KALIWATES.RADARJEMBER.ID- Pengurus Cabang Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jember yang terbentuk April lalu, kini telah resmi mengemban tugas setelah dikukuhkan oleh Pengurus Besar (PB) IKA PMII, Minggu (31/10). Pelantikan itu sekaligus menandai gerak awal roda organisasi. Pelantikan yang digelar di salah satu hotel di Kaliwates itu juga turut dihadiri oleh perwakilan PB IKA PMII, serta Pengurus Wilayah (PW) IKA PMII Jawa Timur.
Muhamad Nur Purnamasidi, perwakilan PB yang hadir, mengatakan, tugas utama pengurus saat ini ialah mencetak kader yang solid dan meningkatkan kualitas SDM yang unggul demi mengenalkan IKA PMII ke khalayak. Sebab, selama ini, banyak kader IKA-PMII yang sukses di berbagai ranah publik, namun belum memiliki sistem hubungan atau koneksi yang kuat antarkader.
“IKA PMII mempunyai banyak sumber daya manusia dan kader yang bagus. Banyak juga guru besar. Namun ketika ada peluang di publik itu tidak mampu mengambil. Ternyata kelemahannya, tidak punya sistem yang satu. Dan kader yang berhasil di tempat lain itu karena kepiawaian mereka pribadi,” ungkap anggota DPR RI dari Partai Golkar itu.
Menurutnya, pembentukan sistem yang baku tak hanya memudahkan para kader untuk maju di ranah publik, namun juga memperkuat internal IKA PMII. Selain itu, juga berkaitan dengan tantangan terbesar yang harus dihadapi IKA PMII ke depannya. Yakni menyesuaikan dengan perubahan sosial yang terjadi setiap hari, terutama dalam konteks perubahan informasi. Perubahan tersebut harus menjadi pijakan bagi pendekatan program IKA PMII selanjutnya.
“Nanti harus ada pengujian program sesuai situasi yang ada. Karena kalau tidak begitu, keberadaan IKA PMII ini jadi sangat sulit untuk diterima masyarakat,” imbuh lelaki yang kerap disapa Bang Pur ini.
Melalui hal tersebut, harapannya para kader mampu memahami peran yang dilakukan untuk masyarakat. “Makanya, tadi ada launching kanal YouTube. Itu menurut saya salah satu jawaban bagaimana bisa mempopulerkan atau menyosialisasikan program ke masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PC IKA PMII Jember Ahmad Hadinuddin menjelaskan, sesuai dengan tema pelantikan “noto roso, noto rogo, nyinauni awake dewe”, program yang akan ia lakukan yakni akselerasi kegiatan untuk IKA PMII. Akselerasi tersebut yaitu penataan antarkader atau penguatan internal IKA PMII. Kemudian akselerasi dengan ekternal, yaitu mengawal Pemkab Jember dalam penataan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami berusaha agar teman-teman bisa memperjuangkan dan berkreasi demi kepentingan sosial dan ekonomi internal. Meski di sisi lain, kami juga punya tanggung jawab eksternal. Yakni tanggung jawab sosial untuk terlibat dalam penataan dan perubahan di Kabupaten Jember tanpa menghilangkan respek kepada pemerintah,” paparnya kepada Jawa Pos Radar Jember.
Menurutnya, sejak awal pihaknya telah berupaya berkontribusi ikut membenahi penataan susunan anggaran. Apalagi, dengan jabatannya sebagai nahkoda organisasi yang memilki latar belakang sebagai anggota DPRD Jawa Timur yang juga membidangi anggaran. Sehingga, IKA PMII harus berkontribusi dan memberi masukan kepada bupati.
“Bagaimana menyusun anggaran yang baik. Anggaran yang money follow function. Kemudian juga terukur sesuai kebutuhan masyarakat. Karena kalau ini tidak disinergikan, khawatirnya bupati tidak mampu mengemban amanah dengan baik sampai akhir kepemimpinannya,” katanya.
Ia juga menyampaikan, beberapa waktu lalu, terkait pelaksanaan Jember Fashion Carnival (JFC) yang rencananya mengundang artis nasional. Dia menilai, rencana tersebut sangat bagus untuk mempromosikan potensi Jember, namun artis yang diundang perlu diperhatikan agar tidak kembali memunculkan konflik seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
“Harus dilihat dulu figur-figur artis itu yang sekiranya tidak memicu konflik. Sebenarnya, dari Jember juga ada mantan Putri Indonesia dan tidak memicu konflik. Ada banyak pilihan lain, karena ini akan menjadi standar generasi muda,” tambahnya.
Kemudian, di ranah sosial, pihaknya akan membantu masyarakat dalam meningkatkan literasi, terutama literasi digital. Sebab, tak jarang beberapa waktu lalu, banyak dinamika sosial yang akar masalahnya dari penggunaan teknologi digital.
“Saya agak prihatin belakangan ini karena ada banyak sekali perilaku menyimpang dengan memanfaatkan aplikasi atau media sosial untuk kepentingan ekonomi jangka pendek. Kami lagi evaluasi, karena ini akan menjadi masalah yang perlu diselesaikan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Delfi Nihayah
Fotografer: Hums IKA PMII for Radar Jember
Editor: Mahrus Sholih