Lahar dingin yang datang diperkirakan bertahan selama hujan terus mengguyur. Hal tersebut tentu menghantui warga dan para penambang. Meski demikian, tidak sedikit yang senang karena adanya banjir adalah suatu berkah. Namun, di sisi lain, kewaspadaan harus terus ditingkatkan karena ditakutkan adanya penambang yang nekat.
Setelah lahar panas, hujan yang mengguyur deras di kawasan Gunung Semeru menyebabkan petaka lain. Tumpukan material vulkanis yang mengendap diseret air hingga menyebabkan lahar dingin. Mulai dari Curah Kobokan sampai Jembatan Perak, lahar dingin terlihat begitu besar.
Sekalipun sisa debu vulkanis masih mengendap di aliran Sungai Besuk Curah Kobokan, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, tetap bertahan. Mereka mengungsi hanya ketika menjelang malam. Itu pun tidak semuanya.
Seluruh warga di sekitar aliran Sungai Besuk Curah Kobokan memilih bertahan meskipun ancaman lahar susulan menyelimuti. Mereka seakan yakin letusan Gunung Semeru tak sampai rumahnya. Padahal lahar panas sepanjang 11 kilometer kemarin mengaliri sekitar 7 menit.
Sejumlah hewan ternak milik warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, ditemukan mati. Penyebabnya tak lain karena terdampak abu vulkanis. Belum diketahui jumlah pastinya, namun data sementara tercatat masih 11 ternak. Dimungkinkan bertambah karena hingga petang kemarin masih dilakukan pendataan.
Erupsi Gunung Semeru yang memunculkan lahar panas di aliran Sungai Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, memang perlu diantisipasi. Namun, abu vulkanis juga perlu diantisipasi. Sebab, sejak kemarin hujan abu makin mengguyur.
Erupsi Gunung Semeru pada Selasa (1/12) membuat pemerintah setempat melakukan langkah cepat. Evakuasi untuk mengantisipasi jatuhnya korban langsung dilakukan. Aktivitas vulkanik yang terjadi berlangsung selama 3 jam tersebut cukup mengagetkan. Sebab, sebelumnya tidak ada tanda-tanda akan adanya erupsi dan lahar panas.
Suasana awal Desember ini dirasakan begitu mencekam bagi warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo. Dini hari kemarin, Gunung Semeru meletus. Guguran lava dan material panas meluncur hingga mencapai belasan kilometer.
Peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Semeru membuat aktivitas pendakian dihentikan. Hal itu terlihat dari keluarnya lava pijar dari mulut kawah Jonggring Salaka. Sampai sekarang status dari gunung tersebut berada di level waspada. Para relawan sudah ditempatkan di beberapa titik untuk mewaspadai peningkatan aktivitas tersebut.