30.2 C
Jember
Sunday, 4 June 2023

Dishub Jember bersama Mediagram Jember Bahas Kelalaian Pengendara

Jumlah Pengendara Meningkat, Kepatuhan Stagnan Edukasi Lalu Lintas Perlu Dimasifkan

Mobile_AP_Rectangle 1

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Kasus kecelakaan lalu lintas dengan dampak korban jiwa masih sering terjadi. Salah satu penyebabnya adalah kelalaian pengendara. Hal ini terjadi lantaran peningkatan angka pengguna jalan tidak berbanding lurus dengan kesadaran serta kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jember Siswanto mengungkapkan, selama pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), intensitas masyarakat untuk berkendara makin tinggi. Hal ini mengakibatkan jumlah kecelakaan lalu lintas juga meningkat. Sementara, selama PPKM, hampir setiap daerah mematikan penerangan jalan umum (PJU). Inilah yang mengakibatkan rendahnya jumlah kecelakaan yang terjadi, karena pengguna jalan berkurang.

“Datanya satlantas (Satuan Lalu Lintas Polres Jember, Red), Oktober hingga sekarang jumlah kecelakaan meningkat,” kata Siswato dalam sosialisasi keselamatan pengguna lalu lintas di Kantor Dishub Jember, kemarin (12/11).

Mobile_AP_Rectangle 2

Secara global, jumlah kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun di Jember mengalami kenaikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, kecelakaan lalu lintas pada 2018 mencapai 213 kasus. Lalu naik di tahun 2019, berjumlah 254 kasus. “Saya yakin data-data ini tidak real time. Karena banyak kecelakaan yang terjadi tidak dilaporkan. Namun, berujung damai antarkeluarga,” tambahnya.

Pendataan yang dilakukan oleh kedinasan dirasa belum menyeluruh. Hal ini juga disebabkan minimnya pelaporan dari masyarakat. Misalnya, jika dibandingkan dengan data yang diperbarui dari grup Facebook, intensitas kecelakaan yang terjadi sangat tingi. Lalu, jika direkapitulasi jumlahnya lebih tinggi dibanding data kepolisian atau kedinasan. “Karena masyarakat masih minim melapor. Tapi secara umum, kecelakaan itu bisa disebabkan human error, lingkungan, atau masalah lain. Banyak faktor lainnya,” imbuh Siswanto.

Apalagi jika dibandingkan dengan intensitas kecelakaan yang terjadi di perdesaan. Kesadaran melapor di desa malah lebih sedikit dibandingkan dengan masyarakat kota. Dan hingga saat ini masih belum ada analisis keselamatan berkendara di perdesaan. “Hanya penanganan saja yang ada. Kalau analisis terkait itu masih belum ada. Kami juga belum melakukan itu,” ungkapnya.

Untuk menanggulangi adanya kecelakaan lalu lintas yang lebih masif, ke depan pihaknya akan menggelar edukasi berlalu lintas yang menyasar semua pengguna jalan. Selain itu, memproyeksikan adanya analisis keselamatan berkendara. (ani/c2/rus)

- Advertisement -

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Kasus kecelakaan lalu lintas dengan dampak korban jiwa masih sering terjadi. Salah satu penyebabnya adalah kelalaian pengendara. Hal ini terjadi lantaran peningkatan angka pengguna jalan tidak berbanding lurus dengan kesadaran serta kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jember Siswanto mengungkapkan, selama pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), intensitas masyarakat untuk berkendara makin tinggi. Hal ini mengakibatkan jumlah kecelakaan lalu lintas juga meningkat. Sementara, selama PPKM, hampir setiap daerah mematikan penerangan jalan umum (PJU). Inilah yang mengakibatkan rendahnya jumlah kecelakaan yang terjadi, karena pengguna jalan berkurang.

“Datanya satlantas (Satuan Lalu Lintas Polres Jember, Red), Oktober hingga sekarang jumlah kecelakaan meningkat,” kata Siswato dalam sosialisasi keselamatan pengguna lalu lintas di Kantor Dishub Jember, kemarin (12/11).

Secara global, jumlah kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun di Jember mengalami kenaikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, kecelakaan lalu lintas pada 2018 mencapai 213 kasus. Lalu naik di tahun 2019, berjumlah 254 kasus. “Saya yakin data-data ini tidak real time. Karena banyak kecelakaan yang terjadi tidak dilaporkan. Namun, berujung damai antarkeluarga,” tambahnya.

Pendataan yang dilakukan oleh kedinasan dirasa belum menyeluruh. Hal ini juga disebabkan minimnya pelaporan dari masyarakat. Misalnya, jika dibandingkan dengan data yang diperbarui dari grup Facebook, intensitas kecelakaan yang terjadi sangat tingi. Lalu, jika direkapitulasi jumlahnya lebih tinggi dibanding data kepolisian atau kedinasan. “Karena masyarakat masih minim melapor. Tapi secara umum, kecelakaan itu bisa disebabkan human error, lingkungan, atau masalah lain. Banyak faktor lainnya,” imbuh Siswanto.

Apalagi jika dibandingkan dengan intensitas kecelakaan yang terjadi di perdesaan. Kesadaran melapor di desa malah lebih sedikit dibandingkan dengan masyarakat kota. Dan hingga saat ini masih belum ada analisis keselamatan berkendara di perdesaan. “Hanya penanganan saja yang ada. Kalau analisis terkait itu masih belum ada. Kami juga belum melakukan itu,” ungkapnya.

Untuk menanggulangi adanya kecelakaan lalu lintas yang lebih masif, ke depan pihaknya akan menggelar edukasi berlalu lintas yang menyasar semua pengguna jalan. Selain itu, memproyeksikan adanya analisis keselamatan berkendara. (ani/c2/rus)

KEPATIHAN, RADARJEMBER.ID – Kasus kecelakaan lalu lintas dengan dampak korban jiwa masih sering terjadi. Salah satu penyebabnya adalah kelalaian pengendara. Hal ini terjadi lantaran peningkatan angka pengguna jalan tidak berbanding lurus dengan kesadaran serta kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jember Siswanto mengungkapkan, selama pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), intensitas masyarakat untuk berkendara makin tinggi. Hal ini mengakibatkan jumlah kecelakaan lalu lintas juga meningkat. Sementara, selama PPKM, hampir setiap daerah mematikan penerangan jalan umum (PJU). Inilah yang mengakibatkan rendahnya jumlah kecelakaan yang terjadi, karena pengguna jalan berkurang.

“Datanya satlantas (Satuan Lalu Lintas Polres Jember, Red), Oktober hingga sekarang jumlah kecelakaan meningkat,” kata Siswato dalam sosialisasi keselamatan pengguna lalu lintas di Kantor Dishub Jember, kemarin (12/11).

Secara global, jumlah kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun di Jember mengalami kenaikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, kecelakaan lalu lintas pada 2018 mencapai 213 kasus. Lalu naik di tahun 2019, berjumlah 254 kasus. “Saya yakin data-data ini tidak real time. Karena banyak kecelakaan yang terjadi tidak dilaporkan. Namun, berujung damai antarkeluarga,” tambahnya.

Pendataan yang dilakukan oleh kedinasan dirasa belum menyeluruh. Hal ini juga disebabkan minimnya pelaporan dari masyarakat. Misalnya, jika dibandingkan dengan data yang diperbarui dari grup Facebook, intensitas kecelakaan yang terjadi sangat tingi. Lalu, jika direkapitulasi jumlahnya lebih tinggi dibanding data kepolisian atau kedinasan. “Karena masyarakat masih minim melapor. Tapi secara umum, kecelakaan itu bisa disebabkan human error, lingkungan, atau masalah lain. Banyak faktor lainnya,” imbuh Siswanto.

Apalagi jika dibandingkan dengan intensitas kecelakaan yang terjadi di perdesaan. Kesadaran melapor di desa malah lebih sedikit dibandingkan dengan masyarakat kota. Dan hingga saat ini masih belum ada analisis keselamatan berkendara di perdesaan. “Hanya penanganan saja yang ada. Kalau analisis terkait itu masih belum ada. Kami juga belum melakukan itu,” ungkapnya.

Untuk menanggulangi adanya kecelakaan lalu lintas yang lebih masif, ke depan pihaknya akan menggelar edukasi berlalu lintas yang menyasar semua pengguna jalan. Selain itu, memproyeksikan adanya analisis keselamatan berkendara. (ani/c2/rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca