BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Masyarakat Desa Sempol, Kecamatan Ijen, digegerkan dengan sejumlah hewan ternak mati secara misterius. Kambing milik warga ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi sebagian tubuhnya hilang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Ijen, kejadian matinya hewan peliharaan warga tersebut sudah terjadi kurang lebih sejak satu pekan lalu. Ada 10 ekor kambing milik warga setempat mendadak mati tanpa diketahui penyebabnya dengan kondisi leher terluka.
Tidak berselang lama, beberapa hari kemudian kejadian yang sama kembali terulang. Misteri kambing mati tidak wajar itu juga terjadi di kandang ternak milik warga lainnya. Dari seluruh kambing dalam satu kandang tersebut, tidak semua hewan ternak meninggal. Masih ada beberapa kambing yang hidup, meskipun mengalami luka yang cukup parah di bagian kaki dan alat reproduksi. Bahkan ada yang tinggal tulang kakinya hingga lepas kakinya, sehingga kesulitan untuk berjalan.
Melihat kondisi tersebut, pemilik kambing hanya memberikan pertolongan berupa pemberian obat seadanya. Dengan harapan, kambingnya masih dapat bertahan hidup seperti biasa. Warga Desa Sempol belum tahun penyebab keanehan yang menimpa hewan ternaknya.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmavet) Dinas Peternakan dan Perikanan Bondowoso drh Cendy Herdiawan menuturkan, setelah mengetahui tentang informasi tersebut, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan serta pengobatan pada sejumlah kambing yang mengalami luka di tubuhnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan edukasi kepada para peternak untuk menjaga keamanan kandang mereka masing-masing. Agar tidak mudah dimasuki hewan pemangsa. “Berdasarkan luka pada puluhan hewan itu, diperkirakan akibat dimangsa oleh hewan sejenis anjing hutan maupun harimau,” katanya.
Selain itu, drh Cendy juga menambahkan, kejadian yang sama juga terjadi pada tahun sebelumnya. Lokasi kejadian, menurutnya, berada paling dekat dengan wilayah hutan. Sehingga memudahkan hewan liar untuk masuk dan menyerang kambing yang sedang berada di kandang. “Kami akan antisipasi bagaimana sistem perkandangan yang baik. Sehingga tidak terjadi kasus gigitan kembali,” tegasnya ketika dikonfirmasi Jawa Pos Radar Ijen, kemarin (8/3).
Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat setempat untuk melakukan ronda malam secara bergantian dalam beberapa waktu mendatang. Sebab, menurutnya, pada bulan biasanya menjadi waktu bagi hewan liar untuk berburu. “Sama seperti sebelumnya, kami menyarankan kepada warga untuk melakukan ronda dan pengamanan untuk kandang-kandang di sana,” pungkasnya.
Jurnalis : Ilham Wahyudi
Fotografer : Istimewa
Redaktur :