26.6 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Askab PSSI Jember Belum Jatuhkan Sanksi Terkait Kerusuhan Laga Bupati Cup

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kasus hukum baku hantam dalam laga semifinal Piala Bupati memang telah selesai. Pihak pelapor sudah mencabut laporan dan pihak terlapor juga telah meminta maaf. Namun, masih ada kemungkinan sanksi yang menanti. Akan tetapi, Komisi Disiplin (Komdis) Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Jember perlu waktu, dan tinggal memanggil ofisial kesebelasan Plasma.

Pelatih Plasma Rike Manopo yang terlibat baku hantam mengaku belum ke Komdis Askab PSSI Jember. “Saya belum ke Komdis karena menyelesaikan dulu laporan ke Polsek Patrang,” paparnya.

Walau secara hukum dia akhirnya mencabut laporan tindakan pemukulan itu, namun Rike juga sadar bahwa kejadian tersebut melanggar aturan. Dia juga siap-siap untuk dipanggil Komdis. “Saya paham di dunia sepak bola itu ada Komdis. Dan sudah memahami konsekuensi apa yang bakal dijatuhkan kepada saya atau Tim Plasma,” imbuhnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sanksi terburuk dalam bayangan Rike untuk tim adalah tidak bisa mengikuti turnamen atau kompetisi yang dilaksanakan oleh Askab PSSI Jember. “Hal terjelek ke tim saya adalah sanksi tidak bisa ikut turnamen,” tuturnya.

Namun, untuk sanksi yang terburuk bagi Rike adalah tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola. “Tidak boleh berkecimpung di sepak bola, bagi saya tidak begitu masalah. Karena saya pelatih, bukan pemain,” ucap mantan pemain Persid Jember 2011-2013 tersebut.

Kendati demikian, bila sanksi yang diterimanya adalah berupa denda dengan sejumlah nominal tertentu, maka Rike mengaku keberatan. “Ini tim kecil. Tim dari desa,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Komdis PSSI Jember Iwan Abdillah mengatakan, untuk hasil sidang dari Komdis terkait kasus pada laga semifinal Arsenal vs Plasma belum ada. “Sementara ini yang telah kami panggil adalah seluruh wasit dan panitia pelaksana. Tapi, untuk ofisial dari Plasma belum. Karena sebelumnya masih disibukkan dengan penyelesaian persoalan hukum,” jelasnya.

Iwan menambahkan, Arsenal tidak masuk dalam daftar pemanggilan. Sebab, dari informasi yang didapat, Arsenal tidak ikut terlibat. Lantaran belum mendapatkan keterangan dari ofisial Plasma, maka Komdis tidak bisa menarik kesimpulan dan menjatuhkan sanksi bagi para pihak yang terlibat kerusuhan.

Walau begitu, tambah Iwan, Komdis telah memiliki gambaran bahwa pada laga semifinal Piala Bupati tersebut terjadi kekurangan panitia pelaksana. Di sisi lain, Komdis juga tidak memiliki target sidang dan hasilnya bakal selesai kapan. “Belum bisa menargetkan kapan selesai. Komdis juga perlu menghadap ke Ketua Askab PSSI Jember terkait ini,” pungkasnya.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer :

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

 

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kasus hukum baku hantam dalam laga semifinal Piala Bupati memang telah selesai. Pihak pelapor sudah mencabut laporan dan pihak terlapor juga telah meminta maaf. Namun, masih ada kemungkinan sanksi yang menanti. Akan tetapi, Komisi Disiplin (Komdis) Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Jember perlu waktu, dan tinggal memanggil ofisial kesebelasan Plasma.

Pelatih Plasma Rike Manopo yang terlibat baku hantam mengaku belum ke Komdis Askab PSSI Jember. “Saya belum ke Komdis karena menyelesaikan dulu laporan ke Polsek Patrang,” paparnya.

Walau secara hukum dia akhirnya mencabut laporan tindakan pemukulan itu, namun Rike juga sadar bahwa kejadian tersebut melanggar aturan. Dia juga siap-siap untuk dipanggil Komdis. “Saya paham di dunia sepak bola itu ada Komdis. Dan sudah memahami konsekuensi apa yang bakal dijatuhkan kepada saya atau Tim Plasma,” imbuhnya.

Sanksi terburuk dalam bayangan Rike untuk tim adalah tidak bisa mengikuti turnamen atau kompetisi yang dilaksanakan oleh Askab PSSI Jember. “Hal terjelek ke tim saya adalah sanksi tidak bisa ikut turnamen,” tuturnya.

Namun, untuk sanksi yang terburuk bagi Rike adalah tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola. “Tidak boleh berkecimpung di sepak bola, bagi saya tidak begitu masalah. Karena saya pelatih, bukan pemain,” ucap mantan pemain Persid Jember 2011-2013 tersebut.

Kendati demikian, bila sanksi yang diterimanya adalah berupa denda dengan sejumlah nominal tertentu, maka Rike mengaku keberatan. “Ini tim kecil. Tim dari desa,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Komdis PSSI Jember Iwan Abdillah mengatakan, untuk hasil sidang dari Komdis terkait kasus pada laga semifinal Arsenal vs Plasma belum ada. “Sementara ini yang telah kami panggil adalah seluruh wasit dan panitia pelaksana. Tapi, untuk ofisial dari Plasma belum. Karena sebelumnya masih disibukkan dengan penyelesaian persoalan hukum,” jelasnya.

Iwan menambahkan, Arsenal tidak masuk dalam daftar pemanggilan. Sebab, dari informasi yang didapat, Arsenal tidak ikut terlibat. Lantaran belum mendapatkan keterangan dari ofisial Plasma, maka Komdis tidak bisa menarik kesimpulan dan menjatuhkan sanksi bagi para pihak yang terlibat kerusuhan.

Walau begitu, tambah Iwan, Komdis telah memiliki gambaran bahwa pada laga semifinal Piala Bupati tersebut terjadi kekurangan panitia pelaksana. Di sisi lain, Komdis juga tidak memiliki target sidang dan hasilnya bakal selesai kapan. “Belum bisa menargetkan kapan selesai. Komdis juga perlu menghadap ke Ketua Askab PSSI Jember terkait ini,” pungkasnya.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer :

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

 

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kasus hukum baku hantam dalam laga semifinal Piala Bupati memang telah selesai. Pihak pelapor sudah mencabut laporan dan pihak terlapor juga telah meminta maaf. Namun, masih ada kemungkinan sanksi yang menanti. Akan tetapi, Komisi Disiplin (Komdis) Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Jember perlu waktu, dan tinggal memanggil ofisial kesebelasan Plasma.

Pelatih Plasma Rike Manopo yang terlibat baku hantam mengaku belum ke Komdis Askab PSSI Jember. “Saya belum ke Komdis karena menyelesaikan dulu laporan ke Polsek Patrang,” paparnya.

Walau secara hukum dia akhirnya mencabut laporan tindakan pemukulan itu, namun Rike juga sadar bahwa kejadian tersebut melanggar aturan. Dia juga siap-siap untuk dipanggil Komdis. “Saya paham di dunia sepak bola itu ada Komdis. Dan sudah memahami konsekuensi apa yang bakal dijatuhkan kepada saya atau Tim Plasma,” imbuhnya.

Sanksi terburuk dalam bayangan Rike untuk tim adalah tidak bisa mengikuti turnamen atau kompetisi yang dilaksanakan oleh Askab PSSI Jember. “Hal terjelek ke tim saya adalah sanksi tidak bisa ikut turnamen,” tuturnya.

Namun, untuk sanksi yang terburuk bagi Rike adalah tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola. “Tidak boleh berkecimpung di sepak bola, bagi saya tidak begitu masalah. Karena saya pelatih, bukan pemain,” ucap mantan pemain Persid Jember 2011-2013 tersebut.

Kendati demikian, bila sanksi yang diterimanya adalah berupa denda dengan sejumlah nominal tertentu, maka Rike mengaku keberatan. “Ini tim kecil. Tim dari desa,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Komdis PSSI Jember Iwan Abdillah mengatakan, untuk hasil sidang dari Komdis terkait kasus pada laga semifinal Arsenal vs Plasma belum ada. “Sementara ini yang telah kami panggil adalah seluruh wasit dan panitia pelaksana. Tapi, untuk ofisial dari Plasma belum. Karena sebelumnya masih disibukkan dengan penyelesaian persoalan hukum,” jelasnya.

Iwan menambahkan, Arsenal tidak masuk dalam daftar pemanggilan. Sebab, dari informasi yang didapat, Arsenal tidak ikut terlibat. Lantaran belum mendapatkan keterangan dari ofisial Plasma, maka Komdis tidak bisa menarik kesimpulan dan menjatuhkan sanksi bagi para pihak yang terlibat kerusuhan.

Walau begitu, tambah Iwan, Komdis telah memiliki gambaran bahwa pada laga semifinal Piala Bupati tersebut terjadi kekurangan panitia pelaksana. Di sisi lain, Komdis juga tidak memiliki target sidang dan hasilnya bakal selesai kapan. “Belum bisa menargetkan kapan selesai. Komdis juga perlu menghadap ke Ketua Askab PSSI Jember terkait ini,” pungkasnya.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer :

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca