29.5 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Menunggu Kiprah Persid di Liga 3

Pengurus Baru Siap Tatap Kompetisi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Konflik Persid mengenai dua versi kepengurusan yayasan masih belum usai sepenuhnya. Namun, Yayasan Persid Jember (YPJ) yang menyatakan sudah memiliki berbagai syarat sah pengurus baru mulai tancap gas.

Rabu sore (2/9) kemarin, pengurus yayasan baru yang diketuai M Sholahuddin Amrulloh akhirnya mengadakan konferensi pers, yang juga dihadiri oleh manajer tim yang baru, yakni Adi Setiawan, Ketua Pembina YPJ Suparno, Ketua Umum Berni Agus Rizki, serta sejumlah suporter Berni.

Dalam konferensi pers tersebut, Jo, sapaan akrab Sholahuddin, memaparkan tujuh poin yang mereka jelaskan kepada Berni. Di antaranya mengenai kesiapan Persid dalam Liga 3 musim ini. Jika kompetisi Liga 3 digulirkan dalam masa pandemi, maka mereka siap mengikuti protokol Covid-19. Namun, apabila Liga 3 digelar tanpa suporter atau penonton, maka Persid bakal mengkaji ulang keikutsertaannya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Di sisi lain, Jo mengaku bahwa pihaknya dalam waktu dekat siap menggelar seleksi pemain serta mengadakan uji coba. Pihak YPJ juga siap bersinergi dengan Berni dan berkolaborasi bersama pemerintah daerah serta masyarakat Jember.

Pihaknya selaku pengurus baru ingin bekerja sesuai apa yang diamanahkan oleh Dewan Pembina YPJ. “Semua sudah jelas, bekerja sesuai dengan surat SK. Yang dikuatkan oleh akta notaris dan Kemenkumham. Kepada publik, kami tidak mau menyinggung dualisme. Karena Persid-lah yang harus diperjuangkan,” paparnya.

Sementara itu, Suparno menjelaskan, sebenarnya secara hukum Persid tak mengalami dualisme. Sebab, pembina yang ada sekarang sudah mendapatkan SK dari Kemenkumham. “Secara hukum, YPJ hanya ada satu. Hanya saja, menurut Asprov PSSI Jatim, mereka masih menyatakan ada dua kepengurusan,” imbuhnya.

Lain halnya dengan Adi Setiawan. Pria yang kini menjabat sebagai direktur PDAM Jember ini ingin mengajak semua elemen bersatu membangun Persid ke depannya. “Ketika ingin membangun sepak bola profesional, maka manajemen, pengurus, suporter harus ada sinergisitas. Karena keberhasilan tim juga tergantung dukungan dari suporter,” jelas mantan Manajer Persipur Purwodadi 2013 silam ini.

Lantas bagaimana dengan tanggapan pengurus lama? Sunardi, ketua YPJ versi lama mengaku sangat menyayangkan konflik internal Persid yang kini terjadi. Apalagi, baik pengurus lama maupun baru sebelumnya sama-sama mendaftarkan diri atas nama Persid kepada Asprov PSSI Jatim, untuk kompetisi Liga 3 tahun ini.

“Ya sangat disayangkan. Jangan ambisi dengan proses yang salah. Kalau prosesnya benar, tidak mungkin ada dua kepengurusan. Mungkin kajian Asprov PSSI Jatim mengapa hingga sekarang ini belum ada keputusan, karena sama-sama dualisme mengenai Kemenkumham,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, jika muncul dua kepengurusan, seharusnya kedua pihak bisa duduk bersama untuk mencari solusinya. “Andaikan proses mereka benar, tidak mungkin ada dua versi,” lanjut pria yang juga menjadi anggota DPRD Jember ini.

 

Belum Dapat Balasan Surat Asprov

SEMENTARA itu, setelah diadakan dua kali mediasi yang difasilitasi oleh Askab PSSI Jember dan dimediatori perwakilan Asprov PSSI Jatim, hingga sekarang belum ada keputusan final mengenai hasil mediasi tersebut. Asprov PSSI Jatim selaku operator Liga 3 zona Jatim pun belum memberikan putusan. Bahkan, sebelumnya mereka menyebut, konflik dualisme kepengurusan di tubuh Persid ini harus diselesaikan secara internal dahulu. Dituntaskan melalui jalur hukum bila perlu.

Sunardi, pihak Ketua Pengurus YPJ versi lama, mengaku bahwa dirinya sudah berkirim surat kepada Asprov tertanggal 22 Agustus lalu, perihal klarifikasi terhadap notaris. “Jadi, tanpa ada unsur pihak mana pun. Karena Asprov PSSI Jatim sudah menentukan ada dualisme. Saya juga merasa punya Kemenkumham,” ungkapnya.

Disinggung mengenai apakah sudah ada surat balasan dari Asprov kepada pihaknya, Sunardi mengaku belum mendapat balasan resmi. “Kalau secara lisan via WA sudah dijawab. Kata mereka (Asprov PSSI Jawa Timur, Red) untuk membalas surat tersebut bukan haknya. Selama masih ada dua kepengurusan, tidak mungkin bisa diterima oleh Asprov,” ujar dia.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Adi Setiawan, Manajer Persid tahun ini. Dia mengaku pihaknya juga belum mendapat balasan dari Asprov. “Kalau bicara bola, dualisme hal yang lumrah. Ketika sepak bola menjadi primadona dan diperebutkan banyak pihak, kami tetap mengikuti yuridis yang ada. Sesuai dengan mekanisme. Sekarang ini bolanya ada di Asprov, apakah kita bisa ikut liga atau seperti apa nantinya,” beber Adi.

Meski begitu, lanjut dia, pihaknya mengaku Persid siap mengikuti Liga 3 nantinya, apabila kembali diputar. “Saya apresiasi sekali kepada YPJ yang diketuai Jo. Karena sudah menginisiasi sejak awal seperti sekarang ini. Kalau bicara bola jangan harap hidup di bola, ya harus menghidupi bola,” imbuh Adi.

Di sisi suporter, Berni pun masih menunggu petunjuk dari Askab PSSI Jember dan Asprov PSSI Jatim guna menyelesaikan dualisme. Septafani Rahmansyah dari Badan Pengawas YPJ berharap lebih konkret kepada Persid. “Sebagai pengawas yayasan, saya berharap Persid segera menunjukkan eksistensinya ke masyarakat Jember. Ada dualisme atau tidak, tim harus terbentuk untuk mengikuti Liga,” pungkasnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Konflik Persid mengenai dua versi kepengurusan yayasan masih belum usai sepenuhnya. Namun, Yayasan Persid Jember (YPJ) yang menyatakan sudah memiliki berbagai syarat sah pengurus baru mulai tancap gas.

Rabu sore (2/9) kemarin, pengurus yayasan baru yang diketuai M Sholahuddin Amrulloh akhirnya mengadakan konferensi pers, yang juga dihadiri oleh manajer tim yang baru, yakni Adi Setiawan, Ketua Pembina YPJ Suparno, Ketua Umum Berni Agus Rizki, serta sejumlah suporter Berni.

Dalam konferensi pers tersebut, Jo, sapaan akrab Sholahuddin, memaparkan tujuh poin yang mereka jelaskan kepada Berni. Di antaranya mengenai kesiapan Persid dalam Liga 3 musim ini. Jika kompetisi Liga 3 digulirkan dalam masa pandemi, maka mereka siap mengikuti protokol Covid-19. Namun, apabila Liga 3 digelar tanpa suporter atau penonton, maka Persid bakal mengkaji ulang keikutsertaannya.

Di sisi lain, Jo mengaku bahwa pihaknya dalam waktu dekat siap menggelar seleksi pemain serta mengadakan uji coba. Pihak YPJ juga siap bersinergi dengan Berni dan berkolaborasi bersama pemerintah daerah serta masyarakat Jember.

Pihaknya selaku pengurus baru ingin bekerja sesuai apa yang diamanahkan oleh Dewan Pembina YPJ. “Semua sudah jelas, bekerja sesuai dengan surat SK. Yang dikuatkan oleh akta notaris dan Kemenkumham. Kepada publik, kami tidak mau menyinggung dualisme. Karena Persid-lah yang harus diperjuangkan,” paparnya.

Sementara itu, Suparno menjelaskan, sebenarnya secara hukum Persid tak mengalami dualisme. Sebab, pembina yang ada sekarang sudah mendapatkan SK dari Kemenkumham. “Secara hukum, YPJ hanya ada satu. Hanya saja, menurut Asprov PSSI Jatim, mereka masih menyatakan ada dua kepengurusan,” imbuhnya.

Lain halnya dengan Adi Setiawan. Pria yang kini menjabat sebagai direktur PDAM Jember ini ingin mengajak semua elemen bersatu membangun Persid ke depannya. “Ketika ingin membangun sepak bola profesional, maka manajemen, pengurus, suporter harus ada sinergisitas. Karena keberhasilan tim juga tergantung dukungan dari suporter,” jelas mantan Manajer Persipur Purwodadi 2013 silam ini.

Lantas bagaimana dengan tanggapan pengurus lama? Sunardi, ketua YPJ versi lama mengaku sangat menyayangkan konflik internal Persid yang kini terjadi. Apalagi, baik pengurus lama maupun baru sebelumnya sama-sama mendaftarkan diri atas nama Persid kepada Asprov PSSI Jatim, untuk kompetisi Liga 3 tahun ini.

“Ya sangat disayangkan. Jangan ambisi dengan proses yang salah. Kalau prosesnya benar, tidak mungkin ada dua kepengurusan. Mungkin kajian Asprov PSSI Jatim mengapa hingga sekarang ini belum ada keputusan, karena sama-sama dualisme mengenai Kemenkumham,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, jika muncul dua kepengurusan, seharusnya kedua pihak bisa duduk bersama untuk mencari solusinya. “Andaikan proses mereka benar, tidak mungkin ada dua versi,” lanjut pria yang juga menjadi anggota DPRD Jember ini.

 

Belum Dapat Balasan Surat Asprov

SEMENTARA itu, setelah diadakan dua kali mediasi yang difasilitasi oleh Askab PSSI Jember dan dimediatori perwakilan Asprov PSSI Jatim, hingga sekarang belum ada keputusan final mengenai hasil mediasi tersebut. Asprov PSSI Jatim selaku operator Liga 3 zona Jatim pun belum memberikan putusan. Bahkan, sebelumnya mereka menyebut, konflik dualisme kepengurusan di tubuh Persid ini harus diselesaikan secara internal dahulu. Dituntaskan melalui jalur hukum bila perlu.

Sunardi, pihak Ketua Pengurus YPJ versi lama, mengaku bahwa dirinya sudah berkirim surat kepada Asprov tertanggal 22 Agustus lalu, perihal klarifikasi terhadap notaris. “Jadi, tanpa ada unsur pihak mana pun. Karena Asprov PSSI Jatim sudah menentukan ada dualisme. Saya juga merasa punya Kemenkumham,” ungkapnya.

Disinggung mengenai apakah sudah ada surat balasan dari Asprov kepada pihaknya, Sunardi mengaku belum mendapat balasan resmi. “Kalau secara lisan via WA sudah dijawab. Kata mereka (Asprov PSSI Jawa Timur, Red) untuk membalas surat tersebut bukan haknya. Selama masih ada dua kepengurusan, tidak mungkin bisa diterima oleh Asprov,” ujar dia.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Adi Setiawan, Manajer Persid tahun ini. Dia mengaku pihaknya juga belum mendapat balasan dari Asprov. “Kalau bicara bola, dualisme hal yang lumrah. Ketika sepak bola menjadi primadona dan diperebutkan banyak pihak, kami tetap mengikuti yuridis yang ada. Sesuai dengan mekanisme. Sekarang ini bolanya ada di Asprov, apakah kita bisa ikut liga atau seperti apa nantinya,” beber Adi.

Meski begitu, lanjut dia, pihaknya mengaku Persid siap mengikuti Liga 3 nantinya, apabila kembali diputar. “Saya apresiasi sekali kepada YPJ yang diketuai Jo. Karena sudah menginisiasi sejak awal seperti sekarang ini. Kalau bicara bola jangan harap hidup di bola, ya harus menghidupi bola,” imbuh Adi.

Di sisi suporter, Berni pun masih menunggu petunjuk dari Askab PSSI Jember dan Asprov PSSI Jatim guna menyelesaikan dualisme. Septafani Rahmansyah dari Badan Pengawas YPJ berharap lebih konkret kepada Persid. “Sebagai pengawas yayasan, saya berharap Persid segera menunjukkan eksistensinya ke masyarakat Jember. Ada dualisme atau tidak, tim harus terbentuk untuk mengikuti Liga,” pungkasnya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Konflik Persid mengenai dua versi kepengurusan yayasan masih belum usai sepenuhnya. Namun, Yayasan Persid Jember (YPJ) yang menyatakan sudah memiliki berbagai syarat sah pengurus baru mulai tancap gas.

Rabu sore (2/9) kemarin, pengurus yayasan baru yang diketuai M Sholahuddin Amrulloh akhirnya mengadakan konferensi pers, yang juga dihadiri oleh manajer tim yang baru, yakni Adi Setiawan, Ketua Pembina YPJ Suparno, Ketua Umum Berni Agus Rizki, serta sejumlah suporter Berni.

Dalam konferensi pers tersebut, Jo, sapaan akrab Sholahuddin, memaparkan tujuh poin yang mereka jelaskan kepada Berni. Di antaranya mengenai kesiapan Persid dalam Liga 3 musim ini. Jika kompetisi Liga 3 digulirkan dalam masa pandemi, maka mereka siap mengikuti protokol Covid-19. Namun, apabila Liga 3 digelar tanpa suporter atau penonton, maka Persid bakal mengkaji ulang keikutsertaannya.

Di sisi lain, Jo mengaku bahwa pihaknya dalam waktu dekat siap menggelar seleksi pemain serta mengadakan uji coba. Pihak YPJ juga siap bersinergi dengan Berni dan berkolaborasi bersama pemerintah daerah serta masyarakat Jember.

Pihaknya selaku pengurus baru ingin bekerja sesuai apa yang diamanahkan oleh Dewan Pembina YPJ. “Semua sudah jelas, bekerja sesuai dengan surat SK. Yang dikuatkan oleh akta notaris dan Kemenkumham. Kepada publik, kami tidak mau menyinggung dualisme. Karena Persid-lah yang harus diperjuangkan,” paparnya.

Sementara itu, Suparno menjelaskan, sebenarnya secara hukum Persid tak mengalami dualisme. Sebab, pembina yang ada sekarang sudah mendapatkan SK dari Kemenkumham. “Secara hukum, YPJ hanya ada satu. Hanya saja, menurut Asprov PSSI Jatim, mereka masih menyatakan ada dua kepengurusan,” imbuhnya.

Lain halnya dengan Adi Setiawan. Pria yang kini menjabat sebagai direktur PDAM Jember ini ingin mengajak semua elemen bersatu membangun Persid ke depannya. “Ketika ingin membangun sepak bola profesional, maka manajemen, pengurus, suporter harus ada sinergisitas. Karena keberhasilan tim juga tergantung dukungan dari suporter,” jelas mantan Manajer Persipur Purwodadi 2013 silam ini.

Lantas bagaimana dengan tanggapan pengurus lama? Sunardi, ketua YPJ versi lama mengaku sangat menyayangkan konflik internal Persid yang kini terjadi. Apalagi, baik pengurus lama maupun baru sebelumnya sama-sama mendaftarkan diri atas nama Persid kepada Asprov PSSI Jatim, untuk kompetisi Liga 3 tahun ini.

“Ya sangat disayangkan. Jangan ambisi dengan proses yang salah. Kalau prosesnya benar, tidak mungkin ada dua kepengurusan. Mungkin kajian Asprov PSSI Jatim mengapa hingga sekarang ini belum ada keputusan, karena sama-sama dualisme mengenai Kemenkumham,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, jika muncul dua kepengurusan, seharusnya kedua pihak bisa duduk bersama untuk mencari solusinya. “Andaikan proses mereka benar, tidak mungkin ada dua versi,” lanjut pria yang juga menjadi anggota DPRD Jember ini.

 

Belum Dapat Balasan Surat Asprov

SEMENTARA itu, setelah diadakan dua kali mediasi yang difasilitasi oleh Askab PSSI Jember dan dimediatori perwakilan Asprov PSSI Jatim, hingga sekarang belum ada keputusan final mengenai hasil mediasi tersebut. Asprov PSSI Jatim selaku operator Liga 3 zona Jatim pun belum memberikan putusan. Bahkan, sebelumnya mereka menyebut, konflik dualisme kepengurusan di tubuh Persid ini harus diselesaikan secara internal dahulu. Dituntaskan melalui jalur hukum bila perlu.

Sunardi, pihak Ketua Pengurus YPJ versi lama, mengaku bahwa dirinya sudah berkirim surat kepada Asprov tertanggal 22 Agustus lalu, perihal klarifikasi terhadap notaris. “Jadi, tanpa ada unsur pihak mana pun. Karena Asprov PSSI Jatim sudah menentukan ada dualisme. Saya juga merasa punya Kemenkumham,” ungkapnya.

Disinggung mengenai apakah sudah ada surat balasan dari Asprov kepada pihaknya, Sunardi mengaku belum mendapat balasan resmi. “Kalau secara lisan via WA sudah dijawab. Kata mereka (Asprov PSSI Jawa Timur, Red) untuk membalas surat tersebut bukan haknya. Selama masih ada dua kepengurusan, tidak mungkin bisa diterima oleh Asprov,” ujar dia.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Adi Setiawan, Manajer Persid tahun ini. Dia mengaku pihaknya juga belum mendapat balasan dari Asprov. “Kalau bicara bola, dualisme hal yang lumrah. Ketika sepak bola menjadi primadona dan diperebutkan banyak pihak, kami tetap mengikuti yuridis yang ada. Sesuai dengan mekanisme. Sekarang ini bolanya ada di Asprov, apakah kita bisa ikut liga atau seperti apa nantinya,” beber Adi.

Meski begitu, lanjut dia, pihaknya mengaku Persid siap mengikuti Liga 3 nantinya, apabila kembali diputar. “Saya apresiasi sekali kepada YPJ yang diketuai Jo. Karena sudah menginisiasi sejak awal seperti sekarang ini. Kalau bicara bola jangan harap hidup di bola, ya harus menghidupi bola,” imbuh Adi.

Di sisi suporter, Berni pun masih menunggu petunjuk dari Askab PSSI Jember dan Asprov PSSI Jatim guna menyelesaikan dualisme. Septafani Rahmansyah dari Badan Pengawas YPJ berharap lebih konkret kepada Persid. “Sebagai pengawas yayasan, saya berharap Persid segera menunjukkan eksistensinya ke masyarakat Jember. Ada dualisme atau tidak, tim harus terbentuk untuk mengikuti Liga,” pungkasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca