Penyakit HIV/AIDS kerap disebut penyakit yang menjijikkan. Stigma negatif juga kerap diterima oleh penderitanya. Berangkat dari gentingnya edukasi terkait HIV, M. Nur Khamid beserta beberapa rekannya bertekad untuk mendampinginya.
Menyoal penyakit menular seperti HIV tentu diperlukan regulasi yang jelas dan relevan saat diterapkan di lapangan. Di Bondowoso ada regulasi yang mengatur, yaitu Perda Penanggulangan TBC dan HIV/AIDS.
Seorang penderita HIV AIDS dan penyakit komplikasi penyerta asal Desa Tulung, Kecamatan Kawedanan, Magetan, ditemukan gantung diri di rumahnya, Jumat (25/11) pukul 06.15.
Secara global, keberhasilan penanggulangan HIV saat ini menunjukkan hasil yang menggembirakan. Melalui pendekatan fast track 90-90-90. Yakni mendeteksi orang yang terinfeksi pada 90 persen orang yang diperkirakan terinfeksi
Kasus HIV/AIDS ada sejak lama. Sampai sekarang, di dunia medis belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. Para pengidapnya yang sudah sakit-sakitan harus mengonsumsi obat secara rutin. Jika sampai putus, maka akan berakibat fatal bagi penderitanya, karena penyakit bisa menjadi ganas.
Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat tertular HIV/AIDS. Baik dari perilaku seksual yang menyimpang, penggunaan jarum suntik dan obat-obatan, hingga penggunaan benda tajam lainnya yang tertular virus HIV.
Dua tahun terakhir, Covid-19 menjadi fokus utama pengendalian penyakit di tengah masyarakat. Akibatnya sejumlah penyakit berbahaya lainnya menjadi kurang diperhatikan. Seperti halnya HIV/AIDS. Sebab, setelah dilakukan testing kembali, jumlahnya cukup mencengangkan.
Diam-diam menghanyutkan, seperti itulah kasus HIV. Sebab, banyak ibu hamil (bumil) di Kecamatan Ledokombo mengikuti pengobatan antiretroviral (ARV). Artinya, banyak bumil di Ledokombo terinfeksi HIV.
Kasus HIV/AIDS pada anak mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, pengidap HIV anak di Kabupaten Jember naik turun.