23.3 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Sehari Bisa sampai 100 Liter Susu

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Peternak sapi perah mampu mengumpulkan susu sapi 100 hingga 120 liter per hari. Ternak sapi perah tersebut terletak di Jalan Rembangan, Dusun Darungan, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa.

Baca Juga : Kambing di Bondowoso Mati Misterius, Sebagian Tubuhnya Hilang

Menurut Moch Havid, pekerja peternakan sapi perah, usaha ternak sapi perah itu dimulai dari zaman penjajahan Belanda. “Ini sudah dari zaman Belanda,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Selasa, (15/3). Dia menambahkan, peternakan ini mulai dikembangkan pada kisaran tahun 1932.

Mobile_AP_Rectangle 2

Setiap harinya ada sekitar 15 hingga 20 ekor sapi yang diperah oleh para pekerja. Dari jumlah sapi tersebut bisa dikumpulkan 100 hingga 120 liter susu dalam setiap harinya. Pasalnya, setiap harinya, sapi tersebut bisa diperah susunya hingga dua kali dalam sehari. “Sehari dua kali, siang dan malam,” terang warga lain, Imron Rohadi.

Pemerahan susu sapi tersebut tidak dilakukan secara alami. Namun, dilakukan menggunakan  alat khusus pemerah susu sapi (bucket milking). Oleh karena itu, tidak membutuhkan banyak tenaga karyawan. Terhitung ada delapan karyawan sebagai pekerja di sana. Para pemuda yang bekerja di peternakan ini semuanya berasal dari daerah setempat.

Menurut Rohadi, susu yang terkumpul kemudian dikemas dengan ukuran 1 liter. Setiap 1 liternya dijual seharga Rp 11.000. “Harganya Rp 11.000,” katanya. Peminat susu hasil perah cukup banyak dan selama pandemi dipakai menjaga ketahanan tubuh.

 

 

Jurnalis : mg5
Fotografer : mg5
Redaktur : Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Peternak sapi perah mampu mengumpulkan susu sapi 100 hingga 120 liter per hari. Ternak sapi perah tersebut terletak di Jalan Rembangan, Dusun Darungan, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa.

Baca Juga : Kambing di Bondowoso Mati Misterius, Sebagian Tubuhnya Hilang

Menurut Moch Havid, pekerja peternakan sapi perah, usaha ternak sapi perah itu dimulai dari zaman penjajahan Belanda. “Ini sudah dari zaman Belanda,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Selasa, (15/3). Dia menambahkan, peternakan ini mulai dikembangkan pada kisaran tahun 1932.

Setiap harinya ada sekitar 15 hingga 20 ekor sapi yang diperah oleh para pekerja. Dari jumlah sapi tersebut bisa dikumpulkan 100 hingga 120 liter susu dalam setiap harinya. Pasalnya, setiap harinya, sapi tersebut bisa diperah susunya hingga dua kali dalam sehari. “Sehari dua kali, siang dan malam,” terang warga lain, Imron Rohadi.

Pemerahan susu sapi tersebut tidak dilakukan secara alami. Namun, dilakukan menggunakan  alat khusus pemerah susu sapi (bucket milking). Oleh karena itu, tidak membutuhkan banyak tenaga karyawan. Terhitung ada delapan karyawan sebagai pekerja di sana. Para pemuda yang bekerja di peternakan ini semuanya berasal dari daerah setempat.

Menurut Rohadi, susu yang terkumpul kemudian dikemas dengan ukuran 1 liter. Setiap 1 liternya dijual seharga Rp 11.000. “Harganya Rp 11.000,” katanya. Peminat susu hasil perah cukup banyak dan selama pandemi dipakai menjaga ketahanan tubuh.

 

 

Jurnalis : mg5
Fotografer : mg5
Redaktur : Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Peternak sapi perah mampu mengumpulkan susu sapi 100 hingga 120 liter per hari. Ternak sapi perah tersebut terletak di Jalan Rembangan, Dusun Darungan, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa.

Baca Juga : Kambing di Bondowoso Mati Misterius, Sebagian Tubuhnya Hilang

Menurut Moch Havid, pekerja peternakan sapi perah, usaha ternak sapi perah itu dimulai dari zaman penjajahan Belanda. “Ini sudah dari zaman Belanda,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Selasa, (15/3). Dia menambahkan, peternakan ini mulai dikembangkan pada kisaran tahun 1932.

Setiap harinya ada sekitar 15 hingga 20 ekor sapi yang diperah oleh para pekerja. Dari jumlah sapi tersebut bisa dikumpulkan 100 hingga 120 liter susu dalam setiap harinya. Pasalnya, setiap harinya, sapi tersebut bisa diperah susunya hingga dua kali dalam sehari. “Sehari dua kali, siang dan malam,” terang warga lain, Imron Rohadi.

Pemerahan susu sapi tersebut tidak dilakukan secara alami. Namun, dilakukan menggunakan  alat khusus pemerah susu sapi (bucket milking). Oleh karena itu, tidak membutuhkan banyak tenaga karyawan. Terhitung ada delapan karyawan sebagai pekerja di sana. Para pemuda yang bekerja di peternakan ini semuanya berasal dari daerah setempat.

Menurut Rohadi, susu yang terkumpul kemudian dikemas dengan ukuran 1 liter. Setiap 1 liternya dijual seharga Rp 11.000. “Harganya Rp 11.000,” katanya. Peminat susu hasil perah cukup banyak dan selama pandemi dipakai menjaga ketahanan tubuh.

 

 

Jurnalis : mg5
Fotografer : mg5
Redaktur : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca