JEMBER, RADARJEMBER.ID – Beberapa waktu lalu Kantor KONI Jember sedikit berbeda. Terdapat sejumlah meja yang disusun rapi dan bidak catur pun menghiasi. Ya, para pecatur itu menggelar training center (TC) mandiri tahap ketiga dalam menyongsong Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim VII 2022.
Di antara 20 pecatur yang disiapkan untuk Porprov tersebut, ada satu pecatur yang masih kecil. Bahkan, usianya juga masih jauh dari batasan maksimal Porprov, 22 tahun. Dia adalah Muazzam Bilal Wicaksana yang kerap kali mencuri perhatian para pecatur. Usianya adalah 12 tahun dan selisih 10 tahun dari usia maksimal Porprov. Tak pelak, Bilal adalah pecatur termuda yang mengisi slot skuad Tim Porprov Jember.
Pelajar yang masih duduk di bangku SD Al Furqon itu pada seleksi atlet catur Porprov 2021 kemarin, juga menduduki peringkat ketiga dalam catur cepat. Kemahiran Bilal dalam mengolah strategi bermain catur tidak muncul baru-baru ini. Sejak 2016 lalu, namanya mulai mengemuka dan diperbincangkan pecatur Jember. Lantaran meraih kampiun atau juara pertama di Kejurprov Jember.
Bilal juga terus menunjukkan prestasinya secara konsisten, dia terus menunjukkan talenta pecatur Jember dengan membuktikan juara nasional di Cipayung, Bogor, dan peringkat keempat dalam kejuaraan 18th Asen Age Pahang, Malaysia, pada 2017. Kali terakhir merasakan juara nasional sebelum Covid-19 melanda, adalah di open tournament catur Pelindo 2018.
Nama depan Bilal saat berkompetisi catur juga terdapat tambahan, yaitu MP. Kepanjangannya yaitu Master Percasi (MP), gelar yang sertifikatnya dikeluarkan oleh PB Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) atas prestasinya. Sehingga, bisa dikatakan Bilal adalah aset masa depan catur di Jember. Terlebih lagi usianya masih 12 tahun.
Orang tua Bilal, Dwi Putranta Agung Wicaksana, mengatakan, Bilal mulai menyukai permainan catur itu sebelum masuk SD. “Sejak TK itu mulai suka,” ungkapnya. Mulai mengenalkan dunia catur itu berawal dari kakeknya yang mengajari. “Dulu diajari oleh bapak (Kakek, Red). Juga bermain bersama dengan kakaknya, Iqbal Wicaksana,” terangnya.
Sebagai orang tua, tambah Agung, ia terus memantau perkembangan putranya tersebut. Termasuk sebelum dan sesudah pertandingan. Bila sebelum pertandingan dimulai, mencoba untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. “Jadi, satu jam sebelum bertanding itu pemanasan dulu. Pemanasannya ya bermain catur,” ucapnya.
Bila kondisi pemanasan tidak memungkinkan untuk membuka bidak dan bermain catur, dia memilih untuk bermain kuis catur dan game catur dari HP. “Dulu awalnya bermain tidak pakai pemanasan dan hasilnya berbeda bila sebelumnya pemanasan,” jelasnya.
Namun, setelah pertandingan, Agung juga punya tips untuk melegakan dan menyegarkan pikiran putranya tersebut. Salah satunya adalah mempersilakan Bilal bercerita terlebih dahulu dan memberikan suasana yang santai dan canda gurau. “Karena catur ini olahraga memakai otak, maka juga harus terus disegarkan,” pungkasnya. (C2/nur)