29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Bagaimana Optimalisasi Dana Rp 2,5 M?

Ada yang Fokus TC, Ada yang Harapkan Seleksi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Anggaran olahraga yang kini tantangannya adalah untuk persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jember resmi telah dinaikkan. Dari sekitar Rp 1,5 miliar, menjadi Rp 2,5 miliar pada tahun anggaran 2021. Sejumlah cabor berharap dana tersebut bisa dioptimalkan untuk training center (TC) daripada seleksi.

Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jember Mujiono kepada Jawa Pos Radar Jember mengatakan, dengan dana sebesar Rp 2,5 miliar tersebut, bisa dikatakan minimalis. Apalagi Jember tahun depan menjadi tuan rumah Porprov.

Kaitannya dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tersebut untuk seleksi dan TC, Mujiono menilai, lebih baik diprioritaskan untuk TC. Sebab, jauh sebelum pengesahan APBD cabor-cabor mulai membentuk kerangka tim secara mandiri.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia mengaku, persiapan Jember masih jauh dibandingkan daerah lain yang secara pemerintah stabil, tidak ada pergantian pimpinan. “Jember ini bisa dikatakan telat. Sehingga, banyak cabor berinisiatif menyiapkan diri untuk atletnya yang berlaga di Porprov Jatim 2022,” terangnya.

Untuk cabor gulat, tambah Mujiono, pihaknya telah melakukan pembentukan atlet di Porprov. “Sekarang ini kami ya latihan terus,” ucapnya.

Mujiono beralasan, TC layak menjadi prioritas, pasalnya biaya TC cukup mahal. Apalagi Jember juga bisa dikatakan ketinggalan untuk mempersiapkan pemusatan latihan atlet.

Dia mencontohkan, atlet gulat di beberapa daerah telah dikirim untuk menjalani pemusatan latihan bersama. “TC bersama di Malang, biaya per bulan per atlet Rp 2,5 juta,” terangnya. Langkah itu diisi dengan agenda latih tanding bersama senior. “Biasanya yang meraih medali di Porprov itu yang ikut pemusatan latihan bersama. Ada yang di Malang dan Surabaya,” tuturnya.

Apalagi, seyogianya TC persiapan ajang bergengsi seperti Porprov tersebut tidak hanya diperhatikan perihal latihan saja. Tapi juga asupan gizi serta kesejahteraan atlet.

Hal sebaliknya justru diungkapkan oleh Ketua Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Jember Prof Soetriono. Dia berpendapat seleksi sangat diperlukan. Sebab, sebelum ada kerangka atlet yang ikut TC, maka perlu seleksi.

Dia menjelaskan, TC dalam persiapan Porprov biasanya dibagi menjadi tiga sesi. Yakni jangka panjang, menengah, dan pendek. “Kalau sekarang Jember untuk TC tidak cukup jangka panjang. Sekarang itu lebih pas jangka menengah,” terangnya.

Walau seleksi merupakan jalan untuk menetapkan atlet TC, menurut Soetriono, jumlah atlet harus lebih banyak daripada kuota yang tersedia. “Semisal kerangka tim yang dibutuhkan ada lima orang, maka perlu satu sampai dua atlet tambahan yang masuk TC. Agar dalam TC itu ada promosi dan degradasi,” jelasnya.

Namun, menurut Soetriono, persentase anggaran yang tersedia tentu saja lebih banyak untuk TC daripada seleksi. “Kalau seleksi, paling seminggu selesai. Tapi kalau TC itu mendatangkan pelatih, sarana dan prasarana, asupan gizi, dan uji coba juga termasuk di dalamnya,” paparnya.

Menurutnya, anggaran untuk persiapan Porprov tersebut tidak dibagikan rata untuk semua cabor yang berkompetisi di Poprov. Tapi, juga punya kerangka cabor unggulan yang itu diambil dari prestasi Porprov sebelumnya dan prestasi sesudah Porprov. Tak sekadar itu, bila ada cabor yang menunjukkan pontensial jangka panjang, juga perlu didukung.

Sebelumnya, anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengatakan, anggaran persiapan Porprov naik menjadi Rp 2,5 miliar. “Jumlah itu untuk seleksi dan TC,” ucapnya. Sehingga, dengan penambahan itu diharapkan semua atlet punya kesempatan berkompetisi dalam seleksi. Bahkan, bila diperlukan seleksi tersebut menjangkau sampai ke desa.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

 

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Anggaran olahraga yang kini tantangannya adalah untuk persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jember resmi telah dinaikkan. Dari sekitar Rp 1,5 miliar, menjadi Rp 2,5 miliar pada tahun anggaran 2021. Sejumlah cabor berharap dana tersebut bisa dioptimalkan untuk training center (TC) daripada seleksi.

Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jember Mujiono kepada Jawa Pos Radar Jember mengatakan, dengan dana sebesar Rp 2,5 miliar tersebut, bisa dikatakan minimalis. Apalagi Jember tahun depan menjadi tuan rumah Porprov.

Kaitannya dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tersebut untuk seleksi dan TC, Mujiono menilai, lebih baik diprioritaskan untuk TC. Sebab, jauh sebelum pengesahan APBD cabor-cabor mulai membentuk kerangka tim secara mandiri.

Dia mengaku, persiapan Jember masih jauh dibandingkan daerah lain yang secara pemerintah stabil, tidak ada pergantian pimpinan. “Jember ini bisa dikatakan telat. Sehingga, banyak cabor berinisiatif menyiapkan diri untuk atletnya yang berlaga di Porprov Jatim 2022,” terangnya.

Untuk cabor gulat, tambah Mujiono, pihaknya telah melakukan pembentukan atlet di Porprov. “Sekarang ini kami ya latihan terus,” ucapnya.

Mujiono beralasan, TC layak menjadi prioritas, pasalnya biaya TC cukup mahal. Apalagi Jember juga bisa dikatakan ketinggalan untuk mempersiapkan pemusatan latihan atlet.

Dia mencontohkan, atlet gulat di beberapa daerah telah dikirim untuk menjalani pemusatan latihan bersama. “TC bersama di Malang, biaya per bulan per atlet Rp 2,5 juta,” terangnya. Langkah itu diisi dengan agenda latih tanding bersama senior. “Biasanya yang meraih medali di Porprov itu yang ikut pemusatan latihan bersama. Ada yang di Malang dan Surabaya,” tuturnya.

Apalagi, seyogianya TC persiapan ajang bergengsi seperti Porprov tersebut tidak hanya diperhatikan perihal latihan saja. Tapi juga asupan gizi serta kesejahteraan atlet.

Hal sebaliknya justru diungkapkan oleh Ketua Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Jember Prof Soetriono. Dia berpendapat seleksi sangat diperlukan. Sebab, sebelum ada kerangka atlet yang ikut TC, maka perlu seleksi.

Dia menjelaskan, TC dalam persiapan Porprov biasanya dibagi menjadi tiga sesi. Yakni jangka panjang, menengah, dan pendek. “Kalau sekarang Jember untuk TC tidak cukup jangka panjang. Sekarang itu lebih pas jangka menengah,” terangnya.

Walau seleksi merupakan jalan untuk menetapkan atlet TC, menurut Soetriono, jumlah atlet harus lebih banyak daripada kuota yang tersedia. “Semisal kerangka tim yang dibutuhkan ada lima orang, maka perlu satu sampai dua atlet tambahan yang masuk TC. Agar dalam TC itu ada promosi dan degradasi,” jelasnya.

Namun, menurut Soetriono, persentase anggaran yang tersedia tentu saja lebih banyak untuk TC daripada seleksi. “Kalau seleksi, paling seminggu selesai. Tapi kalau TC itu mendatangkan pelatih, sarana dan prasarana, asupan gizi, dan uji coba juga termasuk di dalamnya,” paparnya.

Menurutnya, anggaran untuk persiapan Porprov tersebut tidak dibagikan rata untuk semua cabor yang berkompetisi di Poprov. Tapi, juga punya kerangka cabor unggulan yang itu diambil dari prestasi Porprov sebelumnya dan prestasi sesudah Porprov. Tak sekadar itu, bila ada cabor yang menunjukkan pontensial jangka panjang, juga perlu didukung.

Sebelumnya, anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengatakan, anggaran persiapan Porprov naik menjadi Rp 2,5 miliar. “Jumlah itu untuk seleksi dan TC,” ucapnya. Sehingga, dengan penambahan itu diharapkan semua atlet punya kesempatan berkompetisi dalam seleksi. Bahkan, bila diperlukan seleksi tersebut menjangkau sampai ke desa.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

 

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Anggaran olahraga yang kini tantangannya adalah untuk persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jember resmi telah dinaikkan. Dari sekitar Rp 1,5 miliar, menjadi Rp 2,5 miliar pada tahun anggaran 2021. Sejumlah cabor berharap dana tersebut bisa dioptimalkan untuk training center (TC) daripada seleksi.

Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jember Mujiono kepada Jawa Pos Radar Jember mengatakan, dengan dana sebesar Rp 2,5 miliar tersebut, bisa dikatakan minimalis. Apalagi Jember tahun depan menjadi tuan rumah Porprov.

Kaitannya dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tersebut untuk seleksi dan TC, Mujiono menilai, lebih baik diprioritaskan untuk TC. Sebab, jauh sebelum pengesahan APBD cabor-cabor mulai membentuk kerangka tim secara mandiri.

Dia mengaku, persiapan Jember masih jauh dibandingkan daerah lain yang secara pemerintah stabil, tidak ada pergantian pimpinan. “Jember ini bisa dikatakan telat. Sehingga, banyak cabor berinisiatif menyiapkan diri untuk atletnya yang berlaga di Porprov Jatim 2022,” terangnya.

Untuk cabor gulat, tambah Mujiono, pihaknya telah melakukan pembentukan atlet di Porprov. “Sekarang ini kami ya latihan terus,” ucapnya.

Mujiono beralasan, TC layak menjadi prioritas, pasalnya biaya TC cukup mahal. Apalagi Jember juga bisa dikatakan ketinggalan untuk mempersiapkan pemusatan latihan atlet.

Dia mencontohkan, atlet gulat di beberapa daerah telah dikirim untuk menjalani pemusatan latihan bersama. “TC bersama di Malang, biaya per bulan per atlet Rp 2,5 juta,” terangnya. Langkah itu diisi dengan agenda latih tanding bersama senior. “Biasanya yang meraih medali di Porprov itu yang ikut pemusatan latihan bersama. Ada yang di Malang dan Surabaya,” tuturnya.

Apalagi, seyogianya TC persiapan ajang bergengsi seperti Porprov tersebut tidak hanya diperhatikan perihal latihan saja. Tapi juga asupan gizi serta kesejahteraan atlet.

Hal sebaliknya justru diungkapkan oleh Ketua Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Jember Prof Soetriono. Dia berpendapat seleksi sangat diperlukan. Sebab, sebelum ada kerangka atlet yang ikut TC, maka perlu seleksi.

Dia menjelaskan, TC dalam persiapan Porprov biasanya dibagi menjadi tiga sesi. Yakni jangka panjang, menengah, dan pendek. “Kalau sekarang Jember untuk TC tidak cukup jangka panjang. Sekarang itu lebih pas jangka menengah,” terangnya.

Walau seleksi merupakan jalan untuk menetapkan atlet TC, menurut Soetriono, jumlah atlet harus lebih banyak daripada kuota yang tersedia. “Semisal kerangka tim yang dibutuhkan ada lima orang, maka perlu satu sampai dua atlet tambahan yang masuk TC. Agar dalam TC itu ada promosi dan degradasi,” jelasnya.

Namun, menurut Soetriono, persentase anggaran yang tersedia tentu saja lebih banyak untuk TC daripada seleksi. “Kalau seleksi, paling seminggu selesai. Tapi kalau TC itu mendatangkan pelatih, sarana dan prasarana, asupan gizi, dan uji coba juga termasuk di dalamnya,” paparnya.

Menurutnya, anggaran untuk persiapan Porprov tersebut tidak dibagikan rata untuk semua cabor yang berkompetisi di Poprov. Tapi, juga punya kerangka cabor unggulan yang itu diambil dari prestasi Porprov sebelumnya dan prestasi sesudah Porprov. Tak sekadar itu, bila ada cabor yang menunjukkan pontensial jangka panjang, juga perlu didukung.

Sebelumnya, anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengatakan, anggaran persiapan Porprov naik menjadi Rp 2,5 miliar. “Jumlah itu untuk seleksi dan TC,” ucapnya. Sehingga, dengan penambahan itu diharapkan semua atlet punya kesempatan berkompetisi dalam seleksi. Bahkan, bila diperlukan seleksi tersebut menjangkau sampai ke desa.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca