JEMBER, RADARJEMBER.ID – Meski belajar di pesantren, para siswa yang juga merupakan santri di Ponpes Nuris Jember ini tetap tak berpengaruh pada melemahnya potensi sains dan inovasi. Justru bagi mereka, ini menjadi keuntungan tersendiri. Sebab, siswa bisa semakin intens dalam belajar berbagai macam pengetahuan.
Tepat pada November atau penghujung tahun lalu, tiga siswa MA Unggulan Nuris kembali membawa nama baik yayasan atas capaian prestasi fantastisnya, dalam bidang karya inovasi energi terbarukan. Berkat gagasan yang mengangkat tema pengolahan limbah minyak jelantah menjadi biodiesel, tiga siswa MA Unggulan Nuris yang tergabung dalam tim karya ilmiah tersebut berhasil meraih juara 3 tingkat nasional di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto.
Ketiga siswa tersebut bersaing dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Soedirman Paper Competition 2021 secara daring yang digelar oleh Fakultas Teknik Elektro Unsoed, Purwokerto. M Ramadhani Rahman, M Azhar Zanky Dhausad, dan Bagus Dilyaul Awliya W, ketiga siswa ini mengirimkan teks gagasan mereka via email, kemudian mempresentasikannya secara virtual melalui Zoom Meetings.
“Bithraca: Studi Perbandingan Penggunaan Cangkang Kerang Hijau dan Cangkang Telur sebagai Bio-Katalisator pada Biodiesel Minyak Jelantah Hasil Penggorengan Kerupuk”, inilah judul dari karya inovatif para siswa jenius itu. Dengan penuh percaya diri, mereka mempresentasikan karya ilmiah tersebut di hadapan dewan juri secara daring.
Salah satu siswa, Rahman, menjelaskan, munculnya inspirasi untuk mengangkat tema tersebut memang tak jauh dari kondisi keseharian masyarakat di Jember, terutama warga sekitar pesantren. Menurutnya, di Jember ini banyak sekali pelaku UMKM yang mengolah produk kerupuk. Tentunya, produk makanan yang diolah menggunakan minyak goreng ini juga menghasilkan limbah yang tak baik untuk kesehatan dan mencemari lingkungan.
“Baik yang skala rumah tangga atau yang cukup besar, semuanya kan menghasilkan limbah minyak jelantah. Kami ingin limbah ini tidak sekadar menambah beban pencemaran dan sampah di masyarakat sehingga tebersit untuk mengelolanya agar punya nilai manfaat,” ungkap siswa kelas XI IPA 1 MA Unggulan Nuris ini.
Setelah didapatkan ide tersebut, ketiga siswa ini kemudian melakukan penelitian. Lalu, membuat laporan dalam bentuk karya tulis. Karena dikerjakan secara berkelompok, para siswa ini harus dengan teliti dan sabar. Khususnya dalam menyatukan persepsi antara satu dengan yang lain. Hal ini disampaikan oleh Azhar saat ditemui Jawa Pos Radar Jember, beberapa waktu lalu. “Kami tidak hanya belajar membuat karya tulisannya, tapi juga harus menyatukan pemikiran dan komunikasi yang baik dalam pembuatannya,” tuturnya.
Begitu pula dengan Bagus. Sebagai siswa yang masih duduk di bangku kelas X IPA 1, ia harus mempelajari materi yang lebih banyak. Sebab, tema tersebut merupakan pembelajaran untuk kelas XI. Memang tidak mudah. Namun, ia merasa beruntung bisa melakukan lompat materi, sehingga bisa mempelajari tentang energi terbarukan lebih awal.
Apalagi, pihak sekolah memberinya bimbingan khusus melalui ekstrakurikuler. Menurutnya, hal itu sangat membantu dirinya dalam menguasai materi. “Alhamdulillah, meskipun harus lompat materi, saya bisa memahami satu per satu materi. Ini juga berkat latihan dan dukungan sekolah melalui ekstrakurikuler yang menggunakan cara belajar yang mengasyikkan,” sebutnya.
Sebagai informasi, sejak tahun pelajaran 2021/2022 berjalan, prestasi bidang karya ilmiah siswa MA Unggulan Nuris ini terbilang cukup banyak, yakni sekitar 7 piala dari berbagai tingkatan lomba. (c2/nur)