JEMBER, RADARJEMBER.ID – Matahari yang semakin terik tidak membuat sejumlah pesepak bola amputasi itu turun semangat dalam berlaga di Liga Amputasi, akhir pekan kemarin. Cara bermainnya sama dengan sepak bola pada umumnya. Ada penjaga gawang, pemain tengah, juga penyerang.
Perbedaannya terletak pada penjaga gawang yang memiliki satu tangan atau tidak sempurna. Sementara, pemain lainnya memiliki satu kaki, atau kaki kurang sempurna. Walau begitu, mereka juga tetap semangat memainkan bola, untuk umpan ke teman, dan siap-siap menendang ke arah gawang.
Dilihat lebih dekat lagi saat tim Persaid ini berlaga, ada satu pemain yang mencuri perhatian, yaitu Feni Lusiani. Ya, Feni adalah pesepak bola amputasi putri satu-satunya yang bermain bersama rekan dan lawannya yang semuanya laki-laki. “Oh, itu Mbak Feni. Perempuan sendiri itu,” ucap Bahtiar, Ketua Panitia Liga Sepak Bola Amputasi.
Bermain di sisi sayap kanan, Feni Lusiani juga tidak kalah skill-nya dengan yang lain. Dia juga mampu menerapkan umpan back-pass yang selanjutnya diumpan ke rekannya, Bahiri. Lewat umpan manis yang berbuah gol, Feni mencatatkan namanya untuk mampu assist.
Menurut Bahiri, dengan kelihaian Feni dalam mengolah si kulit bundar, bisa jadi dia bukan hanya satu-satunya pesepak bola amputasi putri di Jember. Tapi juga satu-satunya Jatim. Terlebih lagi, kemampuannya sama dengan pesepak bola amputasi putra.
Walau memiliki satu kaki, Feni cukup merasa bersyukur. Dia mampu bangkit setelah kehilangan satu kaki akibat kecelakaan. Perempuan 39 tahun asal Tegalsari, Kecamatan Ambulu, itu juga dikarunia buah hati dan bekerja di perusahaan tembakau.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, Feni mengaku lahir dengan fisik sama dengan orang pada umumnya. Dia juga senang dengan kegiatan olahraga. “Semua aktivitas olahraga fisik itu saya suka,” paparnya.
Sebelum mengalami kecelakaan, bidang olahraga yang disukai Feni adalah voli dan silat. Dia juga bercita-cita menjadi atlet voli ataupun silat. Baginya, dua olahraga itu merasuk hatinya. Bahkan, silat dan voli juga sama-sama mendukung. “Silat dan voli ini sama menunjang, yaitu tentang kekuatan kaki,” jelasnya.
Latihan lompatan bola voli juga mempermulus jurus tendangan silat. Kini, setelah satu kakinya tidak ada, gairah olahraga itu muncul, yaitu dengan kehadiran Persaid. Tapi semangat Feni untuk bangkit dan berkiprah dalam dunia olahraga kembali adalah berkat keluarga. “Saya ingin tunjukkan ke anak bahwa ibu seperti itu semangat berolahraga,” pungkasnya.
Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Nur Hariri