LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Daya tarik Lumajang memang tidak hanya berasal dari alamnya. Di sisi lain, keanekaragaman hayati yang melimpah patut dijaga bersama agar tetap lestari. Salah satunya satwa liar yang hidup di kawasan hutan Lumajang.
Belakangan, perburuan satwa liar dilindungi di Lumajang mulai marak kembali. Ini menegaskan kesadaran menjaga satwa belum dimiliki masyarakat. Satwa-satwa tersebut diburu, dipelihara tanpa izin, bahkan dijual.
Ketua Komunitas Pemuda Peduli Lingkungan Candipuro (PPLC) Tongki menyayangkan sikap masyarakat yang tak acuh terhadap kelestarian alam. Khususnya ekosistem satwa liar di Lumajang. “Yang jelas, saat ini di Lumajang sudah menjamur para pemburu. Satwa yang dilindungi pun banyak yang diburu. Kami sangat prihatin dengan semua ini,” kata Tongki.
Sementara itu, Kepolisian Resort (Polres) Lumajang berhasil mengungkap pemeliharaan satwa dilindungi tanpa izin di Desa Mlawang, Kecamatan Klakah, Rabu lalu (17/11). “Kami menerima laporan dari masyarakat. Ada warga yang menyimpan beberapa hewan yang dicurigai satwa liar dan langka. Kami ke TKP dan menemukan tujuh burung rangkong julang emas, tiga musang bintorung dewasa, seekor burung tiong emas atau beo dewasa,” kata Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno.
AKBP Eka menjelaskan, untuk memastikan satwa tersebut dilindungi dan langka, pihaknya menggandeng Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Probolinggo. Hasilnya, sebelas ekor hewan tersebut merupakan satwa dilindungi dan langka. Namun, saat penggerebekan, pihaknya tidak menemukan pemilik rumah.
“Di rumah tersebut, kami tidak mendapati seseorang yang diduga tersangka atas inisial TN. Kami masih melakukan pengejaran. Dan kami telah menetapkannya sebagai DPO,” jelasnya.
Pihaknya menduga satwa liar tersebut sudah dipelihara sekitar satu tahun. Namun, pihaknya belum bisa memastikan satwa tersebut dibeli saat masih anak atau lainnya. Sebab, pihaknya masih melakukan pengejaran. Selain itu, pihaknya juga mencurigai satwa tersebut akan diniagakan. “Sepertinya begitu,” pungkasnya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan