23.5 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Kisah Shiddiq Bahiri, Pemain Timnas Sepak Bola Amputasi Asli Jember

Pemain Timnas Sepak Bola Amputasi Indonesia yang berangkat ke ajang Sepak Bola Amputasi Piala Dunia

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tim nasional sepak bola amputasi Indonesia sukses mengharumkan tanah air. Itu setelah memastikan satu tiket untuk tampil di Piala Dunia Amputasi tahun ini. Hasil tersebut mengantarkan timnas sepak bola amputasi Indonesia melaju ke putaran final Amputee Football World Cup 2022 yang akan berlangsung di Turki pada Oktober mendatang.

Baca Juga : Hore! Lebaran Bisa Mudik, Syaratnya Harus Vaksin Saja

Dari kesuksesan tersebut, ada cerita menarik dari salah seorang penggawa timnas amputasi Indonesia, yakni Muhammad Shiddiq Bahiri. Memiliki satu kaki saja tak lantas membuatnya kehilangan semangat bermain sepak bola.

Mobile_AP_Rectangle 2

Setelah timnas amputasi Indonesia memastikan tiket menuju Turki dan kepastian lolos itu diperoleh setelah menduduki posisi runner-up, karena kalah 0-2 dari Jepang, Senin (14/3), sosok Shiddiq menjadi sorotan, khususnya di kalangan warga Jember. Setelah kita mengenal nama Bayu Gatra yang sudah menjadi penggawa di timnas sepak bola Indonesia, kini muncul Shiddiq yang menjadi sorotan publik. Sebab, berhasil mengantarkan timnas amputasi Indonesia melaju ke putaran piala dunia di Turki nanti.

Shiddiq merupakan seorang santri dan tercatat sebagai mahasiswa di Kampus Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyah (Inaifas), Kecamatan Kencong, Jember. Sebelum masuk skuad tim Persaid Jember, pria berambut gondrong tersebut dulunya bukan siapa-siapa.
Shiddiq, panggilan akrabnya, merupakan pria asal Desa Kasiyan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Dia mulai bermain sepak bola sejak kanak-kanak. Bermain bersama anak-anak normal tak lantas membuatnya kecil hati.

Bermula dari bermain di depan rumah tetangga seperti permainan anak pada umumnya, hingga berlatih d isalah satu klub yang bermarkas di lapangan Darungan, Kecamatan Puger. Dia pun berpindah lapangan di Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi.

Sekitar tahun 2019 dia masuk Persaid Jember. Bersama squad Persaid, dia menjadi penggawa penting dalam tim bola amputasi Jember. Pria ini juga pernah menjadi top scorer dalam turnamen yang digelar Persaid. “Pada ajang Troveo, yang diikuti oleh tiga tim, kebetulan saya menjadi top scorer dengan sembilan goal,” kata Shiddiq.

Sekitar 25 Januari, Jember mengadakan event nasional liga satu amputasi yang bertempat di lapangan Mini Soccer United. Selain mengantarkan Persaid juara, Shiddiq juga menyabet gelar pemain terbaik. “Saat turnamen tersebut, saya terpilih menjadi pemain terbaik. Kebetulan ada pihak timnas yang datang, sekaligus seleksi pemain,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Pria yang berposisi penyerang tersebut mengaku bagaikan impian menjadi kenyataan. Pasalnya, turut membela timnas sepak bola amputasi Indonesia bisa terwujud. Melalui Persaid yang didirikan Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember, dia bisa unjuk kebolehan untuk sepak bola amputasi di Jember hingga lolos seleksi ke timnas amputasi Indonesia.

Selama bermain, Shiddiq mengaku dirinya harus berjuang keras. Tantangan terbesar yaitu jatuh di hamparan lapangan hijau. Dia pun selama bermain kerap jatuh dan itu terjadi berkali-kali. Namun, segala usaha itu seakan terbayar karena menjadi keajaiban untuk berlaga di kancah dunia. Dia segera berangkat ke Turki untuk mewakili timnas Indonesia. “Saya sangat bersyukur dan bangga bisa mewakili Jember serta bisa membawa harum nama tanah air Indonesia di kancah internasional,” kata Shiddiq.

Performa Shiddiq sangat apik. Saat melawan timnas Malaysia pada 13 Maret dan Bangladesh pada 12 Maret 2022, dia turut menyumbangkan gol untuk menambah kemenangan Indonesia. “Mohon maaf belum bisa memenangkan pertandingan melawan Jepang, sehingga hanya berada di runner-up. Tapi, alhamdulillah sudah positif lolos ke Piala Dunia Turki, Oktober mendatang,” tutup Shiddiq.

 

 

Jurnalis: mg1
Fotografer: Istimewa
Editor: Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tim nasional sepak bola amputasi Indonesia sukses mengharumkan tanah air. Itu setelah memastikan satu tiket untuk tampil di Piala Dunia Amputasi tahun ini. Hasil tersebut mengantarkan timnas sepak bola amputasi Indonesia melaju ke putaran final Amputee Football World Cup 2022 yang akan berlangsung di Turki pada Oktober mendatang.

Baca Juga : Hore! Lebaran Bisa Mudik, Syaratnya Harus Vaksin Saja

Dari kesuksesan tersebut, ada cerita menarik dari salah seorang penggawa timnas amputasi Indonesia, yakni Muhammad Shiddiq Bahiri. Memiliki satu kaki saja tak lantas membuatnya kehilangan semangat bermain sepak bola.

Setelah timnas amputasi Indonesia memastikan tiket menuju Turki dan kepastian lolos itu diperoleh setelah menduduki posisi runner-up, karena kalah 0-2 dari Jepang, Senin (14/3), sosok Shiddiq menjadi sorotan, khususnya di kalangan warga Jember. Setelah kita mengenal nama Bayu Gatra yang sudah menjadi penggawa di timnas sepak bola Indonesia, kini muncul Shiddiq yang menjadi sorotan publik. Sebab, berhasil mengantarkan timnas amputasi Indonesia melaju ke putaran piala dunia di Turki nanti.

Shiddiq merupakan seorang santri dan tercatat sebagai mahasiswa di Kampus Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyah (Inaifas), Kecamatan Kencong, Jember. Sebelum masuk skuad tim Persaid Jember, pria berambut gondrong tersebut dulunya bukan siapa-siapa.
Shiddiq, panggilan akrabnya, merupakan pria asal Desa Kasiyan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Dia mulai bermain sepak bola sejak kanak-kanak. Bermain bersama anak-anak normal tak lantas membuatnya kecil hati.

Bermula dari bermain di depan rumah tetangga seperti permainan anak pada umumnya, hingga berlatih d isalah satu klub yang bermarkas di lapangan Darungan, Kecamatan Puger. Dia pun berpindah lapangan di Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi.

Sekitar tahun 2019 dia masuk Persaid Jember. Bersama squad Persaid, dia menjadi penggawa penting dalam tim bola amputasi Jember. Pria ini juga pernah menjadi top scorer dalam turnamen yang digelar Persaid. “Pada ajang Troveo, yang diikuti oleh tiga tim, kebetulan saya menjadi top scorer dengan sembilan goal,” kata Shiddiq.

Sekitar 25 Januari, Jember mengadakan event nasional liga satu amputasi yang bertempat di lapangan Mini Soccer United. Selain mengantarkan Persaid juara, Shiddiq juga menyabet gelar pemain terbaik. “Saat turnamen tersebut, saya terpilih menjadi pemain terbaik. Kebetulan ada pihak timnas yang datang, sekaligus seleksi pemain,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Pria yang berposisi penyerang tersebut mengaku bagaikan impian menjadi kenyataan. Pasalnya, turut membela timnas sepak bola amputasi Indonesia bisa terwujud. Melalui Persaid yang didirikan Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember, dia bisa unjuk kebolehan untuk sepak bola amputasi di Jember hingga lolos seleksi ke timnas amputasi Indonesia.

Selama bermain, Shiddiq mengaku dirinya harus berjuang keras. Tantangan terbesar yaitu jatuh di hamparan lapangan hijau. Dia pun selama bermain kerap jatuh dan itu terjadi berkali-kali. Namun, segala usaha itu seakan terbayar karena menjadi keajaiban untuk berlaga di kancah dunia. Dia segera berangkat ke Turki untuk mewakili timnas Indonesia. “Saya sangat bersyukur dan bangga bisa mewakili Jember serta bisa membawa harum nama tanah air Indonesia di kancah internasional,” kata Shiddiq.

Performa Shiddiq sangat apik. Saat melawan timnas Malaysia pada 13 Maret dan Bangladesh pada 12 Maret 2022, dia turut menyumbangkan gol untuk menambah kemenangan Indonesia. “Mohon maaf belum bisa memenangkan pertandingan melawan Jepang, sehingga hanya berada di runner-up. Tapi, alhamdulillah sudah positif lolos ke Piala Dunia Turki, Oktober mendatang,” tutup Shiddiq.

 

 

Jurnalis: mg1
Fotografer: Istimewa
Editor: Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tim nasional sepak bola amputasi Indonesia sukses mengharumkan tanah air. Itu setelah memastikan satu tiket untuk tampil di Piala Dunia Amputasi tahun ini. Hasil tersebut mengantarkan timnas sepak bola amputasi Indonesia melaju ke putaran final Amputee Football World Cup 2022 yang akan berlangsung di Turki pada Oktober mendatang.

Baca Juga : Hore! Lebaran Bisa Mudik, Syaratnya Harus Vaksin Saja

Dari kesuksesan tersebut, ada cerita menarik dari salah seorang penggawa timnas amputasi Indonesia, yakni Muhammad Shiddiq Bahiri. Memiliki satu kaki saja tak lantas membuatnya kehilangan semangat bermain sepak bola.

Setelah timnas amputasi Indonesia memastikan tiket menuju Turki dan kepastian lolos itu diperoleh setelah menduduki posisi runner-up, karena kalah 0-2 dari Jepang, Senin (14/3), sosok Shiddiq menjadi sorotan, khususnya di kalangan warga Jember. Setelah kita mengenal nama Bayu Gatra yang sudah menjadi penggawa di timnas sepak bola Indonesia, kini muncul Shiddiq yang menjadi sorotan publik. Sebab, berhasil mengantarkan timnas amputasi Indonesia melaju ke putaran piala dunia di Turki nanti.

Shiddiq merupakan seorang santri dan tercatat sebagai mahasiswa di Kampus Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyah (Inaifas), Kecamatan Kencong, Jember. Sebelum masuk skuad tim Persaid Jember, pria berambut gondrong tersebut dulunya bukan siapa-siapa.
Shiddiq, panggilan akrabnya, merupakan pria asal Desa Kasiyan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Dia mulai bermain sepak bola sejak kanak-kanak. Bermain bersama anak-anak normal tak lantas membuatnya kecil hati.

Bermula dari bermain di depan rumah tetangga seperti permainan anak pada umumnya, hingga berlatih d isalah satu klub yang bermarkas di lapangan Darungan, Kecamatan Puger. Dia pun berpindah lapangan di Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi.

Sekitar tahun 2019 dia masuk Persaid Jember. Bersama squad Persaid, dia menjadi penggawa penting dalam tim bola amputasi Jember. Pria ini juga pernah menjadi top scorer dalam turnamen yang digelar Persaid. “Pada ajang Troveo, yang diikuti oleh tiga tim, kebetulan saya menjadi top scorer dengan sembilan goal,” kata Shiddiq.

Sekitar 25 Januari, Jember mengadakan event nasional liga satu amputasi yang bertempat di lapangan Mini Soccer United. Selain mengantarkan Persaid juara, Shiddiq juga menyabet gelar pemain terbaik. “Saat turnamen tersebut, saya terpilih menjadi pemain terbaik. Kebetulan ada pihak timnas yang datang, sekaligus seleksi pemain,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Pria yang berposisi penyerang tersebut mengaku bagaikan impian menjadi kenyataan. Pasalnya, turut membela timnas sepak bola amputasi Indonesia bisa terwujud. Melalui Persaid yang didirikan Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember, dia bisa unjuk kebolehan untuk sepak bola amputasi di Jember hingga lolos seleksi ke timnas amputasi Indonesia.

Selama bermain, Shiddiq mengaku dirinya harus berjuang keras. Tantangan terbesar yaitu jatuh di hamparan lapangan hijau. Dia pun selama bermain kerap jatuh dan itu terjadi berkali-kali. Namun, segala usaha itu seakan terbayar karena menjadi keajaiban untuk berlaga di kancah dunia. Dia segera berangkat ke Turki untuk mewakili timnas Indonesia. “Saya sangat bersyukur dan bangga bisa mewakili Jember serta bisa membawa harum nama tanah air Indonesia di kancah internasional,” kata Shiddiq.

Performa Shiddiq sangat apik. Saat melawan timnas Malaysia pada 13 Maret dan Bangladesh pada 12 Maret 2022, dia turut menyumbangkan gol untuk menambah kemenangan Indonesia. “Mohon maaf belum bisa memenangkan pertandingan melawan Jepang, sehingga hanya berada di runner-up. Tapi, alhamdulillah sudah positif lolos ke Piala Dunia Turki, Oktober mendatang,” tutup Shiddiq.

 

 

Jurnalis: mg1
Fotografer: Istimewa
Editor: Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca