22.7 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Pemain Persid Nasibmu Kini, Ada yang Kuliah dan Jadi Sopir Truk Cabai

Mobile_AP_Rectangle 1

Apa kabar sepak bola Jember? Ada yang bilang baik, ada juga sebut tidak baik-baik saja. Kondisi tidak baik itu salah satunya terjadi pada pemain Persid Jember. Lantas, bagaimana nasib mereka setelah kompetisi Liga 3 batal digelar?

FUJI ASRO, Ajung, Radar Jember

————————————————————————————————–

Mobile_AP_Rectangle 2

PADA 12 Desember 2022 lalu, Asprov PSSI secara resmi tidak mengelar kompetisi Liga 3. Banyak tim Liga 3 kelimpungan. Latihan rutin juga tak digelar lagi. Kondisi yang sama juga terjadi pada Persid Jember.

Para pemain Persid yang awalnya semangat, kini lesu. Rasanya memiliki jalan buntu untuk mengapai cita-citanya menjadi pesepak bola. Bahkan, tak sedikit yang memilih kembali ke bangku pendidikan, dengan meneruskan kuliah.

BACA JUGA: Pemain Asli Sumberjambe Jember Ikut TC Timnas U-22

Rizky Iswantur Rahman, remaja asal Jember, pada tahun 2022 lalu begitu senang bisa menembus skuad Persid Jember. Bermain di posisi gelandang bertahan, dirinya mulai menemukan jalan untuk mengapai cita-citanya menjadi pesepak bola profesional.

Setelah muncul kabar tidak digelarnya Liga 3 dan Persid meniadakan latihan, dirinya tak berkecil hati. “Awalnya sih biasa saja, karena yakin kompetisi akan digelar lagi,” paparnya.

Berbulan-bulan tidak ada kabar Persid latihan lagi, membuatnya semakin galau. “Akhirnya, kembali saja jadi anak kuliahan,” tuturnya.

Dia memilih melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). “Jadi, lanjut kuliah dan sekarang semester enam,” paparnya.

Jika Rizky lanjut kuliah, tidak untuk Galih Ismail. Kiper Persid itu justru menjadi sopir cabai di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dia stres, tidak ada kejelasan berbulan-bulan, akhirnya memilih pekerjaan apa pun. “Terpenting sekarang bisa menghasilkan uang,” kata pria asal Mumbulsari itu.

Dia akhirnya memilih merantau ke Pulau Kalimantan untuk menjadi sopir truk cabai. “Pada 2 Maret kemarin berangkat ke Balikpapan,” tuturnya.

Sementara itu, pelatih Persid Jember, Slamet Sampurno, juga memberikan tanggapannya terkait masih tidak adanya kejelasan kompetisi Liga 3. Dia menyayangkan terkait dengan chemistry yang sudah terbentuk.” Padahal sudah launching, tapi kompetisi tidak jadi jalan,” katanya.

Slamet berharap Liga 3 yang sudah digelar bisa berjalan kembali. Hal itu juga menyangkut masa depan pemain yang sudah semangat berlatih sebelumnya. (c2/dwi)

- Advertisement -

Apa kabar sepak bola Jember? Ada yang bilang baik, ada juga sebut tidak baik-baik saja. Kondisi tidak baik itu salah satunya terjadi pada pemain Persid Jember. Lantas, bagaimana nasib mereka setelah kompetisi Liga 3 batal digelar?

FUJI ASRO, Ajung, Radar Jember

————————————————————————————————–

PADA 12 Desember 2022 lalu, Asprov PSSI secara resmi tidak mengelar kompetisi Liga 3. Banyak tim Liga 3 kelimpungan. Latihan rutin juga tak digelar lagi. Kondisi yang sama juga terjadi pada Persid Jember.

Para pemain Persid yang awalnya semangat, kini lesu. Rasanya memiliki jalan buntu untuk mengapai cita-citanya menjadi pesepak bola. Bahkan, tak sedikit yang memilih kembali ke bangku pendidikan, dengan meneruskan kuliah.

BACA JUGA: Pemain Asli Sumberjambe Jember Ikut TC Timnas U-22

Rizky Iswantur Rahman, remaja asal Jember, pada tahun 2022 lalu begitu senang bisa menembus skuad Persid Jember. Bermain di posisi gelandang bertahan, dirinya mulai menemukan jalan untuk mengapai cita-citanya menjadi pesepak bola profesional.

Setelah muncul kabar tidak digelarnya Liga 3 dan Persid meniadakan latihan, dirinya tak berkecil hati. “Awalnya sih biasa saja, karena yakin kompetisi akan digelar lagi,” paparnya.

Berbulan-bulan tidak ada kabar Persid latihan lagi, membuatnya semakin galau. “Akhirnya, kembali saja jadi anak kuliahan,” tuturnya.

Dia memilih melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). “Jadi, lanjut kuliah dan sekarang semester enam,” paparnya.

Jika Rizky lanjut kuliah, tidak untuk Galih Ismail. Kiper Persid itu justru menjadi sopir cabai di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dia stres, tidak ada kejelasan berbulan-bulan, akhirnya memilih pekerjaan apa pun. “Terpenting sekarang bisa menghasilkan uang,” kata pria asal Mumbulsari itu.

Dia akhirnya memilih merantau ke Pulau Kalimantan untuk menjadi sopir truk cabai. “Pada 2 Maret kemarin berangkat ke Balikpapan,” tuturnya.

Sementara itu, pelatih Persid Jember, Slamet Sampurno, juga memberikan tanggapannya terkait masih tidak adanya kejelasan kompetisi Liga 3. Dia menyayangkan terkait dengan chemistry yang sudah terbentuk.” Padahal sudah launching, tapi kompetisi tidak jadi jalan,” katanya.

Slamet berharap Liga 3 yang sudah digelar bisa berjalan kembali. Hal itu juga menyangkut masa depan pemain yang sudah semangat berlatih sebelumnya. (c2/dwi)

Apa kabar sepak bola Jember? Ada yang bilang baik, ada juga sebut tidak baik-baik saja. Kondisi tidak baik itu salah satunya terjadi pada pemain Persid Jember. Lantas, bagaimana nasib mereka setelah kompetisi Liga 3 batal digelar?

FUJI ASRO, Ajung, Radar Jember

————————————————————————————————–

PADA 12 Desember 2022 lalu, Asprov PSSI secara resmi tidak mengelar kompetisi Liga 3. Banyak tim Liga 3 kelimpungan. Latihan rutin juga tak digelar lagi. Kondisi yang sama juga terjadi pada Persid Jember.

Para pemain Persid yang awalnya semangat, kini lesu. Rasanya memiliki jalan buntu untuk mengapai cita-citanya menjadi pesepak bola. Bahkan, tak sedikit yang memilih kembali ke bangku pendidikan, dengan meneruskan kuliah.

BACA JUGA: Pemain Asli Sumberjambe Jember Ikut TC Timnas U-22

Rizky Iswantur Rahman, remaja asal Jember, pada tahun 2022 lalu begitu senang bisa menembus skuad Persid Jember. Bermain di posisi gelandang bertahan, dirinya mulai menemukan jalan untuk mengapai cita-citanya menjadi pesepak bola profesional.

Setelah muncul kabar tidak digelarnya Liga 3 dan Persid meniadakan latihan, dirinya tak berkecil hati. “Awalnya sih biasa saja, karena yakin kompetisi akan digelar lagi,” paparnya.

Berbulan-bulan tidak ada kabar Persid latihan lagi, membuatnya semakin galau. “Akhirnya, kembali saja jadi anak kuliahan,” tuturnya.

Dia memilih melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). “Jadi, lanjut kuliah dan sekarang semester enam,” paparnya.

Jika Rizky lanjut kuliah, tidak untuk Galih Ismail. Kiper Persid itu justru menjadi sopir cabai di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dia stres, tidak ada kejelasan berbulan-bulan, akhirnya memilih pekerjaan apa pun. “Terpenting sekarang bisa menghasilkan uang,” kata pria asal Mumbulsari itu.

Dia akhirnya memilih merantau ke Pulau Kalimantan untuk menjadi sopir truk cabai. “Pada 2 Maret kemarin berangkat ke Balikpapan,” tuturnya.

Sementara itu, pelatih Persid Jember, Slamet Sampurno, juga memberikan tanggapannya terkait masih tidak adanya kejelasan kompetisi Liga 3. Dia menyayangkan terkait dengan chemistry yang sudah terbentuk.” Padahal sudah launching, tapi kompetisi tidak jadi jalan,” katanya.

Slamet berharap Liga 3 yang sudah digelar bisa berjalan kembali. Hal itu juga menyangkut masa depan pemain yang sudah semangat berlatih sebelumnya. (c2/dwi)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca