24.4 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Petenis Wanita di jember Tak Bisa Berbicara Banyak Karena ini

Petenis Andalan Gagal Raih Emas Fauziah Masih Kikuk Main di Lapangan Flexi

Mobile_AP_Rectangle 1

SURABAYA, RADARJEMBER.ID – Fauziah Azzahro, petenis andalan Jember pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2019, tak bisa berbicara banyak kala mengikuti Disway Tennis Championship di Surabaya pada 23–29 September ini. Usi, sapaan akrab Fauziah, harus tumbang dari petenis Porprov Malang di partai puncak, sehingga medali emas pun lolos.

Bermain di U-23 yang dihuni hampir seluruh petenis andalan masing-masing daerah di Porprov, sejatinya Usi tampil memukau. Saat babak final, petenis andalan Jember, yang pada Porprov 2019 lalu meraih emas di nomor ganda, perak di tunggal putri, dan medali perunggu di beregu putri, tersebut berjumpa dengan Mediana dari Malang.

Melawan Mediana bukan menjadi pengalaman baru bagi Usi. Sebab, pada Porprov sebelumnya dia begitu mudah menumbangkan Mediana dengan dua set langsung. Namun, kali ini hasilnya berbeda. Usi kandas sampai tie break 7-5. Rupanya, kegagalan itu lantaran dia tak terbiasa berlatih di lapangan flexi seperti yang digunakan pada pertandingan tersebut. “Kalau biasa latihan pakai lapangan flexi, pasti dapat emas,” ucapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kendala lapangan begitu dirasakan oleh Usi. Terlebih, dia terbiasa berlatih di lapangan tenis Kaliwates yang masih granit. Pernah mencoba latihan di lapangan flexi di Universitas Jember (Unej), namun hanya tiga kali saja dia menjajalnya, sehingga kurang penyesuaian.

Usi menjelaskan, bermain di lapangan flexi, larinya bola lebih cepat daripada di lapangan granit. Oleh karena itu, saat lawan bermain keras dengan bola-bola cepat, maka menjadi kesulitan tersendiri bagi Usi untuk mengimbanginya. “Kalau lawan bermainnya santai, ya, sangat bisa mengatasi,” terangnya.

Bola dengan pantulan lebih cepat di lapangan flexi tersebut tentu saja menguras banyak energi. Karenanya, faktor fisik juga memengaruhi kegagalan Usi dalam mempersembahkan medali emas bagi Jember.

Kompetisi tenis di Surabaya yang bakal menurunkan skuad Porprov di masing-masing daerah tersebut sebenarnya sudah diprediksi. Bahkan, rata-rata setiap daerah menurunkan full tim. “Rata-rata hampir full tim menurunkan petenis yang disiapkan untuk Porprov,” katanya.

Usi yang turun seorang diri dari Jember, mengaku bahwa petenis Jember bisa bersaing dengan petenis dari daerah lain. “Kalau lihat permainan petenis dari beberapa daerah, saya rasa Jember bisa bersaing,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Jember Soetriono menambahkan, perbedaan lantai lapangan tenis antara flexi dengan granit tidak hanya berpengaruh pada kecepatan pantulan atau tidak. Namun, di lapangan granit juga tidak bisa memaksakan kaki untuk melakukan teknik sliding dalam mengejar bola. “Kalau lapangan flexi bisa memakai sliding. Sedangkan di lapangan granit memakai sliding saat mengejar bola bisa berpotensi cedera,” pungkasnya.

Reporter : Dwi Siswanto

Fotografer : Pelti Jember For Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih

- Advertisement -

SURABAYA, RADARJEMBER.ID – Fauziah Azzahro, petenis andalan Jember pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2019, tak bisa berbicara banyak kala mengikuti Disway Tennis Championship di Surabaya pada 23–29 September ini. Usi, sapaan akrab Fauziah, harus tumbang dari petenis Porprov Malang di partai puncak, sehingga medali emas pun lolos.

Bermain di U-23 yang dihuni hampir seluruh petenis andalan masing-masing daerah di Porprov, sejatinya Usi tampil memukau. Saat babak final, petenis andalan Jember, yang pada Porprov 2019 lalu meraih emas di nomor ganda, perak di tunggal putri, dan medali perunggu di beregu putri, tersebut berjumpa dengan Mediana dari Malang.

Melawan Mediana bukan menjadi pengalaman baru bagi Usi. Sebab, pada Porprov sebelumnya dia begitu mudah menumbangkan Mediana dengan dua set langsung. Namun, kali ini hasilnya berbeda. Usi kandas sampai tie break 7-5. Rupanya, kegagalan itu lantaran dia tak terbiasa berlatih di lapangan flexi seperti yang digunakan pada pertandingan tersebut. “Kalau biasa latihan pakai lapangan flexi, pasti dapat emas,” ucapnya.

Kendala lapangan begitu dirasakan oleh Usi. Terlebih, dia terbiasa berlatih di lapangan tenis Kaliwates yang masih granit. Pernah mencoba latihan di lapangan flexi di Universitas Jember (Unej), namun hanya tiga kali saja dia menjajalnya, sehingga kurang penyesuaian.

Usi menjelaskan, bermain di lapangan flexi, larinya bola lebih cepat daripada di lapangan granit. Oleh karena itu, saat lawan bermain keras dengan bola-bola cepat, maka menjadi kesulitan tersendiri bagi Usi untuk mengimbanginya. “Kalau lawan bermainnya santai, ya, sangat bisa mengatasi,” terangnya.

Bola dengan pantulan lebih cepat di lapangan flexi tersebut tentu saja menguras banyak energi. Karenanya, faktor fisik juga memengaruhi kegagalan Usi dalam mempersembahkan medali emas bagi Jember.

Kompetisi tenis di Surabaya yang bakal menurunkan skuad Porprov di masing-masing daerah tersebut sebenarnya sudah diprediksi. Bahkan, rata-rata setiap daerah menurunkan full tim. “Rata-rata hampir full tim menurunkan petenis yang disiapkan untuk Porprov,” katanya.

Usi yang turun seorang diri dari Jember, mengaku bahwa petenis Jember bisa bersaing dengan petenis dari daerah lain. “Kalau lihat permainan petenis dari beberapa daerah, saya rasa Jember bisa bersaing,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Jember Soetriono menambahkan, perbedaan lantai lapangan tenis antara flexi dengan granit tidak hanya berpengaruh pada kecepatan pantulan atau tidak. Namun, di lapangan granit juga tidak bisa memaksakan kaki untuk melakukan teknik sliding dalam mengejar bola. “Kalau lapangan flexi bisa memakai sliding. Sedangkan di lapangan granit memakai sliding saat mengejar bola bisa berpotensi cedera,” pungkasnya.

Reporter : Dwi Siswanto

Fotografer : Pelti Jember For Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih

SURABAYA, RADARJEMBER.ID – Fauziah Azzahro, petenis andalan Jember pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2019, tak bisa berbicara banyak kala mengikuti Disway Tennis Championship di Surabaya pada 23–29 September ini. Usi, sapaan akrab Fauziah, harus tumbang dari petenis Porprov Malang di partai puncak, sehingga medali emas pun lolos.

Bermain di U-23 yang dihuni hampir seluruh petenis andalan masing-masing daerah di Porprov, sejatinya Usi tampil memukau. Saat babak final, petenis andalan Jember, yang pada Porprov 2019 lalu meraih emas di nomor ganda, perak di tunggal putri, dan medali perunggu di beregu putri, tersebut berjumpa dengan Mediana dari Malang.

Melawan Mediana bukan menjadi pengalaman baru bagi Usi. Sebab, pada Porprov sebelumnya dia begitu mudah menumbangkan Mediana dengan dua set langsung. Namun, kali ini hasilnya berbeda. Usi kandas sampai tie break 7-5. Rupanya, kegagalan itu lantaran dia tak terbiasa berlatih di lapangan flexi seperti yang digunakan pada pertandingan tersebut. “Kalau biasa latihan pakai lapangan flexi, pasti dapat emas,” ucapnya.

Kendala lapangan begitu dirasakan oleh Usi. Terlebih, dia terbiasa berlatih di lapangan tenis Kaliwates yang masih granit. Pernah mencoba latihan di lapangan flexi di Universitas Jember (Unej), namun hanya tiga kali saja dia menjajalnya, sehingga kurang penyesuaian.

Usi menjelaskan, bermain di lapangan flexi, larinya bola lebih cepat daripada di lapangan granit. Oleh karena itu, saat lawan bermain keras dengan bola-bola cepat, maka menjadi kesulitan tersendiri bagi Usi untuk mengimbanginya. “Kalau lawan bermainnya santai, ya, sangat bisa mengatasi,” terangnya.

Bola dengan pantulan lebih cepat di lapangan flexi tersebut tentu saja menguras banyak energi. Karenanya, faktor fisik juga memengaruhi kegagalan Usi dalam mempersembahkan medali emas bagi Jember.

Kompetisi tenis di Surabaya yang bakal menurunkan skuad Porprov di masing-masing daerah tersebut sebenarnya sudah diprediksi. Bahkan, rata-rata setiap daerah menurunkan full tim. “Rata-rata hampir full tim menurunkan petenis yang disiapkan untuk Porprov,” katanya.

Usi yang turun seorang diri dari Jember, mengaku bahwa petenis Jember bisa bersaing dengan petenis dari daerah lain. “Kalau lihat permainan petenis dari beberapa daerah, saya rasa Jember bisa bersaing,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) Jember Soetriono menambahkan, perbedaan lantai lapangan tenis antara flexi dengan granit tidak hanya berpengaruh pada kecepatan pantulan atau tidak. Namun, di lapangan granit juga tidak bisa memaksakan kaki untuk melakukan teknik sliding dalam mengejar bola. “Kalau lapangan flexi bisa memakai sliding. Sedangkan di lapangan granit memakai sliding saat mengejar bola bisa berpotensi cedera,” pungkasnya.

Reporter : Dwi Siswanto

Fotografer : Pelti Jember For Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca