21.5 C
Jember
Saturday, 10 June 2023

Pemanasan Dapat Kurangi Risiko Cedera sebelum Olahraga

Mobile_AP_Rectangle 1

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Sebelum melakukan olahraga, tahapan pemanasan (warming up) tidak boleh dilewatkan. Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andi Kurniawan di Jakarta, Minggu.

“Salah satu kebiasaan buruk saat berolahraga adalah melewatkan pemanasan dan kemudian diikuti dengan melakukan stretching atau peregangan,” kata dokter yang terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) tersebut.

Pemanasan, jelas Andi, sangat penting karena dapat mengurangi risiko cedera yang dapat terjadi saat berolahraga nantinya. Selain itu, Andi mengatakan, pemanasan juga berperan untuk menyiapkan kondisi tubuh sebelum memulai aktivitas fisik.

Mobile_AP_Rectangle 2

Warming up ditujukan menyiapkan tubuh sebelum berolahraga serta menaikkan suhu tubuh. Setelah melakukan pemanasan 5 hingga 10 menit, dapat diikuti dengan peregangan, baru kemudian olahraga,” ujarnya.

Andi menjelaskan pendinginan (cooling down) juga tak kalah penting untuk dilakukan setelah berolahraga. Dia melanjutkan, pendinginan penting untuk menurunkan denyut jantung dan suhu tubuh setelah beraktivitas fisik.

Andi juga mengingatkan masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Menurut dia, olahraga bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan jasmani, namun juga kesehatan rohani.

Dia tak menampik bahwa pandemi selama lebih dari dua tahun membuat orang kian enggan untuk beraktivitas di luar ruangan dan membatasi mobilitas. Hal tersebut juga berdampak pada tubuh yang menjadi kaku karena jarang digerakkan.

“Dua tahun terakhir ini telah mengubah kehidupan kita semua. Dua tahun yang kurang aktivitas fisik, dan kita yang dipaksa untuk berada di rumah. Banyak yang aktivitasnya turun dan berpengaruh kepada tubuh,” katanya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan, tak sedikit pula yang salah memulai olahraga dan cuma sekadar ikut tren seperti lari, bersepeda, dan lainnya.

“Saran saya, mulailah dari olahraga ringan dulu atau bergaya hidup aktif. Kurangi duduk misalnya. Itu salah satu hal simpel. Approximately, di Jakarta, opportunity kita duduk itu bisa sampai 15 jam. Mulai dari pergi ke kantor, kerja di kantor, makan siang, perjalanan pulang, dan lainnya. Sehingga, gaya hidup aktif adalah permulaan yang baik,” katanya. (*)

Foto : Pexels

Sumber Berita : Antara

- Advertisement -

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Sebelum melakukan olahraga, tahapan pemanasan (warming up) tidak boleh dilewatkan. Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andi Kurniawan di Jakarta, Minggu.

“Salah satu kebiasaan buruk saat berolahraga adalah melewatkan pemanasan dan kemudian diikuti dengan melakukan stretching atau peregangan,” kata dokter yang terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) tersebut.

Pemanasan, jelas Andi, sangat penting karena dapat mengurangi risiko cedera yang dapat terjadi saat berolahraga nantinya. Selain itu, Andi mengatakan, pemanasan juga berperan untuk menyiapkan kondisi tubuh sebelum memulai aktivitas fisik.

Warming up ditujukan menyiapkan tubuh sebelum berolahraga serta menaikkan suhu tubuh. Setelah melakukan pemanasan 5 hingga 10 menit, dapat diikuti dengan peregangan, baru kemudian olahraga,” ujarnya.

Andi menjelaskan pendinginan (cooling down) juga tak kalah penting untuk dilakukan setelah berolahraga. Dia melanjutkan, pendinginan penting untuk menurunkan denyut jantung dan suhu tubuh setelah beraktivitas fisik.

Andi juga mengingatkan masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Menurut dia, olahraga bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan jasmani, namun juga kesehatan rohani.

Dia tak menampik bahwa pandemi selama lebih dari dua tahun membuat orang kian enggan untuk beraktivitas di luar ruangan dan membatasi mobilitas. Hal tersebut juga berdampak pada tubuh yang menjadi kaku karena jarang digerakkan.

“Dua tahun terakhir ini telah mengubah kehidupan kita semua. Dua tahun yang kurang aktivitas fisik, dan kita yang dipaksa untuk berada di rumah. Banyak yang aktivitasnya turun dan berpengaruh kepada tubuh,” katanya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan, tak sedikit pula yang salah memulai olahraga dan cuma sekadar ikut tren seperti lari, bersepeda, dan lainnya.

“Saran saya, mulailah dari olahraga ringan dulu atau bergaya hidup aktif. Kurangi duduk misalnya. Itu salah satu hal simpel. Approximately, di Jakarta, opportunity kita duduk itu bisa sampai 15 jam. Mulai dari pergi ke kantor, kerja di kantor, makan siang, perjalanan pulang, dan lainnya. Sehingga, gaya hidup aktif adalah permulaan yang baik,” katanya. (*)

Foto : Pexels

Sumber Berita : Antara

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Sebelum melakukan olahraga, tahapan pemanasan (warming up) tidak boleh dilewatkan. Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andi Kurniawan di Jakarta, Minggu.

“Salah satu kebiasaan buruk saat berolahraga adalah melewatkan pemanasan dan kemudian diikuti dengan melakukan stretching atau peregangan,” kata dokter yang terhimpun dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) tersebut.

Pemanasan, jelas Andi, sangat penting karena dapat mengurangi risiko cedera yang dapat terjadi saat berolahraga nantinya. Selain itu, Andi mengatakan, pemanasan juga berperan untuk menyiapkan kondisi tubuh sebelum memulai aktivitas fisik.

Warming up ditujukan menyiapkan tubuh sebelum berolahraga serta menaikkan suhu tubuh. Setelah melakukan pemanasan 5 hingga 10 menit, dapat diikuti dengan peregangan, baru kemudian olahraga,” ujarnya.

Andi menjelaskan pendinginan (cooling down) juga tak kalah penting untuk dilakukan setelah berolahraga. Dia melanjutkan, pendinginan penting untuk menurunkan denyut jantung dan suhu tubuh setelah beraktivitas fisik.

Andi juga mengingatkan masyarakat untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Menurut dia, olahraga bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan jasmani, namun juga kesehatan rohani.

Dia tak menampik bahwa pandemi selama lebih dari dua tahun membuat orang kian enggan untuk beraktivitas di luar ruangan dan membatasi mobilitas. Hal tersebut juga berdampak pada tubuh yang menjadi kaku karena jarang digerakkan.

“Dua tahun terakhir ini telah mengubah kehidupan kita semua. Dua tahun yang kurang aktivitas fisik, dan kita yang dipaksa untuk berada di rumah. Banyak yang aktivitasnya turun dan berpengaruh kepada tubuh,” katanya.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan, tak sedikit pula yang salah memulai olahraga dan cuma sekadar ikut tren seperti lari, bersepeda, dan lainnya.

“Saran saya, mulailah dari olahraga ringan dulu atau bergaya hidup aktif. Kurangi duduk misalnya. Itu salah satu hal simpel. Approximately, di Jakarta, opportunity kita duduk itu bisa sampai 15 jam. Mulai dari pergi ke kantor, kerja di kantor, makan siang, perjalanan pulang, dan lainnya. Sehingga, gaya hidup aktif adalah permulaan yang baik,” katanya. (*)

Foto : Pexels

Sumber Berita : Antara

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca