27.8 C
Jember
Monday, 27 March 2023

Separuh Puasa Adalah Kesabaran

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ramadan adalah bulan pendidikan bagi umat Islam untuk menahan pancaindra dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Untuk itu, semua orang dianjurkan untuk bisa bersabar dalam menjalani puasa.

Baca Juga :  Puasa Jangan Abaikan Kebersihan Gigi dan Mulut

Kiai Athor Hatta, Ketua Yayasan Pendidikan Pesantren (YPP) Baitul Mu’minin, menuturkan, separuh puasa adalah kesabaran. Artinya, orang yang menjalankan ibadah puasa bukan hanya menahan lapar dan haus. Tetapi, juga menghindarkan mata dari penglihatan yang buruk, menjaga telinga dari suara yang tidak baik, menjaga otak dari berpikir kotor, serta tubuh tidak berbuat jelek.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Separuh puasa adalah kesabaran. Hal ini pernah disampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa suksesnya puasa ditandai dengan kesabaran,” jelasnya saat ditemui di Pesantren Baitul Mu’minin di Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari.

Dikatakan, apabila umat Islam menjalankan puasa dengan iman, maka mereka mampu menjalani puasa dengan maksimal. “Percayalah, jika kita yakin dengan keimanan terhadap Allah SWT, puasa bukanlah sesuatu yang sulit,” kata Kiai Athor kepada Jawa Pos Radar Jember.

Bahkan, setelah Ramadan nanti akan menjadi orang-orang yang penyabar dalam menghadapi kenyataan, jika tidak sebaliknya. Hal ini berkesinambungan dengan polemik masyarakat akhir-akhir ini. “Itulah mengapa banyak orang tidak bisa menerima kenyataan yang telah Allah SWT berikan. Karena mereka tidak sabar,” imbuhnya.

“Sekarang semua seolah berprotes kepada kenyataan, padahal yang memberikan tersebut adalah Allah SWT. Akhirnya kita malah suuzon kepada-Nya,” ujarnya. Hal itu disampaikan tanpa menafikan perbuatan yang mencegah kezaliman. Umat Islam tetap harus berupaya membasmi kezaliman tanpa berburuk sangka terhadap Tuhan karena tidak bisa menerima kenyataan.

Berkaitan dengan itu, dengan kenyataan yang datang, langkah terbaik menyikapinya adalah sabar. Harus percaya bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. “Dan untuk meraih itu semua, bulan Ramadan adalah pintu gerbangnya,” pungkasnya.

 

Jurnalis : mg4
Fotografer : mg4
Redaktur : Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ramadan adalah bulan pendidikan bagi umat Islam untuk menahan pancaindra dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Untuk itu, semua orang dianjurkan untuk bisa bersabar dalam menjalani puasa.

Baca Juga :  Puasa Jangan Abaikan Kebersihan Gigi dan Mulut

Kiai Athor Hatta, Ketua Yayasan Pendidikan Pesantren (YPP) Baitul Mu’minin, menuturkan, separuh puasa adalah kesabaran. Artinya, orang yang menjalankan ibadah puasa bukan hanya menahan lapar dan haus. Tetapi, juga menghindarkan mata dari penglihatan yang buruk, menjaga telinga dari suara yang tidak baik, menjaga otak dari berpikir kotor, serta tubuh tidak berbuat jelek.

“Separuh puasa adalah kesabaran. Hal ini pernah disampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa suksesnya puasa ditandai dengan kesabaran,” jelasnya saat ditemui di Pesantren Baitul Mu’minin di Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari.

Dikatakan, apabila umat Islam menjalankan puasa dengan iman, maka mereka mampu menjalani puasa dengan maksimal. “Percayalah, jika kita yakin dengan keimanan terhadap Allah SWT, puasa bukanlah sesuatu yang sulit,” kata Kiai Athor kepada Jawa Pos Radar Jember.

Bahkan, setelah Ramadan nanti akan menjadi orang-orang yang penyabar dalam menghadapi kenyataan, jika tidak sebaliknya. Hal ini berkesinambungan dengan polemik masyarakat akhir-akhir ini. “Itulah mengapa banyak orang tidak bisa menerima kenyataan yang telah Allah SWT berikan. Karena mereka tidak sabar,” imbuhnya.

“Sekarang semua seolah berprotes kepada kenyataan, padahal yang memberikan tersebut adalah Allah SWT. Akhirnya kita malah suuzon kepada-Nya,” ujarnya. Hal itu disampaikan tanpa menafikan perbuatan yang mencegah kezaliman. Umat Islam tetap harus berupaya membasmi kezaliman tanpa berburuk sangka terhadap Tuhan karena tidak bisa menerima kenyataan.

Berkaitan dengan itu, dengan kenyataan yang datang, langkah terbaik menyikapinya adalah sabar. Harus percaya bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. “Dan untuk meraih itu semua, bulan Ramadan adalah pintu gerbangnya,” pungkasnya.

 

Jurnalis : mg4
Fotografer : mg4
Redaktur : Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ramadan adalah bulan pendidikan bagi umat Islam untuk menahan pancaindra dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Untuk itu, semua orang dianjurkan untuk bisa bersabar dalam menjalani puasa.

Baca Juga :  Puasa Jangan Abaikan Kebersihan Gigi dan Mulut

Kiai Athor Hatta, Ketua Yayasan Pendidikan Pesantren (YPP) Baitul Mu’minin, menuturkan, separuh puasa adalah kesabaran. Artinya, orang yang menjalankan ibadah puasa bukan hanya menahan lapar dan haus. Tetapi, juga menghindarkan mata dari penglihatan yang buruk, menjaga telinga dari suara yang tidak baik, menjaga otak dari berpikir kotor, serta tubuh tidak berbuat jelek.

“Separuh puasa adalah kesabaran. Hal ini pernah disampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, bahwa suksesnya puasa ditandai dengan kesabaran,” jelasnya saat ditemui di Pesantren Baitul Mu’minin di Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari.

Dikatakan, apabila umat Islam menjalankan puasa dengan iman, maka mereka mampu menjalani puasa dengan maksimal. “Percayalah, jika kita yakin dengan keimanan terhadap Allah SWT, puasa bukanlah sesuatu yang sulit,” kata Kiai Athor kepada Jawa Pos Radar Jember.

Bahkan, setelah Ramadan nanti akan menjadi orang-orang yang penyabar dalam menghadapi kenyataan, jika tidak sebaliknya. Hal ini berkesinambungan dengan polemik masyarakat akhir-akhir ini. “Itulah mengapa banyak orang tidak bisa menerima kenyataan yang telah Allah SWT berikan. Karena mereka tidak sabar,” imbuhnya.

“Sekarang semua seolah berprotes kepada kenyataan, padahal yang memberikan tersebut adalah Allah SWT. Akhirnya kita malah suuzon kepada-Nya,” ujarnya. Hal itu disampaikan tanpa menafikan perbuatan yang mencegah kezaliman. Umat Islam tetap harus berupaya membasmi kezaliman tanpa berburuk sangka terhadap Tuhan karena tidak bisa menerima kenyataan.

Berkaitan dengan itu, dengan kenyataan yang datang, langkah terbaik menyikapinya adalah sabar. Harus percaya bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan. “Dan untuk meraih itu semua, bulan Ramadan adalah pintu gerbangnya,” pungkasnya.

 

Jurnalis : mg4
Fotografer : mg4
Redaktur : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca