JEMBER, RADARJEMBER.ID – Venue di sejumlah cabang olahraga (cabor) belum semua dikategorikan layak. Beberapa kondisinya memprihatinkan hingga rusak, dan belum ada perbaikan. Kondisi itu sedikit banyak berpengaruh terhadap performa atlet saat latihan. Saat mereka ditarget meraih medali sebagai calon tuan rumah Porprov, justru dukungan terhadap sarana latihan terbatas.
Seperti di Pemusatan Latihan Cabang (Pelatcab) GOR Argopuro, Jalan HOS Cokroaminoto, Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates. Lokasi yang menjadi tempat latihan para atlet bulu tangkis ini sering kali dikeluhkan. Terutama dari kondisi lantai yang kurang standar. “Lapangannya licin. Kalau tidak tepat milih sepatu, rawan jatuh atau kepeleset,” kata Abkharin Fauziyah, pebulu tangkis 15 tahun yang turun di kelas remaja awal.
Kondisi itu membuat sejumlah pebulu tangkis terpaksa memilih tempat latihan lain. Kharin juga mengakui, kadang ia harus memilih berlatih di tempat klub yang diikutinya. Jika dipaksakan di Pelatcab, kata dia, masih harus mengepel lantai lebih dulu agar tidak licin saat digunakan latihan.
Selain itu, sering kali bocor saat hujan. Baik di tempat pemain, maupun di lapangannya. Lalu, atapnya juga dinilai kurang tinggi, sampai pemilihan warna cat tembok yang kurang sesuai. “Menurut saya, tingkat kelayakannya baru 60 persen,” imbuh pebulu tangkis asal Taman Gading, Tegalbesar, Kaliwates, ini.
Tak hanya bulu tangkis, cabor lainnya seperti bola voli juga bernasib tidak jauh berbeda. Memiliki pusat latihan di GOR PKSO Kaliwates, para atlet voli mengaku cukup dengan kondisi GOR. Kendati begitu, tidak sedikit pula yang mengeluhkan kondisi GOR lantaran fasilitas dan sarananya banyak yang rusak.
Seperti kebocoran, kaca pecah, pintu masuk rusak, ruang ganti, dan kamar kecil. “Saya tidak pernah masuk ke kamar kecil atau ruang ganti. Tidak berani,” terang Nuriya Ira, atlet voli asal Desa Candijati, Kecamatan Arjasa.
Seperti halnya atlet kebanyakan, ia tidak bisa mengandalkan GOR sebagai satu-satunya sarana latihan. Ira juga sering berlatih ke tempat yang lebih memadai milik klub voli yang diikutinya.
Kendati begitu, secara umum, Ira mengaku cukup puas dengan kondisi GOR hari ini. Namun, jika untuk ajang sekelas Porprov dan menjadi tuan rumah, sepertinya harus banyak yang dibenahi. “Harapannya, GOR bisa diperbaiki sesuai standar. Sehingga bisa dipakai pagi, siang sore, ataupun malam,” imbuh atlet voli 15 tahun ini.
Beda halnya voli dan bulu tangkis, beda pula dengan cabor olahraga sepak bola, Persid Jember. Klub sepak bola kebanggaan wong Jember ini memang memiliki Jember Sport Garden (JSG) di Kecamatan Ajung sebagai tempat pemusatan latihan.
Awal-awal JSG dibangun, sempat digadang-gadang klub berjuluk Macan Raung ini bakal kembali naik kasta. Namun, hingga hari ini justru tidak berpengaruh banyak terhadap pencapaian klub. Belakangan, JSG justru dikeluhkan lantaran rumputnya yang menjulang tinggi. “JSG sudah layak. Tinggal rumput diperbaiki, sudah bagus,” kata Iwan Sampurno, Kapten Persid Jember.
Kondisi rumput yang kurang standar itu dinilainya karena JSG jarang digunakan. Selain itu, juga minim perawatan. Iwan berharap, sebelum Porprov dihelat, ada perhatian khusus untuk rumput lapangan JSG. Sebab, hal itu cukup penting saat laga berlangsung.
Rentetan catatan para atlet selama menjalani latihan ini layak menjadi catatan pemerintah daerah dalam menyiapkan Porprov sebagai tuan rumah. Mereka yang akan melakoni laga, jelas membawa nama Jember. Namun, minimnya dukungan terhadap sarana latihan para atlet bakal menghambat performa mereka. Mereka berharap, perbaikan bisa dilakukan dengan profesional dan proporsional.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Mahrus Sholih