Mobile_AP_Rectangle 1
Orang tua Bilal, Dwi Putranta Agung Wicaksana, mengatakan, Bilal mulai menyukai permainan catur itu sebelum masuk SD. “Sejak TK itu mulai suka,” ungkapnya. Mulai mengenalkan dunia catur itu berawal dari kakeknya yang mengajari. “Dulu diajari oleh bapak (Kakek, Red). Juga bermain bersama dengan kakaknya, Iqbal Wicaksana,” terangnya.
Sebagai orang tua, tambah Agung, ia terus memantau perkembangan putranya tersebut. Termasuk sebelum dan sesudah pertandingan. Bila sebelum pertandingan dimulai, mencoba untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. “Jadi, satu jam sebelum bertanding itu pemanasan dulu. Pemanasannya ya bermain catur,” ucapnya.
Bila kondisi pemanasan tidak memungkinkan untuk membuka bidak dan bermain catur, dia memilih untuk bermain kuis catur dan game catur dari HP. “Dulu awalnya bermain tidak pakai pemanasan dan hasilnya berbeda bila sebelumnya pemanasan,” jelasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Namun, setelah pertandingan, Agung juga punya tips untuk melegakan dan menyegarkan pikiran putranya tersebut. Salah satunya adalah mempersilakan Bilal bercerita terlebih dahulu dan memberikan suasana yang santai dan canda gurau. “Karena catur ini olahraga memakai otak, maka juga harus terus disegarkan,” pungkasnya. (C2/nur)
- Advertisement -
Orang tua Bilal, Dwi Putranta Agung Wicaksana, mengatakan, Bilal mulai menyukai permainan catur itu sebelum masuk SD. “Sejak TK itu mulai suka,” ungkapnya. Mulai mengenalkan dunia catur itu berawal dari kakeknya yang mengajari. “Dulu diajari oleh bapak (Kakek, Red). Juga bermain bersama dengan kakaknya, Iqbal Wicaksana,” terangnya.
Sebagai orang tua, tambah Agung, ia terus memantau perkembangan putranya tersebut. Termasuk sebelum dan sesudah pertandingan. Bila sebelum pertandingan dimulai, mencoba untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. “Jadi, satu jam sebelum bertanding itu pemanasan dulu. Pemanasannya ya bermain catur,” ucapnya.
Bila kondisi pemanasan tidak memungkinkan untuk membuka bidak dan bermain catur, dia memilih untuk bermain kuis catur dan game catur dari HP. “Dulu awalnya bermain tidak pakai pemanasan dan hasilnya berbeda bila sebelumnya pemanasan,” jelasnya.
Namun, setelah pertandingan, Agung juga punya tips untuk melegakan dan menyegarkan pikiran putranya tersebut. Salah satunya adalah mempersilakan Bilal bercerita terlebih dahulu dan memberikan suasana yang santai dan canda gurau. “Karena catur ini olahraga memakai otak, maka juga harus terus disegarkan,” pungkasnya. (C2/nur)
Orang tua Bilal, Dwi Putranta Agung Wicaksana, mengatakan, Bilal mulai menyukai permainan catur itu sebelum masuk SD. “Sejak TK itu mulai suka,” ungkapnya. Mulai mengenalkan dunia catur itu berawal dari kakeknya yang mengajari. “Dulu diajari oleh bapak (Kakek, Red). Juga bermain bersama dengan kakaknya, Iqbal Wicaksana,” terangnya.
Sebagai orang tua, tambah Agung, ia terus memantau perkembangan putranya tersebut. Termasuk sebelum dan sesudah pertandingan. Bila sebelum pertandingan dimulai, mencoba untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. “Jadi, satu jam sebelum bertanding itu pemanasan dulu. Pemanasannya ya bermain catur,” ucapnya.
Bila kondisi pemanasan tidak memungkinkan untuk membuka bidak dan bermain catur, dia memilih untuk bermain kuis catur dan game catur dari HP. “Dulu awalnya bermain tidak pakai pemanasan dan hasilnya berbeda bila sebelumnya pemanasan,” jelasnya.
Namun, setelah pertandingan, Agung juga punya tips untuk melegakan dan menyegarkan pikiran putranya tersebut. Salah satunya adalah mempersilakan Bilal bercerita terlebih dahulu dan memberikan suasana yang santai dan canda gurau. “Karena catur ini olahraga memakai otak, maka juga harus terus disegarkan,” pungkasnya. (C2/nur)