Peralihan kekuasaan dua tahun silam berbarengan dengan masifnya kasus pandemi korona. Pegawai kantor tidak boleh masuk seratus persen, rapat dibatasi, dan karir aparatur sipil negara tersendat, karena tatanan yang kurang tepat.
Bupati Jember Hendy Siswanto telah menjabarkan bagaimana organisasi perangkat daerah (OPD) harus menjiwai bagiannya masing-masing. Sebab, OPD menjadi motor penggerak persoalan yang ada di tengah masyarakat.
Meski serapan APBD Jember tahun 2022 secara keseluruhan telah menyentuh prosentase 87 persen, namun sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Jember, beberapa diantaranya menunjukkan performa yang kurang menggembirakan.
Pelantikan dan pengukuhan pejabat di lingkungan teras Pemkab Lumajang beberapa hari lalu sedikit menyisakan polemik. Selain pelaksanaannya bertepatan dengan penanganan erupsi Gunung Semeru, rotasi pejabat yang niatnya untuk penyegaran organisasi malah menurunkan pejabat setara kepala OPD menjadi kepala bidang (kabid).
Memasuki akhir tahun 2022, banyak persiapan yang harus dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD). Salah satunya untuk memenuhi target serapan anggaran.
SEMENTARA itu, di balik pelantikan delapan pejabat eselon II, kemarin, masih ada sedikitnya tiga posisi kepala/direktur di beberapa organisasi perangkat daerah (OPD).
Ketua Tim Panitia Seleksi (Pansel) Open Bidding 2021 Prof Yuli Witono mengatakan, seluruh tahapan lelang jabatan pada 13 OPD di Jember sudah selesai dilakukan. "Awal Desember sudah selesai. Sabtu 4 Desember juga sudah diumumkan. Senin sudah kami laporkan ke bupati," katanya.