29.5 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Anggaran Porprov Naik Jadi Rp 2,5 M

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IV tahun depan, Jember bisa sedikit berlega hati. Pasalnya, anggarannya mengalami peningkatan. Dari jumlah awal Rp 1,5 M, kini bertambah menjadi sekitar Rp 2,5 M. Walau naik, sayangnya jumlah tersebut masih kalah besar daripada kabupaten tetangga yang sama-sama menjadi tuan rumah Porprov Jatim 2022, yaitu Kabupaten Lumajang.

Anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengatakan, terdapat pos anggaran yang diubah dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang baru diputuskan. Salah satunya yaitu tentang anggaran olahraga. Anggaran olahraga yang disiapkan untuk menyongsong Porprov Jatim 2022 nanti, awalnya sekitar Rp 1,5 miliar. “Kami naikkan menjadi Rp 2,5 miliar dari jumlah awal Rp 1,5 miliar,” jelasnya.

Peningkatan anggaran untuk olahraga tersebut karena berkaitan dengan Jember sebagai salah satu tuan rumah Porprov. Ditambah lagi ada keinginan tampil sebagai juara di daerah sendiri sebagai tuan rumah.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ardi menjelaskan, total Rp 2,5 miliar tersebut diperuntukkan seleksi dan training center (TC) atau pemusatan latihan. “Jadi, harapannya adanya seleksi tersebut memberikan kesempatan atlet lainnya, hingga pelosok perdesaan,” paparnya.

Kenaikan jumlah anggaran olahraga dalam menyongsong Porprov tersebut diakui oleh Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jember M Yusup. “Jumlahnya lebih dari Rp 2,5 miliar,” terangnya.

Yusup menjelaskan, jumlah tersebut sifatnya tidak diberikan dalam bentuk dana hibah secara langsung ke KONI Jember. Namun, dana tersebut bersifat per kegiatan. Baik itu kegiatan untuk seleksi maupun pemusatan latihan. Sehingga, cabor-cabor bisa mengajukan langsung ke Dispora.

Pria yang pernah menjabat Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tersebut mengakui, jumlah Rp 2,5 miliar tentu tidak sebanding dengan daerah lain. “Memang daerah lain kabarnya ada yang sampai belasan miliar,” jelasnya.

Meski demikian, jumlah tersebut dianggap sudah pas. Sebab, tahun ini Pemerintah Kabupaten Jember juga memfokuskan anggarannya pada infrastruktur. Khususnya perbaikan jalan berlubang.

Sementara itu, daerah tetangga Jember, yaitu Lumajang yang juga jadi tuan rumah Porprov, termasuk kandidat kuat untuk closing ceremony Porprov Jatim tahun depan, 2022, memiliki dana persiapan lebih besar. Yaitu sebesar Rp 4 miliar.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Ketua KONI Lumajang Ngateman mengatakan, untuk persiapan pembentukan atlet hingga TC tidak dilakukan tahun ini, tapi sudah dijalankan tahun kemarin. Bila Covid-19 tidak ada, menurut Ngateman, bisa jadi anggaran untuk persiapan Porprov mencapai Rp 6,5 miliar. Namun, karena pandemi, ada recovery anggaran, sehingga turun jadi Rp 4 miliar.

Dana hibah tersebut, kata Ngateman, tidak sekadar untuk pemusatan latihan. Namun, juga pembelian peralatan yang menunjang kebutuhan atlet ke Porprov Jatim.

Sementara itu, anggaran untuk Bondowoso adalah Rp 1,5 miliar berupa dana hibah pada 2021. Biasanya Bondowoso per tahun mendapatkan setidaknya Rp 2,5 miliar. Namun, karena korona, dana hibah turun jadi Rp 1,5 miliar.

Sementara itu, Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jember Mujiono mengatakan, walau anggaran di Jember itu naik menjadi Rp 2,5 miliar, dia merasa jumlah itu masih belum cukup. Apalagi Jember menjadi tuan rumah dan ingin menjadi juara.

Bahkan, dia menyarankan dana tersebut lebih difokuskan untuk TC saja daripada seleksi. Sebab, cabor punya catatan tersendiri atlet mana yang punya kualitas bagus untuk persiapan Porprov. Bahkan, juga tidak sedikit cabor telah membentuk kerangka atletnya yang disiapkan ke Porprov dan TC dengan pembiayaan mandiri.

Dia mengakui daerah lain telah banyak ancang-ancang di Porprov. Bahkan sudah menyiapkan TC di luar daerah. “Kabupaten lain atletnya ditaruh di Puslatda Malang sampai enam bulan untuk latihan dengan senior. Lha Jember sendiri tidak,” jelasnya.

Alasannya, karena biaya cukup mahal. Apalagi selama ini tidak ada dukungan dana dari pemerintah. “Per bulan itu biayanya Rp 2,5 juta,” pungkasnya. Menurutnya, dari sekian banyak atlet gulat yang meraih medali adalah jebolan puslatda, baik di Malang maupun Surabaya.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer :
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IV tahun depan, Jember bisa sedikit berlega hati. Pasalnya, anggarannya mengalami peningkatan. Dari jumlah awal Rp 1,5 M, kini bertambah menjadi sekitar Rp 2,5 M. Walau naik, sayangnya jumlah tersebut masih kalah besar daripada kabupaten tetangga yang sama-sama menjadi tuan rumah Porprov Jatim 2022, yaitu Kabupaten Lumajang.

Anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengatakan, terdapat pos anggaran yang diubah dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang baru diputuskan. Salah satunya yaitu tentang anggaran olahraga. Anggaran olahraga yang disiapkan untuk menyongsong Porprov Jatim 2022 nanti, awalnya sekitar Rp 1,5 miliar. “Kami naikkan menjadi Rp 2,5 miliar dari jumlah awal Rp 1,5 miliar,” jelasnya.

Peningkatan anggaran untuk olahraga tersebut karena berkaitan dengan Jember sebagai salah satu tuan rumah Porprov. Ditambah lagi ada keinginan tampil sebagai juara di daerah sendiri sebagai tuan rumah.

Ardi menjelaskan, total Rp 2,5 miliar tersebut diperuntukkan seleksi dan training center (TC) atau pemusatan latihan. “Jadi, harapannya adanya seleksi tersebut memberikan kesempatan atlet lainnya, hingga pelosok perdesaan,” paparnya.

Kenaikan jumlah anggaran olahraga dalam menyongsong Porprov tersebut diakui oleh Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jember M Yusup. “Jumlahnya lebih dari Rp 2,5 miliar,” terangnya.

Yusup menjelaskan, jumlah tersebut sifatnya tidak diberikan dalam bentuk dana hibah secara langsung ke KONI Jember. Namun, dana tersebut bersifat per kegiatan. Baik itu kegiatan untuk seleksi maupun pemusatan latihan. Sehingga, cabor-cabor bisa mengajukan langsung ke Dispora.

Pria yang pernah menjabat Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tersebut mengakui, jumlah Rp 2,5 miliar tentu tidak sebanding dengan daerah lain. “Memang daerah lain kabarnya ada yang sampai belasan miliar,” jelasnya.

Meski demikian, jumlah tersebut dianggap sudah pas. Sebab, tahun ini Pemerintah Kabupaten Jember juga memfokuskan anggarannya pada infrastruktur. Khususnya perbaikan jalan berlubang.

Sementara itu, daerah tetangga Jember, yaitu Lumajang yang juga jadi tuan rumah Porprov, termasuk kandidat kuat untuk closing ceremony Porprov Jatim tahun depan, 2022, memiliki dana persiapan lebih besar. Yaitu sebesar Rp 4 miliar.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Ketua KONI Lumajang Ngateman mengatakan, untuk persiapan pembentukan atlet hingga TC tidak dilakukan tahun ini, tapi sudah dijalankan tahun kemarin. Bila Covid-19 tidak ada, menurut Ngateman, bisa jadi anggaran untuk persiapan Porprov mencapai Rp 6,5 miliar. Namun, karena pandemi, ada recovery anggaran, sehingga turun jadi Rp 4 miliar.

Dana hibah tersebut, kata Ngateman, tidak sekadar untuk pemusatan latihan. Namun, juga pembelian peralatan yang menunjang kebutuhan atlet ke Porprov Jatim.

Sementara itu, anggaran untuk Bondowoso adalah Rp 1,5 miliar berupa dana hibah pada 2021. Biasanya Bondowoso per tahun mendapatkan setidaknya Rp 2,5 miliar. Namun, karena korona, dana hibah turun jadi Rp 1,5 miliar.

Sementara itu, Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jember Mujiono mengatakan, walau anggaran di Jember itu naik menjadi Rp 2,5 miliar, dia merasa jumlah itu masih belum cukup. Apalagi Jember menjadi tuan rumah dan ingin menjadi juara.

Bahkan, dia menyarankan dana tersebut lebih difokuskan untuk TC saja daripada seleksi. Sebab, cabor punya catatan tersendiri atlet mana yang punya kualitas bagus untuk persiapan Porprov. Bahkan, juga tidak sedikit cabor telah membentuk kerangka atletnya yang disiapkan ke Porprov dan TC dengan pembiayaan mandiri.

Dia mengakui daerah lain telah banyak ancang-ancang di Porprov. Bahkan sudah menyiapkan TC di luar daerah. “Kabupaten lain atletnya ditaruh di Puslatda Malang sampai enam bulan untuk latihan dengan senior. Lha Jember sendiri tidak,” jelasnya.

Alasannya, karena biaya cukup mahal. Apalagi selama ini tidak ada dukungan dana dari pemerintah. “Per bulan itu biayanya Rp 2,5 juta,” pungkasnya. Menurutnya, dari sekian banyak atlet gulat yang meraih medali adalah jebolan puslatda, baik di Malang maupun Surabaya.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer :
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Menjelang penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim IV tahun depan, Jember bisa sedikit berlega hati. Pasalnya, anggarannya mengalami peningkatan. Dari jumlah awal Rp 1,5 M, kini bertambah menjadi sekitar Rp 2,5 M. Walau naik, sayangnya jumlah tersebut masih kalah besar daripada kabupaten tetangga yang sama-sama menjadi tuan rumah Porprov Jatim 2022, yaitu Kabupaten Lumajang.

Anggota Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengatakan, terdapat pos anggaran yang diubah dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang baru diputuskan. Salah satunya yaitu tentang anggaran olahraga. Anggaran olahraga yang disiapkan untuk menyongsong Porprov Jatim 2022 nanti, awalnya sekitar Rp 1,5 miliar. “Kami naikkan menjadi Rp 2,5 miliar dari jumlah awal Rp 1,5 miliar,” jelasnya.

Peningkatan anggaran untuk olahraga tersebut karena berkaitan dengan Jember sebagai salah satu tuan rumah Porprov. Ditambah lagi ada keinginan tampil sebagai juara di daerah sendiri sebagai tuan rumah.

Ardi menjelaskan, total Rp 2,5 miliar tersebut diperuntukkan seleksi dan training center (TC) atau pemusatan latihan. “Jadi, harapannya adanya seleksi tersebut memberikan kesempatan atlet lainnya, hingga pelosok perdesaan,” paparnya.

Kenaikan jumlah anggaran olahraga dalam menyongsong Porprov tersebut diakui oleh Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jember M Yusup. “Jumlahnya lebih dari Rp 2,5 miliar,” terangnya.

Yusup menjelaskan, jumlah tersebut sifatnya tidak diberikan dalam bentuk dana hibah secara langsung ke KONI Jember. Namun, dana tersebut bersifat per kegiatan. Baik itu kegiatan untuk seleksi maupun pemusatan latihan. Sehingga, cabor-cabor bisa mengajukan langsung ke Dispora.

Pria yang pernah menjabat Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tersebut mengakui, jumlah Rp 2,5 miliar tentu tidak sebanding dengan daerah lain. “Memang daerah lain kabarnya ada yang sampai belasan miliar,” jelasnya.

Meski demikian, jumlah tersebut dianggap sudah pas. Sebab, tahun ini Pemerintah Kabupaten Jember juga memfokuskan anggarannya pada infrastruktur. Khususnya perbaikan jalan berlubang.

Sementara itu, daerah tetangga Jember, yaitu Lumajang yang juga jadi tuan rumah Porprov, termasuk kandidat kuat untuk closing ceremony Porprov Jatim tahun depan, 2022, memiliki dana persiapan lebih besar. Yaitu sebesar Rp 4 miliar.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Ketua KONI Lumajang Ngateman mengatakan, untuk persiapan pembentukan atlet hingga TC tidak dilakukan tahun ini, tapi sudah dijalankan tahun kemarin. Bila Covid-19 tidak ada, menurut Ngateman, bisa jadi anggaran untuk persiapan Porprov mencapai Rp 6,5 miliar. Namun, karena pandemi, ada recovery anggaran, sehingga turun jadi Rp 4 miliar.

Dana hibah tersebut, kata Ngateman, tidak sekadar untuk pemusatan latihan. Namun, juga pembelian peralatan yang menunjang kebutuhan atlet ke Porprov Jatim.

Sementara itu, anggaran untuk Bondowoso adalah Rp 1,5 miliar berupa dana hibah pada 2021. Biasanya Bondowoso per tahun mendapatkan setidaknya Rp 2,5 miliar. Namun, karena korona, dana hibah turun jadi Rp 1,5 miliar.

Sementara itu, Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jember Mujiono mengatakan, walau anggaran di Jember itu naik menjadi Rp 2,5 miliar, dia merasa jumlah itu masih belum cukup. Apalagi Jember menjadi tuan rumah dan ingin menjadi juara.

Bahkan, dia menyarankan dana tersebut lebih difokuskan untuk TC saja daripada seleksi. Sebab, cabor punya catatan tersendiri atlet mana yang punya kualitas bagus untuk persiapan Porprov. Bahkan, juga tidak sedikit cabor telah membentuk kerangka atletnya yang disiapkan ke Porprov dan TC dengan pembiayaan mandiri.

Dia mengakui daerah lain telah banyak ancang-ancang di Porprov. Bahkan sudah menyiapkan TC di luar daerah. “Kabupaten lain atletnya ditaruh di Puslatda Malang sampai enam bulan untuk latihan dengan senior. Lha Jember sendiri tidak,” jelasnya.

Alasannya, karena biaya cukup mahal. Apalagi selama ini tidak ada dukungan dana dari pemerintah. “Per bulan itu biayanya Rp 2,5 juta,” pungkasnya. Menurutnya, dari sekian banyak atlet gulat yang meraih medali adalah jebolan puslatda, baik di Malang maupun Surabaya.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer :
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca