23 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Pemain dan Pelatih Persid Jember Tidak Dibayar

Tidak Ada Kejelasan Sejak November 2022

Mobile_AP_Rectangle 1

WIROWONGSO, Radar Jember – Masa depan Persid Jember sepertinya suram. Bagaimana tidak, pemain dan pelatih klub sepak bola Jember tersebut belum digaji. Bahkan, hingga berita ini ditulis kemarin, belum ada kabar hal ini akan diselesaikan.

Penunggakan gaji ini diakui pemain terjadi pada Bulan November 2022. Pada saat itu, selepas launching tim Persid untuk kompetisi liga tiga, mereka sudah latihan penuh pada September. Sayangnya, mereka tak digaji. Belakangan, liga 3 saat itu diputuskan oleh Asprov tidak dilanjutkan.

Pemain Persid Jember Ricky Ramsey mengatakan, hak pemain seharusnya diberikan oleh manajemen Persid Jember. Akan tetapi, terhitung sudah tiga bulan ini, pemain dan pelatih tak kunjung dibayar. Padahal kewajiban latihan sesuai kontrak sudah dilakukan. “Uang saya sebesar 5 juta belum dibayar,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ricky mengaku, dirinya sudah menanyakan hal itu ke manajemen. Namun, respon yang diberikan hanya sebuah janji yang nantinya akan di lunasi. Bahkan dirinya semakin kesal saat managemen ada yang keluar dari grup sosial media. “Ada yang keluar grup saat ditanya gaji,” beber pemain asal kota malang tersebut.

Pemain persid lainnya, Aldho Pamungkas juga menyampaikan hal serupa. Pemain yang posisinya sebagai penjaga gawang tersebut juga belum dibayar. “Kalau berdasarkan kontrak saya satu bulan Rp 3 juta,” ucapnya.

Pemain asal Semarang tersebut menceritakan, dia datang datang ke Jember menggunakan uang sendiri. Saat tinggal di Jember, oleh manajemen diberi mess yang sederhana. Namun semua berubah saat tidak ada kompetisi karena dihentikan. Fasilitasnya kembali seperti awal bahkan sampai diabaikan. “Ketika kompetisi berhenti fasilitas yang nyaman itu tidak diberikan lagi,” imbuhnya.

Setelah kompetisi liga 3 berhenti, Aldho memutuskan untuk balik ke Semarang. Saat proses pulang tersebut, dirinya meminta ganti uang transport untuk naik kereta. “Sayang dikasih uang pulang sebesar Rp 450 ribu,” imbuhnya.

Tidak hanya pemain, pelatih Persid, Slamet Sampurno membenarkan tunggakan gaji yang dialami pemain dan dirinya. Dia mengaku sudah membantu untuk menyambungkan komunikasi dengan manajemen, namun dirinya tidak bisa berbuat banyak, lantaran bukan dari kewenangannya. “Tidak mau urusan ini panjang dan besar, tapi juga sudah dikomunikasikan,” ujarnya.

Menurut Slamet, hak yang belum diterimanya selama melatih Persid kurang lebih sama dengan pemain. Yaitu selama satu bulan lebih. Namun, dirinya tidak mau memaksakan agar dibayar segera oleh manajemen. Kendati demikian, dia juga berharap gaji itu turun. “Ingin menjaga silaturahmi tetap jalan, tidak ada permusuhan,” imbuhnya.

Ketua Yayasan Wes Wayahe Jember Bangkit, Rezky Pratama Hermansyah menjelaskan persoalan gaji tersebut sudah bukan wewenangnya lagi. Hal tersebut karena dia sudah tidak menjadi manager Persid. Bahkan, saat pembukaan atau launching tim Persid, dirinya juga tidak dilibatkan. “Semenjak pergantian manajemen Persid, saya sudah tidak mengetahui persoalan internal manajemen baru. Terutama soal gaji pemain yang belum dibayarkan.” katanya.

Kendati demikian, dirinya sudah mengusahakan untuk membantu pemain agar gaji yang menunggak segera di bayar. Salah satunya koordinasi dengan manajemen baru. Namun menurutnya, solusi yang didapat tidak bisa dilakukan lantaran banyaknya sponsor yang berhenti kerjasama. “Kompetisi berhenti, sponsor juga menghentikan kerjasamanya sehingga tidak ada dana yang masuk,” pungkapnya.

Sementara itu, Jawa Pos Radar Jember sempat mendatangi kantor Askab PSSI Jember, kemarin (6/3). Namun, di lokasi tidak ada yang berjaga. Manager Persid Jember Fauzi juga sempat dikonfirmasi melalui telepon tetapi belum ada respon. Selain itu, dikirimi pesan singkat juga tidak dibalas. (mg3/nur)

- Advertisement -

WIROWONGSO, Radar Jember – Masa depan Persid Jember sepertinya suram. Bagaimana tidak, pemain dan pelatih klub sepak bola Jember tersebut belum digaji. Bahkan, hingga berita ini ditulis kemarin, belum ada kabar hal ini akan diselesaikan.

Penunggakan gaji ini diakui pemain terjadi pada Bulan November 2022. Pada saat itu, selepas launching tim Persid untuk kompetisi liga tiga, mereka sudah latihan penuh pada September. Sayangnya, mereka tak digaji. Belakangan, liga 3 saat itu diputuskan oleh Asprov tidak dilanjutkan.

Pemain Persid Jember Ricky Ramsey mengatakan, hak pemain seharusnya diberikan oleh manajemen Persid Jember. Akan tetapi, terhitung sudah tiga bulan ini, pemain dan pelatih tak kunjung dibayar. Padahal kewajiban latihan sesuai kontrak sudah dilakukan. “Uang saya sebesar 5 juta belum dibayar,” katanya.

Ricky mengaku, dirinya sudah menanyakan hal itu ke manajemen. Namun, respon yang diberikan hanya sebuah janji yang nantinya akan di lunasi. Bahkan dirinya semakin kesal saat managemen ada yang keluar dari grup sosial media. “Ada yang keluar grup saat ditanya gaji,” beber pemain asal kota malang tersebut.

Pemain persid lainnya, Aldho Pamungkas juga menyampaikan hal serupa. Pemain yang posisinya sebagai penjaga gawang tersebut juga belum dibayar. “Kalau berdasarkan kontrak saya satu bulan Rp 3 juta,” ucapnya.

Pemain asal Semarang tersebut menceritakan, dia datang datang ke Jember menggunakan uang sendiri. Saat tinggal di Jember, oleh manajemen diberi mess yang sederhana. Namun semua berubah saat tidak ada kompetisi karena dihentikan. Fasilitasnya kembali seperti awal bahkan sampai diabaikan. “Ketika kompetisi berhenti fasilitas yang nyaman itu tidak diberikan lagi,” imbuhnya.

Setelah kompetisi liga 3 berhenti, Aldho memutuskan untuk balik ke Semarang. Saat proses pulang tersebut, dirinya meminta ganti uang transport untuk naik kereta. “Sayang dikasih uang pulang sebesar Rp 450 ribu,” imbuhnya.

Tidak hanya pemain, pelatih Persid, Slamet Sampurno membenarkan tunggakan gaji yang dialami pemain dan dirinya. Dia mengaku sudah membantu untuk menyambungkan komunikasi dengan manajemen, namun dirinya tidak bisa berbuat banyak, lantaran bukan dari kewenangannya. “Tidak mau urusan ini panjang dan besar, tapi juga sudah dikomunikasikan,” ujarnya.

Menurut Slamet, hak yang belum diterimanya selama melatih Persid kurang lebih sama dengan pemain. Yaitu selama satu bulan lebih. Namun, dirinya tidak mau memaksakan agar dibayar segera oleh manajemen. Kendati demikian, dia juga berharap gaji itu turun. “Ingin menjaga silaturahmi tetap jalan, tidak ada permusuhan,” imbuhnya.

Ketua Yayasan Wes Wayahe Jember Bangkit, Rezky Pratama Hermansyah menjelaskan persoalan gaji tersebut sudah bukan wewenangnya lagi. Hal tersebut karena dia sudah tidak menjadi manager Persid. Bahkan, saat pembukaan atau launching tim Persid, dirinya juga tidak dilibatkan. “Semenjak pergantian manajemen Persid, saya sudah tidak mengetahui persoalan internal manajemen baru. Terutama soal gaji pemain yang belum dibayarkan.” katanya.

Kendati demikian, dirinya sudah mengusahakan untuk membantu pemain agar gaji yang menunggak segera di bayar. Salah satunya koordinasi dengan manajemen baru. Namun menurutnya, solusi yang didapat tidak bisa dilakukan lantaran banyaknya sponsor yang berhenti kerjasama. “Kompetisi berhenti, sponsor juga menghentikan kerjasamanya sehingga tidak ada dana yang masuk,” pungkapnya.

Sementara itu, Jawa Pos Radar Jember sempat mendatangi kantor Askab PSSI Jember, kemarin (6/3). Namun, di lokasi tidak ada yang berjaga. Manager Persid Jember Fauzi juga sempat dikonfirmasi melalui telepon tetapi belum ada respon. Selain itu, dikirimi pesan singkat juga tidak dibalas. (mg3/nur)

WIROWONGSO, Radar Jember – Masa depan Persid Jember sepertinya suram. Bagaimana tidak, pemain dan pelatih klub sepak bola Jember tersebut belum digaji. Bahkan, hingga berita ini ditulis kemarin, belum ada kabar hal ini akan diselesaikan.

Penunggakan gaji ini diakui pemain terjadi pada Bulan November 2022. Pada saat itu, selepas launching tim Persid untuk kompetisi liga tiga, mereka sudah latihan penuh pada September. Sayangnya, mereka tak digaji. Belakangan, liga 3 saat itu diputuskan oleh Asprov tidak dilanjutkan.

Pemain Persid Jember Ricky Ramsey mengatakan, hak pemain seharusnya diberikan oleh manajemen Persid Jember. Akan tetapi, terhitung sudah tiga bulan ini, pemain dan pelatih tak kunjung dibayar. Padahal kewajiban latihan sesuai kontrak sudah dilakukan. “Uang saya sebesar 5 juta belum dibayar,” katanya.

Ricky mengaku, dirinya sudah menanyakan hal itu ke manajemen. Namun, respon yang diberikan hanya sebuah janji yang nantinya akan di lunasi. Bahkan dirinya semakin kesal saat managemen ada yang keluar dari grup sosial media. “Ada yang keluar grup saat ditanya gaji,” beber pemain asal kota malang tersebut.

Pemain persid lainnya, Aldho Pamungkas juga menyampaikan hal serupa. Pemain yang posisinya sebagai penjaga gawang tersebut juga belum dibayar. “Kalau berdasarkan kontrak saya satu bulan Rp 3 juta,” ucapnya.

Pemain asal Semarang tersebut menceritakan, dia datang datang ke Jember menggunakan uang sendiri. Saat tinggal di Jember, oleh manajemen diberi mess yang sederhana. Namun semua berubah saat tidak ada kompetisi karena dihentikan. Fasilitasnya kembali seperti awal bahkan sampai diabaikan. “Ketika kompetisi berhenti fasilitas yang nyaman itu tidak diberikan lagi,” imbuhnya.

Setelah kompetisi liga 3 berhenti, Aldho memutuskan untuk balik ke Semarang. Saat proses pulang tersebut, dirinya meminta ganti uang transport untuk naik kereta. “Sayang dikasih uang pulang sebesar Rp 450 ribu,” imbuhnya.

Tidak hanya pemain, pelatih Persid, Slamet Sampurno membenarkan tunggakan gaji yang dialami pemain dan dirinya. Dia mengaku sudah membantu untuk menyambungkan komunikasi dengan manajemen, namun dirinya tidak bisa berbuat banyak, lantaran bukan dari kewenangannya. “Tidak mau urusan ini panjang dan besar, tapi juga sudah dikomunikasikan,” ujarnya.

Menurut Slamet, hak yang belum diterimanya selama melatih Persid kurang lebih sama dengan pemain. Yaitu selama satu bulan lebih. Namun, dirinya tidak mau memaksakan agar dibayar segera oleh manajemen. Kendati demikian, dia juga berharap gaji itu turun. “Ingin menjaga silaturahmi tetap jalan, tidak ada permusuhan,” imbuhnya.

Ketua Yayasan Wes Wayahe Jember Bangkit, Rezky Pratama Hermansyah menjelaskan persoalan gaji tersebut sudah bukan wewenangnya lagi. Hal tersebut karena dia sudah tidak menjadi manager Persid. Bahkan, saat pembukaan atau launching tim Persid, dirinya juga tidak dilibatkan. “Semenjak pergantian manajemen Persid, saya sudah tidak mengetahui persoalan internal manajemen baru. Terutama soal gaji pemain yang belum dibayarkan.” katanya.

Kendati demikian, dirinya sudah mengusahakan untuk membantu pemain agar gaji yang menunggak segera di bayar. Salah satunya koordinasi dengan manajemen baru. Namun menurutnya, solusi yang didapat tidak bisa dilakukan lantaran banyaknya sponsor yang berhenti kerjasama. “Kompetisi berhenti, sponsor juga menghentikan kerjasamanya sehingga tidak ada dana yang masuk,” pungkapnya.

Sementara itu, Jawa Pos Radar Jember sempat mendatangi kantor Askab PSSI Jember, kemarin (6/3). Namun, di lokasi tidak ada yang berjaga. Manager Persid Jember Fauzi juga sempat dikonfirmasi melalui telepon tetapi belum ada respon. Selain itu, dikirimi pesan singkat juga tidak dibalas. (mg3/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca