Toko kerajinan kuningan berjejer di jalan raya Desa Cindogo, Kecamatan Tapen. Deretan toko yang memajang segala macam ukiran berbahan kuningan itu berada di sepanjang pinggir jalan. Mereka menjual mulai dari paidon, kinangan, guci, asbak, aneka bentuk binatang, vas bunga, alat musik tradisional, hingga kerajinan kuningan berbentuk selongsong peluru.
Masa pandemi berdampak pada semua sektor dan kawasan. Salah satunya di kawasan Ranu Klakah, Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah. Salah satu kawasan strategis ini sempat digadang-gadang bisa memproduksi ikan tawar terbaik dengan didukung pariwisata air yang menarik. Namun, kini kondisinya vakum diterpa pandemi.
Pandemi korona memang sempat melemahkan banyak sektor. Salah satunya sektor ekonomi kreatif. Seperti halnya batik lumajangan. Para pembatik tidak hanya terancam pendapatan menurun, namun juga terancam gulung tikar. Alhasil, tidak sedikit mereka memilih nyambi profesi lainnya.
Dampak pandemi Covid-19 berimbas besar pada pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tak terkecuali pelaku UMKM di Bondowoso. Salah satunya perajin batik. Efek pandemi hingga kini masih dirasakan benar oleh pengusaha batik, yakni Andriyanto, pemilik sanggar Ijen Batik.
Sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II B Bondowoso, kemarin, tengah sibuk bergelut dengan plastik dan kertas berwarna coklat. Dalam ruangan giat kerja, mereka sibuk mengemas plastik dan kertas itu agar terlihat rapi.
Rencana Pemkab Bondowoso menghidupkan kembali Bondowoso Republik Kopi (BRK) juga disambut baik oleh DPRD setempat. Bahkan, tidak hanya itu, mereka menyarankan pembinaan kepada para pelaku usaha yang bergerak di bidang kopi untuk segera diberikan kembali.
SELAIN usaha makanan, bisnis furniture juga tengah naik daun. Banyak anak-anak muda yang membidik usaha ini. Salah satunya adalah Neily Kharisatul Umami. Nelly mulai berwirausaha di bidang furnitur sejak 2020 lalu. Kendati masih terbilang baru, namun usahanya terus meningkat.
Walau sekadar disajikan sebagai pelengkap hidangan atau camilan, kerupuk petulo dan rengginang ternyata mampu bertahan hingga kini. Bahkan di Dusun Krajan, Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo, produk rumahan tersebut telah diproduksi secara turun-temurun oleh warga selama tiga puluh tahun.
Menyambut Hari Batik Nasional dan menetapkan motif ciri khas kebanggaan, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Kabupaten Jember menggelar lomba desain motif batik Jember dan fashion model batik. Pendaftarannya yang dibuka mulai Minggu (19/9) kemarin mendapat respons positif dari para pembatik.
Rupanya batik Jember sempat memikat Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, saat berkunjung ke Jember, Sabtu (18/9) akhir pekan kemarin. Meski hanya mampir sejenak, Sandiaga yang kerap disapa Mas Menteri ini mendapat seserahan berupa kain batik dari salah satu pembatik di Jember, Jadiek Wulandari. Batik yang diberikan yakni batik motif Pasadeng yang merupakan motif batik unggulan di Jember. Warna dasarnya hitam, dengan gambar pohon tembakau berwarna hijau muda, dilengkapi dengan bunga berwarna merah.