Batik merupakan salah satu warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Saat ini, di Jember, sudah mulai banyak pembatik yang memiliki karya luar biasa. Menjadi pembatik tidaklah mudah.
Kawasan kaki Gunung Gumitir telah dikenal dengan potensi alamnya yang cukup menjanjikan untuk dikelola. Tak hanya lahannya yang subur, namun roda perekonomian masyarakat juga bergeliat dengan adanya wisata.
Puluhan pelajar dari jenjang SMP dan SMK berlenggak-lenggok di atas karpet merah di Pendopo Tumenggung Bahurekso. Mereka mencoba memamerkan batik khas Kendal dalam gelaran fashion batik kontemporer.
Jatuh bangun sudah biasa dalam dunia bisnis. Kadang dipuji, kadang juga dihina. Nah, di Jember ada pembatik asal Mayang yang pernah dihina saat menawarkan selembar kain batik di sebuah instansi pemerintah. Meski begitu, nyalinya tak ciut dan bangkit hingga produksinya menasional.
Tanpa dipatenkan, kebaya adalah pakaian perempuan asli Indonesia. Warisan budaya peninggalan nenek moyang menjadi perlu dilestarikan dan digaungkan untuk tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Ada suasana berbeda di Galeri Raso Kota Batu, jika selama ini galeri ini digunakan untuk pameran karya seni lukis, malah dipenuhi karya batik. Berbagai kain batik motif hewan banteng terpajang rapi di galeri tersebut.
Setiap kali hendak membuat batik, Endang selalu merenungkan terlebih dahulu melalui karya tulisan dalam blognya itu. Semuanya ia tulis menggunakan bahasa Inggris. "Saya berupaya memperkenalkan dengan mengulas tentang batik untuk skala internasional,"