruh saat PPDB,” kata mantan kepala SMPN 1 Ambulu.

 

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hari kedua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lewat jalur SMP negeri masih banyak yang kekurangan pagu. Baik SMP negeri yang ada di perkotaan maupun di pinggiran. Banyak yang menjadi faktor. Salah satunya ada persaingan antara sekolah negeri dengan swasta.

Baca Juga : Kawanan Maling Beraksi di Sekolah Hingga Menyekap Penjaga Malam

Untuk sekolah negeri di pinggiran, kepala sekolah maupun guru harus mencari murid atau jauh-jauh hari harus berkoordinasi dengan SD negeri yang berdekatan dengan sekolahnya. Mulai dari pendekatan kepada orang tua hingga pemberian seragam secara gratis untuk calon siswa.

Bahkan ada orang tua yang menghendaki putranya melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Sehingga banyak yang mondok atau melanjutkan ke sekolah swasta atau madrasah tsanawiyah (MTs). Karenanya, sekolah negeri yang ada di pinggiran harus pandai-pandai mencari calon siswanya ke SD terdekat. Sebab, dengan sistem zonasi ini guru harus berkoordinasi dengan pihak SD yang berdekatan dengan sekolahnya.

Beberapa sekolah negeri yang ada di wilayah pinggiran masih banyak yang kekurangan siswa. Dengan alasan selama pandemi kurang lebih dua setengah tahun lebih, banyak siswa negeri yang pindah ke pondok pesantren karena sudah cukup lama tidak sekolah.

Pada PPDB tahun ini pun banyak orang tua mendaftarkan anaknya ke pondok pesantren dan sekolah swasta. Seperti yang disampaikan Surawi, Kepala SMP Negeri 1 Tanggul. Untuk hari kedua pendaftaran PPDB, peserta didik yang mendaftar di lembaganya masih 140 siswa, sementara pagunya 256 siswa. “Jauh hari sebelumnya guru sudah banyak turun ke SD,” kata Surawi.

Apalagi ada sekolah swasta yang berani memberikan iming-iming kambing kepada calon siswanya. Karenanya, banyak siswa yang tergiur dan orang tuanya juga tergiur dengan pemberian tersebut. “Ada lagi sekolah swasta yang berani memberi seragam gratis,” imbuh Surawi.

Sementara itu, menurut Moh Zaeni, Kepala SMPN 1 Ambulu, PPDB di lembaganya juga hampir sama. Kuota belum penuh. Untuk jalur nonzonasi ada 258 siswa, sedangkan jalur zonasi hingga hari kedua 202 calon siswa. Praktis, jumlah calon siswa yang sudah mendaftar hingga hari kedua mencapai 460 calon siswa. “Sementara jumlah pagu zonasi ada 320,” kata mantan kepala SMPN 2 Kencong itu kepada Jawa Pos Radar Jember.

Sementara itu, di SMPN 4 Tanggul sudah kelebihan pagu. Hingga hari kedua, jumlah pendaftaran PPDB ada 210 calon siswa. Sementara jumlah pagunya 160 siswa. “Hari ketiga nanti akan disarankan mendaftar ke sekolah lain, dengan alasan sudah kelebihan pagu dengan jumlah yang banyak,” kata Eko David Sukamto, Kepala SMP Negeri 4 Tanggul.

Untuk PPDB di SMP Negeri 1 Jember jumlah pendaftar melalui jalur zonasi hari pertama ada 111 siswa, lalu pada hari kedua ada 23 siswa, sehingga total yang sudah mendaftar ke panitia PPDB ada 134 siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang sudah mendaftar di SMPN 3 Bangsalsari masih ada 47 siswa. Untuk pagunya 128 siswa, sehingga masih banyak kekurangannya. Hermin Agustin, Kepala SMPN 3 Bangsalsari, menyebut, banyak sekolah swasta dan ada beberapa pondok. “Apalagi selama pandemi sekolah negeri tidak ada pembelajaran dan hanya mengikuti pembelajaran secara daring. Sehingga orang tua banyak yang anaknya dilanjutkan ke pondok setelah lulus dari SD,” katanya.

Sementara itu, Mahroji, Kepala SMPN 2 Ambulu, menyebut, jumlah pendaftar ke SMPN 2 Ambulu ada 189 siswa melalui jalur zonasi. Sementara, jumlah pagu dari pendaftar yang lewat jalur prestasi dan zonasi jumlah harus 320. “Wilayah Ambulu banyak sekolah swasta dan pondok pesantren. Sehingga saat pandemi ini sangat berpengaruh saat PPDB,” kata mantan kepala SMPN 1 Ambulu.

 

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Hari kedua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lewat jalur SMP negeri masih banyak yang kekurangan pagu. Baik SMP negeri yang ada di perkotaan maupun di pinggiran. Banyak yang menjadi faktor. Salah satunya ada persaingan antara sekolah negeri dengan swasta.

Baca Juga : Kawanan Maling Beraksi di Sekolah Hingga Menyekap Penjaga Malam

Untuk sekolah negeri di pinggiran, kepala sekolah maupun guru harus mencari murid atau jauh-jauh hari harus berkoordinasi dengan SD negeri yang berdekatan dengan sekolahnya. Mulai dari pendekatan kepada orang tua hingga pemberian seragam secara gratis untuk calon siswa.

Bahkan ada orang tua yang menghendaki putranya melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. Sehingga banyak yang mondok atau melanjutkan ke sekolah swasta atau madrasah tsanawiyah (MTs). Karenanya, sekolah negeri yang ada di pinggiran harus pandai-pandai mencari calon siswanya ke SD terdekat. Sebab, dengan sistem zonasi ini guru harus berkoordinasi dengan pihak SD yang berdekatan dengan sekolahnya.

Beberapa sekolah negeri yang ada di wilayah pinggiran masih banyak yang kekurangan siswa. Dengan alasan selama pandemi kurang lebih dua setengah tahun lebih, banyak siswa negeri yang pindah ke pondok pesantren karena sudah cukup lama tidak sekolah.

Pada PPDB tahun ini pun banyak orang tua mendaftarkan anaknya ke pondok pesantren dan sekolah swasta. Seperti yang disampaikan Surawi, Kepala SMP Negeri 1 Tanggul. Untuk hari kedua pendaftaran PPDB, peserta didik yang mendaftar di lembaganya masih 140 siswa, sementara pagunya 256 siswa. “Jauh hari sebelumnya guru sudah banyak turun ke SD,” kata Surawi.

Apalagi ada sekolah swasta yang berani memberikan iming-iming kambing kepada calon siswanya. Karenanya, banyak siswa yang tergiur dan orang tuanya juga tergiur dengan pemberian tersebut. “Ada lagi sekolah swasta yang berani memberi seragam gratis,” imbuh Surawi.

Sementara itu, menurut Moh Zaeni, Kepala SMPN 1 Ambulu, PPDB di lembaganya juga hampir sama. Kuota belum penuh. Untuk jalur nonzonasi ada 258 siswa, sedangkan jalur zonasi hingga hari kedua 202 calon siswa. Praktis, jumlah calon siswa yang sudah mendaftar hingga hari kedua mencapai 460 calon siswa. “Sementara jumlah pagu zonasi ada 320,” kata mantan kepala SMPN 2 Kencong itu kepada Jawa Pos Radar Jember.

Sementara itu, di SMPN 4 Tanggul sudah kelebihan pagu. Hingga hari kedua, jumlah pendaftaran PPDB ada 210 calon siswa. Sementara jumlah pagunya 160 siswa. “Hari ketiga nanti akan disarankan mendaftar ke sekolah lain, dengan alasan sudah kelebihan pagu dengan jumlah yang banyak,” kata Eko David Sukamto, Kepala SMP Negeri 4 Tanggul.

Untuk PPDB di SMP Negeri 1 Jember jumlah pendaftar melalui jalur zonasi hari pertama ada 111 siswa, lalu pada hari kedua ada 23 siswa, sehingga total yang sudah mendaftar ke panitia PPDB ada 134 siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang sudah mendaftar di SMPN 3 Bangsalsari masih ada 47 siswa. Untuk pagunya 128 siswa, sehingga masih banyak kekurangannya. Hermin Agustin, Kepala SMPN 3 Bangsalsari, menyebut, banyak sekolah swasta dan ada beberapa pondok. “Apalagi selama pandemi sekolah negeri tidak ada pembelajaran dan hanya mengikuti pembelajaran secara daring. Sehingga orang tua banyak yang anaknya dilanjutkan ke pondok setelah lulus dari SD,” katanya.

Sementara itu, Mahroji, Kepala SMPN 2 Ambulu, menyebut, jumlah pendaftar ke SMPN 2 Ambulu ada 189 siswa melalui jalur zonasi. Sementara, jumlah pagu dari pendaftar yang lewat jalur prestasi dan zonasi jumlah harus 320. “Wilayah Ambulu banyak sekolah swasta dan pondok pesantren. Sehingga saat pandemi ini sangat berpengaruh saat PPDB,” kata mantan kepala SMPN 1 Ambulu.

 

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca