JEMBER, RADARJEMBER.ID – Menatap kendaraan bebas emisi, Polije terus berinovasi dalam membuat kendaraan listrik. Setelah sukses dengan mobil listrik model golf yang juga ditopang tenaga surya. Kini giliran mobil listrik gokart yang siap melaju segala medan.
Inilah yang dikerjakan oleh mahasiswa dan dosen pendamping Politeknik Negeri Jember (Polije) Jurusan Teknik, Prodi Mesin Otomotif. Berbeda dengan mobil listrik Polije sebelumnya berbentuk mobil golf berkapasitas enam orang. Mobil listrik di ruangan praktikum atau bengkel jurusan teknik tersebut hanya ada satu tempat duduk. “Kapasitas memang satu orang. Tapi bisa menahan beban tiga orang, rangkanya pakai roundbar stell,” kata Dwi Fajar Trisyanto mahasiswa Mesin Otomotif Polije.
Dicky Yoga Pratama mahasiswa lainya berasal dari Lumajang ini yang kini menempuh semester lima tersebut mengaku, tidak menyangka saat kuliah akan berkecimpung dunia kendaraan listrik. “Saya kira hanya mempelajari kendaraan konvensional saja,” terangnya.
Namun, Polije menatap kendaraan untuk masa depan yaitu yang bebas emisi. “Pendapat saya ini gebrakan mahasiswa mesin otomotif yang selanjutnya agar masyarakat memakai kendaraan listrik dan pemerintah juga serius dalam songsong kendaraan ramah lingkungan yaitu listrik,” paparnya.
Dia menjelaskan, dalam membangun mobil listrik gokart buggy ini banyak mahasiswa yang dilibatkan. Salah satu contohnya, juga mengambil hasil riset mahasiswa yang diaplikasikan untuk membuat mobil listrik. “Jadi ini gotong royong, seperti mahasiswa riset penggerak roda mobil listrik dan hasilnya yang kami pakai. Untuk yang membangun rangka dan lainya sekitar 10-12 mahasiswa,” terangnya.
Dia menambahkan, hal paling sulit membangun mobil listrik berbentuk gokart buggy adalah tentang kontrol sistem kemudi. “Kontruksinya lebih ribet. Salah satunya gardan yang dipakai tidak seperti mobil konvensional. Penempatan gardan juga harus lebih kecil dari pada mobil listrik berbentuk golf yang sebelumnya,” paparnya.
Dicky mengaku, sistem pengemudi yang paling lama diotak-atik. “Memikirkan jarak sudut beloknya diperhitungkan juga,” paparnya. Kegagalan juga pernah dirasakan, namun tidak patah semangat untuk menyelesaikan. Setidaknya butuh 2-3 bulan menyelesaikan mobil listrik buggy ini.
Sementara itu Abdul Malik mahasiswa lainya yang masih semester tiga di Mesin Otomotif Polije, roda mobil listrik ini memakai roda yang besar yaitu model semi offroad yang nanti mampu melibas tanah berlumpur dan aspal. Untuk baterai sendiri, kata dia, pakai memakai lithium ion 72 Volt, 3000 watt dan mampu berjalan sejauh 50 km dengan maksimal kecepatan 70 km/jam. Tiga kecepatan juga dibenamkan, yaitu slow, medium, dan high. Bahkan, mobil listrik buggy gokart juga dipersiapkan untuk mengikuti ajang Electric Vehicle Tournament (EVT) tahun 2022.
Dosen Prodi Mesin Otomotif Polije Andik Irawan M Eng bersama rekannya Cahyaning Nur Karimah MT yang mengkoordinir hasil praktikum berupa kendaraan listrik mengaku, pembuatan mobil listrik ini pertama didasari oleh hasil evaluasi kurikulum melalui workshop dengan mitra dunia industri.
Sehingga, tambah Andik, hasil luaran ada mata kuliah yang berbasis produk yang dapat menghasilkan sebuah kendaraan listrik dengan model buggy . “Ini adalah dari hasil praktikum sistem kendali kendaraan listrik dan berkolaborasi dengan PT. Manufactur Dynamic Indonesia,” terangnya.
Aditya Wahyu Pratama M Eng selaku Kaprodi Program Studi Mesin Otomotif mengatakan, mahasiswa Polije harus terus berinovasi terhadap perkembangan zaman. “Untuk saat ini kendaraan konvensional sudah saatnya menuju era kendaraan listrik,” harapnya.
Jurnalis : Dwi Siswanto