JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Selasa kemarin (30/3), menjadi momen membahagiakan bagi keluarga besar Pesantren Nuris, khususnya SMA Nuris. Mengapa? Ada belasan santri Nuris yang dinyatakan lolos SNMPTN di berbagai kampus negeri. Termasuk di Institut Teknologi Bandung (ITB), kampus terbesar di Indonesia.
Baca Juga :Â Pembuang Bayi di Sumberbaru Terungkap, Pelaku Ibunya Sendiri dan Masih SMK
Menjelang purna dari SMA, Adinda Putri Jannatul Firdaus Santri Nuris bersama rekan seangkatannya mendaftarkan diri ke beberapa perguruan tinggi pilihan mereka. Masing-masing memilih jurusan sesuai dengan bekal keilmuan yang diperoleh selama di pesantren. Sementara, jalur yang mereka pilih adalah SNMPTN. Artinya, jalur masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes.
Seperti diketahui, kesempatan lolos jalur SNMPTN ini sangat tipis. Apalagi kampus negeri terbesar seperti ITB, yang terkenal dengan istilah “sarang para ilmuwan”. Jalur ini biasanya memprioritaskan lulusan SMA negeri unggulan atau siswa berprestasi. Namun, selama masih ada kesempatan sesempit apa pun, haram hukumnya untuk menyerah begitu saja. Sebagaimana belasan santri Nuris tersebut. Walaupun berangkat dari SMA swasta dan berlatar belakang pesantren, mereka tetap optimistis bersaing dengan SMA negeri unggulan yang sama-sama mendaftar melalui jalur tanpa tes tersebut.
Dengan rasa haru bercampur bangga, setelah pengumuman kelulusan diedarkan, nama-nama santri SMA Nuris tercantum sangat banyak yang dinyatakan lolos seleksi SNMPTN.
Di antara mereka ada Adinda P.J.F. (XII IPA 1) diterima di ITB, FMIPA Astronomi. Intan Dwi Yuswanti (XII IPA 1) Unej, Pendidikan IPA. Liana Wafdatul H. (XII IPA 1) Unej, Keperawatan. Muli Purwaningtyas (XII IPA 1) Unej, Agroteknologi. Barliana Farah (XII IPA 1) UIN Malang, Teknik Arsitektur. Richa Febyola (XII IPA 2) Unej, Teknik Kimia. Naufal Khannur (XII IPS 1) Unej, FKIP Bahas Inggris. Arifa Nur Azizah (XII IPS 2) UIN Malang, Manajemen. Lusiana Wahyuningsih (XII IPS 2) Unej, Manajemen. Raudhatul Jamilah (XII IPS 2) Unej, FKIP Bahas Inggris. Riul Aulia F. (XII IPS 3) Unej, PG PAUD. Salwa Hilmifatul A. (XII IPS 3) Unej, Pendidikan Luar Sekolah. Nayli Nabila (XII IPS 4) Unej, Pendidikan Ekonomi.
Nama-nama di atas tinggal menunggu jadwal daftar ulang dari kampus masing-masing untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Mereka akan segera masuk dalam pusaran akademis yang lebih tinggi. Dari daftar nama tersebut, tertera nama Adinda Putri Jannatul Firdaus yang menggegerkan keluarga pesantren Nuris. Perempuan asal Banyuwangi tersebut lolos kampus terbesar di Indonesia, ITB. Hal ini mendapatkan respons positif dari pihak sekolah dan keluarga pesantren.
Gus Robith Qoshidi, Pengasuh Pesantren Nuris, mengatakan sangat bangga dengan prestasi santri yang lolos SNMPTN, terkhusus kepada Adinda yang diterima di ITB. “Pertama kali alumnus SMA Nuris kuliah S-1 di ITB, Bandung. Ini mimpi saya sejak dulu, juga mimpi SMA Nuris sejak dulu. Baru kali ini bisa terwujud,” ujarnya dengan penuh bangga.
Ibnu Wicaksono, Kesiswaan SMA Nuris, mengatakan, kelulusan Adinda merupakan pertama kali dalam sejarah SMA Nuris bisa masuk di kampus favorit se-Indonesia. “Alhamdulillah, saya berharap Adinda Putri bisa meraih kesuksesan dengan semangat Road to Bright Future, yang tentunya dapat memberikan manfaat untuk segenap insan,” pungkasnya kepada Jawa Pos Radar Jember melalui WhatsApp.
Sementara itu, Adinda mengaku sempat minder dengan keputusan memilih ITB. Tidak percaya bisa diterima di kampus terbesar tersebut. “Banyak yang bilang ke saya, daftar di ITB itu bunuh diri. Apalagi belum ada alumni Nuris sama sekali di sana,” imbuhnya.
Namun, tidak ada rezeki yang tertukar, tidak ada prestasi jatuh ke orang yang tidak belajar. Berkat usahanya, Adinda berhasil membuka pintu jalan menuju peradaban bagi generasi Nuris berikutnya. “Saya yakin, dengan kelulusan saya sekarang, saya bisa membuka jalan untuk generasi berikutnya nanti yang ingin kuliah di ITB juga,” jelasnya ketika diwawancarai oleh Jawa Pos Radar Jember.
Adinda menambahkan, dia ingin sekali berterima kasih kepada Pesantren Nuris, khususnya SMA Nuris, yang telah menjadi wadah menempa diri selama tiga tahun lamanya. “Saya ingin berterima kasih ke semuanya yang ada di sini, pimpinan dan guru-guru. Saya berjanji akan menjaga nama baik almamater ketika berada di luar sana, dan akan terus berkarya sebanyak mungkin. Terima kasih Pondok Nuris,” tambahnya dengan penuh haru.
Berkaitan dengan itu, pihak pimpinan Pesantren Nuris berharap Adinda selalu sukses dan menjalani kuliah dengan lancar nantinya. “Sukses dan sehat selalu untuk Adinda, semoga diperlancar sampai jadi sarjana,” kata Gus Robith, Pengasuh Pesantren Nuris.
Jurnalis : mg1
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Nur Hariri