Mobile_AP_Rectangle 1
MADIUN RADARJEMBER.ID – Ada pemandangan menarik saat kegiatan operasi pasar (OP) di kantor Desa Sumberejo, Kecamatan Geger, pada Rabu lalu (2/3).
Disela antre membeli komoditas beras medium harga subsidi, tampak sejumlah perempuan bercocok tanam di pekarangan kantor desa setempat.Belakangan diketahui mereka adalah anggota kelompok wanita tani (KWT) desa setempat.
BACA JUGA : UMKM Juga Butuh Dibuatkan Payung Hukum
Mobile_AP_Rectangle 2
‘’Kami memanfaatkan lahan pekarangan kosong untuk budi daya beberapa jenis sayuran,’’ jelas Sulika, salah seorang anggota KWT Desa Sumberejo.Sulika menuturkan, program budi daya sayuran di pekarangan kantor desa itu untuk membantu pemenuhan kebutuhan warga.
Terlebih, akhir-akhir ini harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan. ‘’Yang ditanam ada cabai rawit, kenikir, ketela rambat, bayam, terong, dan kunyit.”papar Sulika.Bukan tanpa sengaja Sulika dan kawan-kawan memilih menanam sayuran.
Menurut dia, sayuran sengaja dipilih lantaran merupakan kebutuhan sehari-hari Apalagi, beberapa jenis komoditas itu harganya mendadak mahal. Terutama jika belum memasuki panen raya.
‘’Bisa lebih menghemat pengeluaran karena tidak perlu beli. Dijual kembali untuk tambahan penghasilan juga bisa.”lanjut perempuan tersebut. Sulika menyebutkan, warga juga didorong memanfaatkan perkarangan masing-masing untuk budi daya sayuran. (*)
Editor:Winardyasto HariKirono
Foto:Dian Rahayu/Jawa Pos Radar Caruban
Sumber Berita:Jawa Pos Radar Madiun
- Advertisement -
MADIUN RADARJEMBER.ID – Ada pemandangan menarik saat kegiatan operasi pasar (OP) di kantor Desa Sumberejo, Kecamatan Geger, pada Rabu lalu (2/3).
Disela antre membeli komoditas beras medium harga subsidi, tampak sejumlah perempuan bercocok tanam di pekarangan kantor desa setempat.Belakangan diketahui mereka adalah anggota kelompok wanita tani (KWT) desa setempat.
BACA JUGA : UMKM Juga Butuh Dibuatkan Payung Hukum
‘’Kami memanfaatkan lahan pekarangan kosong untuk budi daya beberapa jenis sayuran,’’ jelas Sulika, salah seorang anggota KWT Desa Sumberejo.Sulika menuturkan, program budi daya sayuran di pekarangan kantor desa itu untuk membantu pemenuhan kebutuhan warga.
Terlebih, akhir-akhir ini harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan. ‘’Yang ditanam ada cabai rawit, kenikir, ketela rambat, bayam, terong, dan kunyit.”papar Sulika.Bukan tanpa sengaja Sulika dan kawan-kawan memilih menanam sayuran.
Menurut dia, sayuran sengaja dipilih lantaran merupakan kebutuhan sehari-hari Apalagi, beberapa jenis komoditas itu harganya mendadak mahal. Terutama jika belum memasuki panen raya.
‘’Bisa lebih menghemat pengeluaran karena tidak perlu beli. Dijual kembali untuk tambahan penghasilan juga bisa.”lanjut perempuan tersebut. Sulika menyebutkan, warga juga didorong memanfaatkan perkarangan masing-masing untuk budi daya sayuran. (*)
Editor:Winardyasto HariKirono
Foto:Dian Rahayu/Jawa Pos Radar Caruban
Sumber Berita:Jawa Pos Radar Madiun
MADIUN RADARJEMBER.ID – Ada pemandangan menarik saat kegiatan operasi pasar (OP) di kantor Desa Sumberejo, Kecamatan Geger, pada Rabu lalu (2/3).
Disela antre membeli komoditas beras medium harga subsidi, tampak sejumlah perempuan bercocok tanam di pekarangan kantor desa setempat.Belakangan diketahui mereka adalah anggota kelompok wanita tani (KWT) desa setempat.
BACA JUGA : UMKM Juga Butuh Dibuatkan Payung Hukum
‘’Kami memanfaatkan lahan pekarangan kosong untuk budi daya beberapa jenis sayuran,’’ jelas Sulika, salah seorang anggota KWT Desa Sumberejo.Sulika menuturkan, program budi daya sayuran di pekarangan kantor desa itu untuk membantu pemenuhan kebutuhan warga.
Terlebih, akhir-akhir ini harga sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan. ‘’Yang ditanam ada cabai rawit, kenikir, ketela rambat, bayam, terong, dan kunyit.”papar Sulika.Bukan tanpa sengaja Sulika dan kawan-kawan memilih menanam sayuran.
Menurut dia, sayuran sengaja dipilih lantaran merupakan kebutuhan sehari-hari Apalagi, beberapa jenis komoditas itu harganya mendadak mahal. Terutama jika belum memasuki panen raya.
‘’Bisa lebih menghemat pengeluaran karena tidak perlu beli. Dijual kembali untuk tambahan penghasilan juga bisa.”lanjut perempuan tersebut. Sulika menyebutkan, warga juga didorong memanfaatkan perkarangan masing-masing untuk budi daya sayuran. (*)
Editor:Winardyasto HariKirono
Foto:Dian Rahayu/Jawa Pos Radar Caruban
Sumber Berita:Jawa Pos Radar Madiun