Pemimpin ritual maut Kelompok Tunggal Jati Nusantara, Nur Hasan, mulai menjalani pemeriksaan oleh kepolisian, siang kemarin (15/2). Hal itu setelah Hasan mendapat perawatan intensif di RSD dr Soebandi, Kecamatan Patrang.
Mencuatnya nama sekte Tunggal Jati Nusantara di belakang ritual maut yang menewaskan 11 orang, menjadi perhatian khusus serta pelajaran penting bagi semua pihak. Termasuk para pejabat utama di Jember dan Jawa Timur. Pasalnya, keberadaan kelompok tersebut tidak terendus alias tidak diketahui oleh pemerintah.
Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang dipimpin Nur Hasan jelas-jelas berlatarbelakang membawa syariat Islam. Dalam praktik pengobatan maupun kegiatan yang dilakukan di rumahnya juga banyak wiridan dan bacaan Alquran. Kendati begitu, tidak ada dalil pembenar jika hal itu dilakukan di lokasi yang justru mengancam keselamatan jiwa. Yaitu dengan melakukan ritual di laut.
Rintik hujan membasahi sekitar lingkungan RT 03 RW 003 Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Senin (14/2) petang. Di sana tampak sebuah rumah sederhana bertembok merah muda yang terlihat sepi. Ada dua sandal bekas terpakai dan sejumlah tanaman bunga yang terawat menghiasi pelataran rumah tersebut. Rumah inilah milik Nur Hasan, pemimpin kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Sehari pasca terjadinya ritual maut dari kelompok Tunggal Jati Nusantara yang merenggut 11 korban jiwa, aparat langsung memasang garis polisi di lokasi, Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Hal ini agar pengunjung tidak ada lagi yang masuk ke lokasi.
Anggota Tunggal Jati Nusantara begitu yakin dengan ritual yang dijalaninya. Entah apa yang menjadi doktrin sang pemimpin, Nur Hasan, kepada para anggotanya. Yang jelas, anggota kelompok ini selalu mengikuti ajakan sang imam. Bahkan, ada yang sampai jarang pulang dan mengabaikan keluarganya.
Petaka yang terjadi di Pantai Payangan kemarin, ada korban yang berjibaku menyelamatkan dirinya dan membantu korban lainnya. Berkat aksi heroiknya itu, tiga orang terselamatkan dengan bantuan tangan, dan satu orang dengan bantuan kakinya.
Petaka yang menewaskan 11 orang dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara asal Kecamatan Sukorambi kemarin, terus menjadi perhatian dan atensi sejumlah pihak. Bupati Jember Hendy Siswanto juga turun langsung ke lokasi, puskesmas, hingga ke sejumlah rumah keluarga korban.
Rupanya, jemaah Tunggal Jati Nusantara, kelompok pimpinan Nur Hasan yang melakukan ritual berujung maut di Pantai Payangan, tidak hanya warga biasa. Ada juga anggota kepolisian yang tergabung di dalamnya.
Tragedi ritual maut di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, menyisakan pertanyaan yang hingga kini belum terjawab utuh. Karena sejauh ini, polisi masih mendalami apa sebenarnya yang dilakukan oleh para pengikut kelompok Tunggal Jati Nusantara tersebut.