Problem kelangkaan minyak goreng ternyata cukup kompleks. Tak hanya karena berkurangnya pasokan dari distributor ke toko atau pasar tradisional, melainkan juga lantaran aksi borong dari konsumen. Bahkan, sampai ada konsumen yang berganti kostum dan menghapus tinta di jari sebagai tanda telah membeli.
Hingga saat ini, kelangkaan minyak goreng masih saja terjadi. Masyarakat masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan pokok tersebut di pasaran. Bahkan, ada yang sampai mengunggah unek-uneknya itu ke media sosial.
Pemerintah keteteran mengatasi kelangkaan minyak goreng di pasaran. Bahkan, setelah kebijakan penyeragaman harga minyak goreng Rp 14 ribu per 1 liter pada Januari lalu, salah satu kebutuhan pokok rumah tangga ini justru menghilang. Publik pun panik. Lemahnya pengawasan dari pemerintah menambah carut marutnya distribusi minyak goreng tersebut.