22.9 C
Jember
Saturday, 3 June 2023

Bupati Hendy: Batik SMKN 6 Jember Keren

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bupati Jember Hendy Siswanto mengaku kagum dengan karya batik dari SMK Negeri 6 Jember. Apalagi, batik dari buah tangan guru dan siswa di sekolah kejuruan negeri di Tanggul tersebut juga turut membantu menyukseskan Linkrafin menjadi juara dalam ajang yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Batik SMKN 6 Jember itu keren sekali,” ucap Hendy, saat penyambutan Linkrafin di Pendapa Wahyawibawagraha, kemarin (26/3). Dia mengaku Jember memiliki banyak potensi, dan kini saatnya untuk bangkit. Ucapan Hendy tentang batik SMKN 6 Jember tersebut tidak lain karena busana yang dipakai Linkrafin merupakan buah desain dari JFC dan berkolaborasi dengan batik SMKN 6 Jember.

Kepala SMKN 6 Jember Dra Priwahyu Hartanti MPd mengakui, SMKN 6 Jember juga terlibat dalam pembuatan kostum Linkrafin. “Jadi, yang desain itu teman-teman JFC, sedangkan yang membatik dan menjahit dari SMKN 6 Jember,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dirangkulnya SMKN 6 Jember untuk turut menyukseskan kostum Linkrafin, menurut Priwahyu, diawali kunjungan Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Jember, yang diketuai oleh Kasih Fajarini Siswanto, pada awal tahun. Selanjutnya, pemkab dan JFC juga turut meninjau batik di SMKN 6 Jember. Sekolah yang berada di Tanggul itu bekerja secepat mungkin untuk menyelesaikannya. “Luar biasa cepatnya, luar biasa juga ilmunya ke kami. Dua hari langsung jadi,” ungkapnya.

Proses membatik hingga menjahit busana Linkrafin yang didesain oleh JFC tersebut dikerjakan oleh siswa dan guru. “Sebagian besar siswa yang mengerjakan, dan guru mendampingi,” paparnya. Sementara, batik yang dipakai adalah batik tulis dan printing.

Tidak hanya batik tulis dan printing yang mampu dikerjakan oleh siswa SMKN 6 Jember. Ada juga batik jumputan, hingga teknik membatik shibori yang berasal dari Jepang. SMKN 6 Jember memang dikenal memiliki teaching factory (Tefa) batik. “Mulai Agustus 2019 lalu kami mulai merintis Tefa batik dan digital printing,” jelasnya.

Khusus untuk Tefa batik, di sekolah vokasi negeri yang berada di Kecamatan Tanggul tersebut pihaknya menggandeng industri atau perusahaan. Antara lain PT Jita Mulya di Sragen, Marketplace Fezora Technology, dan Perusahaan Batik Bintang Timur Labaco dari Jember. Bahkan, tidak hanya Tefa batik, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini ada kompetensi keahlian baru, yaitu Kriya Kreasi Batik dan Tekstil yang menyiapkan kuota 72 peserta didik tahun ini.

Mampu berkolaborasi dengan JFC untuk membuat kostum, menurut Priwahyu, menjadi pengalaman baru bagi siswa dan guru. Sebab, selama ini Tefa Batik SMKN 6 Jember memproduksi busana batik dari pesanan guru, pondok pesantren, hingga sekolah. “Jadi, menambah skill, ilmu, pengalaman, dan kompetensi,” paparnya.

Kini, SMKN 6 Jember juga kembali mengerjakan kostum seluruh personel Linkrafin berjumlah 30 orang yang bakal tampil di Jember. Sebab, sebelumnya hanya lima kostum yang khusus ditampilkan di Jakarta.

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : PRIWAHYU HARTANTI FOR RADAR JEMBER
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bupati Jember Hendy Siswanto mengaku kagum dengan karya batik dari SMK Negeri 6 Jember. Apalagi, batik dari buah tangan guru dan siswa di sekolah kejuruan negeri di Tanggul tersebut juga turut membantu menyukseskan Linkrafin menjadi juara dalam ajang yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Batik SMKN 6 Jember itu keren sekali,” ucap Hendy, saat penyambutan Linkrafin di Pendapa Wahyawibawagraha, kemarin (26/3). Dia mengaku Jember memiliki banyak potensi, dan kini saatnya untuk bangkit. Ucapan Hendy tentang batik SMKN 6 Jember tersebut tidak lain karena busana yang dipakai Linkrafin merupakan buah desain dari JFC dan berkolaborasi dengan batik SMKN 6 Jember.

Kepala SMKN 6 Jember Dra Priwahyu Hartanti MPd mengakui, SMKN 6 Jember juga terlibat dalam pembuatan kostum Linkrafin. “Jadi, yang desain itu teman-teman JFC, sedangkan yang membatik dan menjahit dari SMKN 6 Jember,” terangnya.

Dirangkulnya SMKN 6 Jember untuk turut menyukseskan kostum Linkrafin, menurut Priwahyu, diawali kunjungan Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Jember, yang diketuai oleh Kasih Fajarini Siswanto, pada awal tahun. Selanjutnya, pemkab dan JFC juga turut meninjau batik di SMKN 6 Jember. Sekolah yang berada di Tanggul itu bekerja secepat mungkin untuk menyelesaikannya. “Luar biasa cepatnya, luar biasa juga ilmunya ke kami. Dua hari langsung jadi,” ungkapnya.

Proses membatik hingga menjahit busana Linkrafin yang didesain oleh JFC tersebut dikerjakan oleh siswa dan guru. “Sebagian besar siswa yang mengerjakan, dan guru mendampingi,” paparnya. Sementara, batik yang dipakai adalah batik tulis dan printing.

Tidak hanya batik tulis dan printing yang mampu dikerjakan oleh siswa SMKN 6 Jember. Ada juga batik jumputan, hingga teknik membatik shibori yang berasal dari Jepang. SMKN 6 Jember memang dikenal memiliki teaching factory (Tefa) batik. “Mulai Agustus 2019 lalu kami mulai merintis Tefa batik dan digital printing,” jelasnya.

Khusus untuk Tefa batik, di sekolah vokasi negeri yang berada di Kecamatan Tanggul tersebut pihaknya menggandeng industri atau perusahaan. Antara lain PT Jita Mulya di Sragen, Marketplace Fezora Technology, dan Perusahaan Batik Bintang Timur Labaco dari Jember. Bahkan, tidak hanya Tefa batik, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini ada kompetensi keahlian baru, yaitu Kriya Kreasi Batik dan Tekstil yang menyiapkan kuota 72 peserta didik tahun ini.

Mampu berkolaborasi dengan JFC untuk membuat kostum, menurut Priwahyu, menjadi pengalaman baru bagi siswa dan guru. Sebab, selama ini Tefa Batik SMKN 6 Jember memproduksi busana batik dari pesanan guru, pondok pesantren, hingga sekolah. “Jadi, menambah skill, ilmu, pengalaman, dan kompetensi,” paparnya.

Kini, SMKN 6 Jember juga kembali mengerjakan kostum seluruh personel Linkrafin berjumlah 30 orang yang bakal tampil di Jember. Sebab, sebelumnya hanya lima kostum yang khusus ditampilkan di Jakarta.

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : PRIWAHYU HARTANTI FOR RADAR JEMBER
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bupati Jember Hendy Siswanto mengaku kagum dengan karya batik dari SMK Negeri 6 Jember. Apalagi, batik dari buah tangan guru dan siswa di sekolah kejuruan negeri di Tanggul tersebut juga turut membantu menyukseskan Linkrafin menjadi juara dalam ajang yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Batik SMKN 6 Jember itu keren sekali,” ucap Hendy, saat penyambutan Linkrafin di Pendapa Wahyawibawagraha, kemarin (26/3). Dia mengaku Jember memiliki banyak potensi, dan kini saatnya untuk bangkit. Ucapan Hendy tentang batik SMKN 6 Jember tersebut tidak lain karena busana yang dipakai Linkrafin merupakan buah desain dari JFC dan berkolaborasi dengan batik SMKN 6 Jember.

Kepala SMKN 6 Jember Dra Priwahyu Hartanti MPd mengakui, SMKN 6 Jember juga terlibat dalam pembuatan kostum Linkrafin. “Jadi, yang desain itu teman-teman JFC, sedangkan yang membatik dan menjahit dari SMKN 6 Jember,” terangnya.

Dirangkulnya SMKN 6 Jember untuk turut menyukseskan kostum Linkrafin, menurut Priwahyu, diawali kunjungan Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Jember, yang diketuai oleh Kasih Fajarini Siswanto, pada awal tahun. Selanjutnya, pemkab dan JFC juga turut meninjau batik di SMKN 6 Jember. Sekolah yang berada di Tanggul itu bekerja secepat mungkin untuk menyelesaikannya. “Luar biasa cepatnya, luar biasa juga ilmunya ke kami. Dua hari langsung jadi,” ungkapnya.

Proses membatik hingga menjahit busana Linkrafin yang didesain oleh JFC tersebut dikerjakan oleh siswa dan guru. “Sebagian besar siswa yang mengerjakan, dan guru mendampingi,” paparnya. Sementara, batik yang dipakai adalah batik tulis dan printing.

Tidak hanya batik tulis dan printing yang mampu dikerjakan oleh siswa SMKN 6 Jember. Ada juga batik jumputan, hingga teknik membatik shibori yang berasal dari Jepang. SMKN 6 Jember memang dikenal memiliki teaching factory (Tefa) batik. “Mulai Agustus 2019 lalu kami mulai merintis Tefa batik dan digital printing,” jelasnya.

Khusus untuk Tefa batik, di sekolah vokasi negeri yang berada di Kecamatan Tanggul tersebut pihaknya menggandeng industri atau perusahaan. Antara lain PT Jita Mulya di Sragen, Marketplace Fezora Technology, dan Perusahaan Batik Bintang Timur Labaco dari Jember. Bahkan, tidak hanya Tefa batik, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini ada kompetensi keahlian baru, yaitu Kriya Kreasi Batik dan Tekstil yang menyiapkan kuota 72 peserta didik tahun ini.

Mampu berkolaborasi dengan JFC untuk membuat kostum, menurut Priwahyu, menjadi pengalaman baru bagi siswa dan guru. Sebab, selama ini Tefa Batik SMKN 6 Jember memproduksi busana batik dari pesanan guru, pondok pesantren, hingga sekolah. “Jadi, menambah skill, ilmu, pengalaman, dan kompetensi,” paparnya.

Kini, SMKN 6 Jember juga kembali mengerjakan kostum seluruh personel Linkrafin berjumlah 30 orang yang bakal tampil di Jember. Sebab, sebelumnya hanya lima kostum yang khusus ditampilkan di Jakarta.

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : PRIWAHYU HARTANTI FOR RADAR JEMBER
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca