30.5 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Sehat Cukup Keliling Satu Jam

Mobile_AP_Rectangle 1

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pola hidup sehat setiap orang tentu berbeda-beda. Setidaknya, disesuaikan dengan hobi dan kesenangannya. Hal ini menegaskan bahwa sehat tak perlu mahal. Namun, yang tidak kalah penting harus dilakukan secara terus menerus atau konsisten. Seperti yang dilakukan oleh pemuda asal Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, Sinca Ari Pangestu. Baginya, tiada hari tanpa bersepeda.

Puasa Tetap Bisa Santai dengan Bersepeda

Meskipun telah dikenal kuno, bersepeda bukan berarti tidak ada peminat. Bahkan, Sebagian orang telah menjadikannya sebagai bagian dari kebiasaannya setiap hari. Begitu yang dilakukan oleh Sinca Ari Pangestu setiap pagi. Ketentuannya, setiap hari menghabiskan waktu satu jam untuk keliling Kota Bondowoso. Selama tidak ada kendala yang begitu menghambat, dia pantang meninggalkan kebiasaan tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Iya awalnya agak sulit untuk membangun kebiasaan itu, misal aku ya, meskipun pecinta sepeda, tapi kadang males mau bersepeda. Sama jadi perlu upaya untuk membiasakan,” katanya ke Jawa Pos Radar Ijen di Alun-alun Bondowoso.

Dia menyebut setidaknya ditentukan waktu untuk bersepeda. Hal ini bisa ditentukan melalui perkiraan waktu kosong yang dimiliki setiap harinya. Mayoritas paling efektif saat pagi hari, sebelum jam kerja. Antara pukul 05.00-06.00 pagi. “Paling efektif memang di pagi hari, selain tidak kepanasan, jam jam itu masih sedikit aktifitas kerja, itu yang saya lakukan setiap hari,” terangnya.

Dia juga menjelaskan bahwa durasi bersepeda setiap harinya juga ditentukan. Tidak lama, hanya satu jam waktu yang digunakan setiap pagi. Sementara, tempat favorit yang paling disukai oleh dirinya tetap di Alun-alun Bondowoso. “Kalau saya lebih memilih di Alun-alun, karena kalau masih pagi, tidak ada polusi. Sebenarnya, untuk tempat tidak terlalu berpengaruh ya, yang penting tidak banyak polusi,” jelasnya usai memarkir sepedanya di pinggir jalan.

Tentu kebiasaan ini tidak dapat dibandingkan dengan pesepeda professional. Sebab, Sinca Ari Pangestu hanya menjadikannya sebagai media untuk hidup sehat. Oleh karena itu, semua orang pun bisa meniru kebiasaan tersebut. “Ini bisa ditiru oleh siapapun ya, tidak perlu alat alat pesepeda seperti professional, ini lebih kepada kemauan untuk hidup sehat seseorang,” pungkasnya. (mun/nur)

- Advertisement -

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pola hidup sehat setiap orang tentu berbeda-beda. Setidaknya, disesuaikan dengan hobi dan kesenangannya. Hal ini menegaskan bahwa sehat tak perlu mahal. Namun, yang tidak kalah penting harus dilakukan secara terus menerus atau konsisten. Seperti yang dilakukan oleh pemuda asal Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, Sinca Ari Pangestu. Baginya, tiada hari tanpa bersepeda.

Puasa Tetap Bisa Santai dengan Bersepeda

Meskipun telah dikenal kuno, bersepeda bukan berarti tidak ada peminat. Bahkan, Sebagian orang telah menjadikannya sebagai bagian dari kebiasaannya setiap hari. Begitu yang dilakukan oleh Sinca Ari Pangestu setiap pagi. Ketentuannya, setiap hari menghabiskan waktu satu jam untuk keliling Kota Bondowoso. Selama tidak ada kendala yang begitu menghambat, dia pantang meninggalkan kebiasaan tersebut.

“Iya awalnya agak sulit untuk membangun kebiasaan itu, misal aku ya, meskipun pecinta sepeda, tapi kadang males mau bersepeda. Sama jadi perlu upaya untuk membiasakan,” katanya ke Jawa Pos Radar Ijen di Alun-alun Bondowoso.

