24.1 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Kasus Diskualifikasi JBL Reborn 2023 Klir

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pertemuan antara sejumlah pihak mengenai kasus diskualifikasi dalam perhelatan Jember Basketball League (JBL) Reborn pekan lalu, dilangsungkan di Kantor Jawa Pos Radar Jember, kemarin(18/3). Dalam pertemuan itu, permasalahan dinyatakan klir dan semua pihak damai.

Jalan Panjang Siti Aisyah Menjadi Pelatih Basket

Dalam pertemuan itu, Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jatim,  perwakilan SDN Kepatihan 5, Perbasi Jember, hadir di Kantor Radar Jember. Mereka membahas mengenai diskualifikasi SDN Kepatihan 5 dalam laga final JBL Reborn 2023 pada Sabtu (11/3) lalu.

Mobile_AP_Rectangle 2

Pelatih SDN Kepatihan 5 Dwiki Primadi menjelaskan, kronologi kejadian yang terjadi pada pertandingan yang mengakibatkan timnya didiskualifikasi. Dirinya mengaku tidak tahu bahwa dalam aturan JBL Reborn terjadi dua kali technical foul maka pelatih akan dikeluarkan. “Saat itu pemain saya  salah, satu pemain saya ada yang mundur dan diam saat defense,” ungkapnya.

Namun, pada pelanggaran yang kedua Coach Dwiki merasa timnya tidak melakukan kesalahan. Setiap pemain sudah melakukan man to man. “Yang saya sayangkan kenapa tidak ada peringatan dulu sebelum memberikan pelanggaran, ini kan usia pembinaan,” terangnya dalam forum tersebut.

Pengawas pertandingan Yeffri Dodik Setiawan menjelaskan, bahwa pihaknya sudah cukup memberikan toleransi kepada SDN Kepatihan 5. Bahkan, sebelumnya pihak panitia dari Perbasi Jember menyarankan agar juara kedua diberikan kepada SDN Kepatihan 5. Namun, sayangnya peraturan dalam technical meeting (TM) menjabarkan bahwa jika pemain melakukan walk out dalam pertandingan otomatis tim tersebut akan didiskualifikasi. “Kami juga mengerti nilai dan asas toleransi. Namun sayangnya, ada peserta yang protes, jadinya tim SDN Kepatihan 5 didiskualifikasi,” ujarnya.

Dirinya juga mengatakan, banyak tindakan yang tidak dibenarkan yang dilakukan oleh pendukung SDN Kepatihan 5. Hal itu juga menjadi salah satu pelanggaran yang dilakukan oleh tim tersebut. “Jadi kami sudah sesuai regulasi berdasarkan TM yang sudah dilaksanakan sebelumnya,” tambah Yeffri.

Pengawas pertandingan Perbasi Jember lainnya, Rachmad, menegaskan, dalam TM anak usia dini harus man to man. Bahkan, saat sebelum TM dilaksanakan masing-masing peserta sudah diberikan draft peraturan pertandingan. “Semua menyetujui dan kami sudah menerapkan man to man sejak dulu. Hal itu bertujuan untuk pembinaan anak usia dini,” katanya.

Ketua Perbasi Jatim Grace Evi Ekawati menjelaskan sekaligus menyimpulkan pokok permasalahan yang terjadi. Dirinya meminta agar kedua pihak untuk bisa bersatu lagi. Hal itu agar menciptakan pembinaan dan kelangsungan Perbasi Jember yang bagus. “Isunya sudah sampai ke pusat, saya berharap dan meminta agar permasalahan ini harus diselesaikan dengan cara damai dan kekeluargaan,” pintanya

Grace juga berharap agar Jawa Pos Radar Jember untuk kontinu rutin menggelar acara JBL Reborn setiap tahun. Perbasi Jatim sangat terbantu dengan adanya kompetisi JBL yang diselenggarakan oleh Jawa Pos Radar Jember. “Event ini sangat bagus sekali dalam hal pembinaan, saya berharap kompetisi tetap berjalan setiap tahun,” tutur Grace.

General Manager Jawa Pos Radar Jember MS Rasyid menjelaskan, dirinya mewakili penyelenggara meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam kompetisi JBL Reborn kemarin. Bahkan, dirinya juga sempat menjelaskan beberapa poin yang sempat terjadi sesuai data. “Terima kasih atas kehadiran dari semua pihak, kami juga mengapresiasi jika permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan,”  pungkasnya. (faq/sil/nur)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pertemuan antara sejumlah pihak mengenai kasus diskualifikasi dalam perhelatan Jember Basketball League (JBL) Reborn pekan lalu, dilangsungkan di Kantor Jawa Pos Radar Jember, kemarin(18/3). Dalam pertemuan itu, permasalahan dinyatakan klir dan semua pihak damai.

Jalan Panjang Siti Aisyah Menjadi Pelatih Basket

Dalam pertemuan itu, Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jatim,  perwakilan SDN Kepatihan 5, Perbasi Jember, hadir di Kantor Radar Jember. Mereka membahas mengenai diskualifikasi SDN Kepatihan 5 dalam laga final JBL Reborn 2023 pada Sabtu (11/3) lalu.

Pelatih SDN Kepatihan 5 Dwiki Primadi menjelaskan, kronologi kejadian yang terjadi pada pertandingan yang mengakibatkan timnya didiskualifikasi. Dirinya mengaku tidak tahu bahwa dalam aturan JBL Reborn terjadi dua kali technical foul maka pelatih akan dikeluarkan. “Saat itu pemain saya  salah, satu pemain saya ada yang mundur dan diam saat defense,” ungkapnya.

Namun, pada pelanggaran yang kedua Coach Dwiki merasa timnya tidak melakukan kesalahan. Setiap pemain sudah melakukan man to man. “Yang saya sayangkan kenapa tidak ada peringatan dulu sebelum memberikan pelanggaran, ini kan usia pembinaan,” terangnya dalam forum tersebut.

Pengawas pertandingan Yeffri Dodik Setiawan menjelaskan, bahwa pihaknya sudah cukup memberikan toleransi kepada SDN Kepatihan 5. Bahkan, sebelumnya pihak panitia dari Perbasi Jember menyarankan agar juara kedua diberikan kepada SDN Kepatihan 5. Namun, sayangnya peraturan dalam technical meeting (TM) menjabarkan bahwa jika pemain melakukan walk out dalam pertandingan otomatis tim tersebut akan didiskualifikasi. “Kami juga mengerti nilai dan asas toleransi. Namun sayangnya, ada peserta yang protes, jadinya tim SDN Kepatihan 5 didiskualifikasi,” ujarnya.

Dirinya juga mengatakan, banyak tindakan yang tidak dibenarkan yang dilakukan oleh pendukung SDN Kepatihan 5. Hal itu juga menjadi salah satu pelanggaran yang dilakukan oleh tim tersebut. “Jadi kami sudah sesuai regulasi berdasarkan TM yang sudah dilaksanakan sebelumnya,” tambah Yeffri.

Pengawas pertandingan Perbasi Jember lainnya, Rachmad, menegaskan, dalam TM anak usia dini harus man to man. Bahkan, saat sebelum TM dilaksanakan masing-masing peserta sudah diberikan draft peraturan pertandingan. “Semua menyetujui dan kami sudah menerapkan man to man sejak dulu. Hal itu bertujuan untuk pembinaan anak usia dini,” katanya.

Ketua Perbasi Jatim Grace Evi Ekawati menjelaskan sekaligus menyimpulkan pokok permasalahan yang terjadi. Dirinya meminta agar kedua pihak untuk bisa bersatu lagi. Hal itu agar menciptakan pembinaan dan kelangsungan Perbasi Jember yang bagus. “Isunya sudah sampai ke pusat, saya berharap dan meminta agar permasalahan ini harus diselesaikan dengan cara damai dan kekeluargaan,” pintanya

Grace juga berharap agar Jawa Pos Radar Jember untuk kontinu rutin menggelar acara JBL Reborn setiap tahun. Perbasi Jatim sangat terbantu dengan adanya kompetisi JBL yang diselenggarakan oleh Jawa Pos Radar Jember. “Event ini sangat bagus sekali dalam hal pembinaan, saya berharap kompetisi tetap berjalan setiap tahun,” tutur Grace.

General Manager Jawa Pos Radar Jember MS Rasyid menjelaskan, dirinya mewakili penyelenggara meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam kompetisi JBL Reborn kemarin. Bahkan, dirinya juga sempat menjelaskan beberapa poin yang sempat terjadi sesuai data. “Terima kasih atas kehadiran dari semua pihak, kami juga mengapresiasi jika permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan,”  pungkasnya. (faq/sil/nur)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pertemuan antara sejumlah pihak mengenai kasus diskualifikasi dalam perhelatan Jember Basketball League (JBL) Reborn pekan lalu, dilangsungkan di Kantor Jawa Pos Radar Jember, kemarin(18/3). Dalam pertemuan itu, permasalahan dinyatakan klir dan semua pihak damai.

Jalan Panjang Siti Aisyah Menjadi Pelatih Basket

Dalam pertemuan itu, Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jatim,  perwakilan SDN Kepatihan 5, Perbasi Jember, hadir di Kantor Radar Jember. Mereka membahas mengenai diskualifikasi SDN Kepatihan 5 dalam laga final JBL Reborn 2023 pada Sabtu (11/3) lalu.

Pelatih SDN Kepatihan 5 Dwiki Primadi menjelaskan, kronologi kejadian yang terjadi pada pertandingan yang mengakibatkan timnya didiskualifikasi. Dirinya mengaku tidak tahu bahwa dalam aturan JBL Reborn terjadi dua kali technical foul maka pelatih akan dikeluarkan. “Saat itu pemain saya  salah, satu pemain saya ada yang mundur dan diam saat defense,” ungkapnya.

Namun, pada pelanggaran yang kedua Coach Dwiki merasa timnya tidak melakukan kesalahan. Setiap pemain sudah melakukan man to man. “Yang saya sayangkan kenapa tidak ada peringatan dulu sebelum memberikan pelanggaran, ini kan usia pembinaan,” terangnya dalam forum tersebut.

Pengawas pertandingan Yeffri Dodik Setiawan menjelaskan, bahwa pihaknya sudah cukup memberikan toleransi kepada SDN Kepatihan 5. Bahkan, sebelumnya pihak panitia dari Perbasi Jember menyarankan agar juara kedua diberikan kepada SDN Kepatihan 5. Namun, sayangnya peraturan dalam technical meeting (TM) menjabarkan bahwa jika pemain melakukan walk out dalam pertandingan otomatis tim tersebut akan didiskualifikasi. “Kami juga mengerti nilai dan asas toleransi. Namun sayangnya, ada peserta yang protes, jadinya tim SDN Kepatihan 5 didiskualifikasi,” ujarnya.

Dirinya juga mengatakan, banyak tindakan yang tidak dibenarkan yang dilakukan oleh pendukung SDN Kepatihan 5. Hal itu juga menjadi salah satu pelanggaran yang dilakukan oleh tim tersebut. “Jadi kami sudah sesuai regulasi berdasarkan TM yang sudah dilaksanakan sebelumnya,” tambah Yeffri.

Pengawas pertandingan Perbasi Jember lainnya, Rachmad, menegaskan, dalam TM anak usia dini harus man to man. Bahkan, saat sebelum TM dilaksanakan masing-masing peserta sudah diberikan draft peraturan pertandingan. “Semua menyetujui dan kami sudah menerapkan man to man sejak dulu. Hal itu bertujuan untuk pembinaan anak usia dini,” katanya.

Ketua Perbasi Jatim Grace Evi Ekawati menjelaskan sekaligus menyimpulkan pokok permasalahan yang terjadi. Dirinya meminta agar kedua pihak untuk bisa bersatu lagi. Hal itu agar menciptakan pembinaan dan kelangsungan Perbasi Jember yang bagus. “Isunya sudah sampai ke pusat, saya berharap dan meminta agar permasalahan ini harus diselesaikan dengan cara damai dan kekeluargaan,” pintanya

Grace juga berharap agar Jawa Pos Radar Jember untuk kontinu rutin menggelar acara JBL Reborn setiap tahun. Perbasi Jatim sangat terbantu dengan adanya kompetisi JBL yang diselenggarakan oleh Jawa Pos Radar Jember. “Event ini sangat bagus sekali dalam hal pembinaan, saya berharap kompetisi tetap berjalan setiap tahun,” tutur Grace.

General Manager Jawa Pos Radar Jember MS Rasyid menjelaskan, dirinya mewakili penyelenggara meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam kompetisi JBL Reborn kemarin. Bahkan, dirinya juga sempat menjelaskan beberapa poin yang sempat terjadi sesuai data. “Terima kasih atas kehadiran dari semua pihak, kami juga mengapresiasi jika permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan,”  pungkasnya. (faq/sil/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca