AMBULU, RADARJEMBER.ID – Cabang olahraga (cabor) atletik telah menuntaskan seleksi untuk persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur. Seleksi hari keempat di SMA Bima Ambulu ini khusus untuk nomor lompat tinggi. Lagi-lagi, proses seleksi itu tidak ada kejutan karena hasil masing-masing atlet sangat jomplang. M Basofi, atlet lompat tinggi yang turun di Porprov 2019, tetap menjadi nomor satu dengan loncatan tertinggi 1,5 meter.
Lompatan Basofi tersebut masih lebih rendah dari hasil Porprov 2016 lalu. “Tetap Basofi yang tertinggi, tapi hasilnya lebih bagus Porprov 2016 yang mencapai 1,6 meter,” tutur Wahman Sumanjaya, pelatih yang juga ketua panitia pelaksana tim seleksi cabor atletik. Menurutnya, pandemi juga berdampak terhadap para atlet. Namun, dampak itu terasa bagi atlet atletik di luar binaan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jember.
Wahman mengakui, meski hasil seleksi cukup bagus, tapi memang tidak ada kejutan. Mengapa demikian? Karena pada masa pandemi dengan sekolah daring membuat guru olahraga tidak bisa memantau atletnya, juga susah menemukan siswa yang berpotensi jadi atlet atletik. “Sedangkan atlet PASI terus latihan, sehingga hasilnya terlalu jauh,” ucapnya.
Apalagi, kata dia, yang mengikuti seleksi tidak begitu banyak. Menurut Wahman, ini juga ada kaitannya dengan banyaknya guru olahraga yang selama dua tahun belakangan tidak menemukan atlet. Dia menjelaskan, setiap satu nomor seleksi yang masuk pemusatan latihan daerah (puslatda) adalah dua orang. Meski demikian, dua atlet yang masuk puslatda tersebut tidak ada garansi bakal ikut ke Porprov Jatim tahun depan. “Lihat limitnya, kalau bagus akan dikirim ke Porprov,” terangnya.
Tim penyeleksi dalam seleksi cabor atletik, Riki Suherman, mengatakan, seleksi tahap pertama yang berpusat di Brigif Raider 9 Kostrad, Sabtu (28/8) akhir pekan kemarin, menyeleksi lari. Dan hari kedua lempar lembing. Sementara, tolak peluru serta lompat jauh menempati MAN 2 Jember. “Seleksi terakhir di Ambulu untuk lompat tinggi,” jelasnya.
Hasil seleksinya, kata Riki, limitnya terlalu jauh dan tidak ada kejutan. Dia menjelaskan, sebelum adanya seleksi, PASI Jember telah melakukan antisipasi dengan melakukan pembinaan atlet-atlet yang potensial untuk Porprov. “Atlet binaan PASI itu juga ikut seleksi terbuka dan tidak langsung masuk TC atau puslatda,” ucapnya.
Nyatanya, saat berlaga, hasil antara atlet binaan PASI dengan yang lain terlalu jauh. Untuk lempar lembing saja, hasil lemparan Dede Harum yang meraih medali emas di Porprov Jatim 2019 lalu sampai 50 meter 17 cm. Sementara, lainnya yang mendekati hanya 15 meter. Kondisi yang sama juga di nomor lari, baik jarak pendek maupun jarak jauh. Top of Form
Reporter : Dwi Siswanto
Fotografer : Pasi Jember For Radar Jember
Editor : Mahrus Sholih