Komando Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Bondowoso segera beralih. Dalam waktu dekat, PGRI Bondowoso menggelar konferensi kabupaten (konkab). Rencananya, konkab digelar minggu ketiga November 2020.
Tak kurang dari 60 perwakilan guru SD dan SMP mendapat pelatihan dan simulasi teknis Ujian Berbasis Komputer Daring (UBKD). Mereka adalah guru yang bakal menjadi unsur perangkat komputer di UBKD, yang simulasinya akan dilaksanakan pada November mendatang.
Aktivitas sekolah di tengah pandemi kali ini mulai mendapat sorotan. Tak tanggung-tanggung, langsung oleh Kemendikbud RI, melalui perwakilan mahasiswa pada sejumlah perguruan tinggi. Mereka diutus untuk mengurus problem sekolah daring dengan program Kampus Mengajar Perintis (KMP).
Pagi itu, SDN Kaliwining 01 masih seperti hari-hari biasanya. Tak ada aktivitas apa pun selain sejumlah tukang yang tengah memasang wastafel dan tandon air. Pintu ruang-ruang kelas juga masih tertutup, karena belum ada kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
Baru-baru, ini presiden telah meneken Perpres Nomor 98 Tahun 2020 tentang Gaji dan Tunjangan PPPK. Sayangnya, kabar baik ini tak total disambut girang guru honorer. Pasalnya, para honorer masih belum mendapat kepastian waktu kontrak kerja. “Kami ini kan statusnya masih ngambang. Bukan PNS,” kata salah satu guru honorer, Umi Masruroh.
Penyebaran Covid-19 di Bondowoso kian mengkhawatirkan. Makin lama makin tak terkendali. Terbaru, ada dua SMK Negeri terpaksa di-lockdown Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Jawa Timur Wilayah Bondowoso-Situbondo. Keduanya adalah SMKN Sumberwingin dan SMKN 2 Bondowoso.
Belasan orang berpakaian lengkap mengenakan alat pelindung diri (APD) terlihat sibuk. Sepertinya mereka kewalahan, harus melayani puluhan orang yang datang silih berganti untuk mendapatkan jatah rapid test di Auditorium IAIN Jember, kemarin.
Aktivitas belajar mengajar secara daring masih menjadi sejumlah problem di beberapa lembaga pendidikan. Mulai yang dari keterbatasan sarana hingga sumber daya manusia (SDM). Karenanya, sejumlah lembaga terkait mulai ambil peran untuk mengurai problem tersebut.
Dengan memakai masker hitam, Titik Mujiati duduk sendirian di ruang kelas SDN Karangrejo 4, kemarin (13/7). Pandangan guru kelas 5 itu berada di meja, kadang pulang menatap pintu masuk kelas. “Ada yang ditunggu, ya menunggu murid-murid,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Jember.
Menjelang tahun ajaran baru 2020-2021, para siswa sepertinya harus lebih betah menikmati belajar dari rumah. Sebab, belajar mereka kembali ditambah. Sebelumnya, sekolah dijadwalkan masuk pada lusa atau Senin 13 Juli mendatang. Namun, pemerintah Kabupaten Jember kembali mengeluarkan surat edaran yang ditandatangani langsung Bupati Jember Faida, Jumat malam (10/7) kemarin, mengenai penambahan masa belajar siswa dari rumah.