Fenomena sekolah rusak bahkan hingga ambruk di Jember sudah seperti kisah lama yang terus-terusan terulang kembali. Banyaknya sekolah rusak yang ada juga tidak diimbangi dengan langkah cepat perbaikan.
Anggaran yang digelontorkan Pemkab Jember untuk sektor pendidikan tahun ini melebihi skema anggaran nasional. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2023 yang telah disahkan bersama bupati
Porsi anggaran pendidikan dari APBD Jember cukup besar. Ibarat buah semangka yang dibelah empat, seperempatnya untuk pendidikan. Namun, pagu perbaikan sekolah hanya belasan miliar rupiah, karena sebesar Rp 800 miliar lebih habis untuk gaji pegawai berikut operasionalnya.
Perencanaan pembangunan atau perbaikan gedung SDN dan SMPN di Jember untuk tahun 2023 telah rampung dilakukan. Pemkab dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember telah melakukan pemilihan sekolah yang akan menjadi sasaran.
United Nations Children's Fund (Unicef) Indonesia membeberkan jumlah anak yang tidak sekolah di Indonesia mencapai 4,1 juta anak. Sementara, di Jember ada 40 ribu anak yang tidak sekolah berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2020.
Sejumlah siswa di Bondowoso, khususnya di tingkat SD hingga SMP, banyak yang terdaftar sebagai penerima Program Indonesia Pintar (PIP). Sayangnya, masih ada 2.598 pelajar penerima PIP yang belum melakukan aktivasi rekening.
Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan administrator, pengawas, kepala sekolah, dan fungsional tertentu di lingkungan Pemkab Jember di gelar langsung oleh Bupati Jember.
Karena terkendala tidak punya buku pelajaran, salah seorang pelajar Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD di Tambak Deres Bulak, Kelurahan Bulak, Kota Surabaya Fathul Arifin tidak mau sekolah.