Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah mendorong berbagai kebijakan untuk mampu menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem di 212 wilayah
SEBANYAK lima kabupaten di Jawa Timur dijadikan pilot project program nasional percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem tahun ini, yakni Bangkalan, Sumenep, Probolinggo, Bojonegoro, dan Lamongan. Pemerintah pusat pun memasang target penurunan angka kemiskinan ekstrem secara nasional menjadi nol persen pada akhir tahun 2024 dengan menggelontorkan anggaran mencapai Rp 442,24 triliun sepanjang tahun 2021.
Jumlah orang miskin di Jember terus meningkat. Selama periode Maret 2020 hingga Maret 2021, jumlah penduduk miskin di daerah penghasil tembakau ini bertambah sebanyak 9.100 jiwa. Sebelumnya, pada Maret 2020 terdapat 247.990 jiwa penduduk miskin dan menjadi 257.090 jiwa pada Maret 2021.
Bahkan, pada beberapa kesempatan termasuk kemarin, Hendy menyampaikan bahwa Jember merupakan kepingan kecil surga lantaran memiliki berbagai keindahan alam, banyak penduduk, ribuan masjid, dan pesantren. “Luar biasa dan lengkap Jember ini. Terlebih Jember juga kota santri dengan ribuan masjid dan pesantren. Mau diapakan ini semua bergantung pada kita semua,” kata Hendy.
Bantuan rutin dari pemerintah pusat, sejak April hingga pertengahan Juli 2021 ini, tak kunjung cair. Penyebabnya big data berupa Data Terpadu Keluarga Sejahtera (DTKS) masih dalam masa perbaikan. Ada temuan data warga miskin dalam DTKS itu yang invalid. Hal itu bukan saja terjadi di Jember, melainkan di seluruh Indonesia.
Data kemiskinan di Kabupaten Bondowoso menunjukan peningkatan yang luar biasa pada tahun 2020. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Edelwis Murti Jasmani mengatakan perlunya melakukan pemilahan data terkait kemiskinan. Apa saja yang menyebabkan kemiskinan. Sehingga solusi atau program yang dikeluarkan akan tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Tanggap dan Peduli Masyarakat Miskin (Tape Manis) selama ini menjadi program unggulan. Hal itu disampaikan Kepala Bappeda Farida. Program gerakan Tape Manis merupakan program unggulan pemkab. Selain mengaver warga miskin yang belum terdata, sasaran Tape Manis adalah one data. “Bagaimana Tape Manis mengintervensi semua program dan sasaran menjadi fondasi agar bisa melakukan kegiatannya. Mengupayakan data yang tercecer menjadi kesatuan,” ujar Farida, Kepala Bappeda Bondowoso.
Kemiskinan di Kota Tape masih jadi masalah klasik. Mengentaskan problem kemiskinan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih, masih banyak penduduk Bondowoso, apalagi di pelosok desa, yang masih kategori warga miskin.
Angka kemiskinan di Lumajang tahun ini bukannya menurun. Melainkan bertambah. Bukan hanya Lumajang, dalam skala Jawa Timur juga mengalami hal serupa. Dalam setahun, jumlah warga miskin meningkat menjadi 363 ribu penduduk.
elalu ada dua wajah berbeda dari pembangunan kota. Di balik gedung nan megah, juga ada warga yang hidup di perkampungan kumuh dan kolong-kolong jembatan. Kelompok ini seperti terasing dari laju pembangunan yang kian bising. Bagaimana mereka menjalani kehidupannya? Dan apakah sudah terkaver program pemberdayaan?