Dia menyebut setidaknya ditentukan waktu untuk bersepeda. Hal ini bisa ditentukan melalui perkiraan waktu kosong yang dimiliki setiap harinya. Mayoritas paling efektif saat pagi hari, sebelum jam kerja. Antara pukul 05.00-06.00 pagi. “Paling efektif memang di pagi hari, selain tidak kepanasan, jam jam itu masih sedikit aktifitas kerja, itu yang saya lakukan setiap hari,” terangnya.

Dia juga menjelaskan bahwa durasi bersepeda setiap harinya juga ditentukan. Tidak lama, hanya satu jam waktu yang digunakan setiap pagi. Sementara, tempat favorit yang paling disukai oleh dirinya tetap di Alun-alun Bondowoso. “Kalau saya lebih memilih di Alun-alun, karena kalau masih pagi, tidak ada polusi. Sebenarnya, untuk tempat tidak terlalu berpengaruh ya, yang penting tidak banyak polusi,” jelasnya usai memarkir sepedanya di pinggir jalan.

Tentu kebiasaan ini tidak dapat dibandingkan dengan pesepeda professional. Sebab, Sinca Ari Pangestu hanya menjadikannya sebagai media untuk hidup sehat. Oleh karena itu, semua orang pun bisa meniru kebiasaan tersebut. “Ini bisa ditiru oleh siapapun ya, tidak perlu alat alat pesepeda seperti professional, ini lebih kepada kemauan untuk hidup sehat seseorang,” pungkasnya. (mun/nur)

BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Pola hidup sehat setiap orang tentu berbeda-beda. Setidaknya, disesuaikan dengan hobi dan kesenangannya. Hal ini menegaskan bahwa sehat tak perlu mahal. Namun, yang tidak kalah penting harus dilakukan secara terus menerus atau konsisten. Seperti yang dilakukan oleh pemuda asal Desa Kembang, Kecamatan Bondowoso, Sinca Ari Pangestu. Baginya, tiada hari tanpa bersepeda.

Puasa Tetap Bisa Santai dengan Bersepeda

Meskipun telah dikenal kuno, bersepeda bukan berarti tidak ada peminat. Bahkan, Sebagian orang telah menjadikannya sebagai bagian dari kebiasaannya setiap hari. Begitu yang dilakukan oleh Sinca Ari Pangestu setiap pagi. Ketentuannya, setiap hari menghabiskan waktu satu jam untuk keliling Kota Bondowoso. Selama tidak ada kendala yang begitu menghambat, dia pantang meninggalkan kebiasaan tersebut.

“Iya awalnya agak sulit untuk membangun kebiasaan itu, misal aku ya, meskipun pecinta sepeda, tapi kadang males mau bersepeda. Sama jadi perlu upaya untuk membiasakan,” katanya ke Jawa Pos Radar Ijen di Alun-alun Bondowoso.

Dia menyebut setidaknya ditentukan waktu untuk bersepeda. Hal ini bisa ditentukan melalui perkiraan waktu kosong yang dimiliki setiap harinya. Mayoritas paling efektif saat pagi hari, sebelum jam kerja. Antara pukul 05.00-06.00 pagi. “Paling efektif memang di pagi hari, selain tidak kepanasan, jam jam itu masih sedikit aktifitas kerja, itu yang saya lakukan setiap hari,” terangnya.

Dia juga menjelaskan bahwa durasi bersepeda setiap harinya juga ditentukan. Tidak lama, hanya satu jam waktu yang digunakan setiap pagi. Sementara, tempat favorit yang paling disukai oleh dirinya tetap di Alun-alun Bondowoso. “Kalau saya lebih memilih di Alun-alun, karena kalau masih pagi, tidak ada polusi. Sebenarnya, untuk tempat tidak terlalu berpengaruh ya, yang penting tidak banyak polusi,” jelasnya usai memarkir sepedanya di pinggir jalan.

Tentu kebiasaan ini tidak dapat dibandingkan dengan pesepeda professional. Sebab, Sinca Ari Pangestu hanya menjadikannya sebagai media untuk hidup sehat. Oleh karena itu, semua orang pun bisa meniru kebiasaan tersebut. “Ini bisa ditiru oleh siapapun ya, tidak perlu alat alat pesepeda seperti professional, ini lebih kepada kemauan untuk hidup sehat seseorang,” pungkasnya. (mun/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca