23.3 C
Jember
Monday, 27 March 2023

“Ilmuwan” Pesantren Nuris Ciptakan Biodetergen Ramah Lingkungan

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Randi Juliastira, Alyaa Nur Karimah, dan Much. Nidhor Fairuzza adalah putra-putri daerah yang menempuh pendidikan di Pesantren Nurul Islam (Nuris) Jember. Mereka tengah menjalani pendidikan SMA Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas XI. Walau masih SMA, siapa sangka mereka kerap kali menjuarai lomba karya tulis ilmiah (LKTI) kategori sains tingkat nasional. Bahkan, mereka juga ibarat ilmuwan dari Pesantren Nuris, karena membuat karya biodetergen.

Baca Juga : Salah Ambil Motor, Dua Warga Jember Babak Belur Jadi Sasaran Amuk Massa

Biodetergen yang dibuat dari bahan daun waru dan putri malu tersebut dinamakan Biruma atau biodetergen daun waru dan putri malu. Lewat karya tersebut, mereka mampu meraih prestasi nasional di Sulawesi, pada Juli tahun kemarin. Biruma karya tiga pelajar Pesantren Nuris Jember ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Perjuangan tiga pelajar Pesantren Nuris untuk meraih prestasi tersebut tentu tidak mudah. Sebab, konsep yang matang, kajian teori, penelitian, hingga uji coba terus dilakukan. Semangat dan solidaritas keilmuan yang dimiliki oleh ketiga santri Nuris tersebut mampu menciptakan produk ilmiah yang sangat inovatif. Selama dua pekan mereka berhasil membuat produk detergen yang ramah lingkungan.

Keberhasilan membuat karya detergen yang ramah lingkungan itu tidak berhenti di situ saja. Setelah diikutkan LKTI tingkat nasional kategori sains, Biruma menduduki peringkat ke-3. Salah satu santri Nuris yang ikut LKTI Biruma, Nidhor, mengatakan, dirinya dan kedua rekannya senang mempelajari ilmu alam, apalagi kimia. Bahkan nama dari ketiga pelajar tersebut sering disebut menjuarai lomba-lomba sains tingkat nasional. Hal ini dibenarkan juga oleh Aylaa selaku rekan kelompoknya. “Bahkan sebelum ada lomba kami sering penelitian ilmiah dulu,” ungkap Aylaa, santriwati Nuris asal Kalisat.

Sementara yang lainnya, Randi, mengatakan, kekompakan dari masing-masing pribadi mereka yang bisa membuahkan prestasi hebat seperti sekarang. Dengan usaha dan kegigihan yang tinggi, juara bukanlah suatu hal yang sulit. “Kadang kalau ada lomba, uang registrasi kami bayar sendiri,” tambahnya.

Selanjutnya, mereka juga sedang menyiapkan konsep penelitian ilmiah untuk persiapan lomba sains tingkat nasional berikutnya. “Insyaallah di bulan ini ada lomba lagi,” kata Randi.

Prestasi ini tentu menegaskan bahwa pelajar yang menempuh pendidikan di Pesantren Nuris tidak hanya pandai ilmu agama. Dengan program dan sarana yang mendukung dari lembaga, tidak menutup kemungkinan ilmuwan sains, sosial, politik, dan lain sebagainya juga lahir dari pesantren. Intinya, selama masih ada keinginan dan usaha yang gigih, semua pasti dapat diraih.

Berkaitan dengan itu, mereka juga berharap nanti bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tidak jauh dengan ilmu yang mereka geluti sekarang. “Setelah lulus, saya ingin jurusan teknik,” kata Aylaa dengan penuh semangat.

 

 

Jurnalis : mg4
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Dwi Siswanto

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Randi Juliastira, Alyaa Nur Karimah, dan Much. Nidhor Fairuzza adalah putra-putri daerah yang menempuh pendidikan di Pesantren Nurul Islam (Nuris) Jember. Mereka tengah menjalani pendidikan SMA Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas XI. Walau masih SMA, siapa sangka mereka kerap kali menjuarai lomba karya tulis ilmiah (LKTI) kategori sains tingkat nasional. Bahkan, mereka juga ibarat ilmuwan dari Pesantren Nuris, karena membuat karya biodetergen.

Baca Juga : Salah Ambil Motor, Dua Warga Jember Babak Belur Jadi Sasaran Amuk Massa

Biodetergen yang dibuat dari bahan daun waru dan putri malu tersebut dinamakan Biruma atau biodetergen daun waru dan putri malu. Lewat karya tersebut, mereka mampu meraih prestasi nasional di Sulawesi, pada Juli tahun kemarin. Biruma karya tiga pelajar Pesantren Nuris Jember ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Perjuangan tiga pelajar Pesantren Nuris untuk meraih prestasi tersebut tentu tidak mudah. Sebab, konsep yang matang, kajian teori, penelitian, hingga uji coba terus dilakukan. Semangat dan solidaritas keilmuan yang dimiliki oleh ketiga santri Nuris tersebut mampu menciptakan produk ilmiah yang sangat inovatif. Selama dua pekan mereka berhasil membuat produk detergen yang ramah lingkungan.

Keberhasilan membuat karya detergen yang ramah lingkungan itu tidak berhenti di situ saja. Setelah diikutkan LKTI tingkat nasional kategori sains, Biruma menduduki peringkat ke-3. Salah satu santri Nuris yang ikut LKTI Biruma, Nidhor, mengatakan, dirinya dan kedua rekannya senang mempelajari ilmu alam, apalagi kimia. Bahkan nama dari ketiga pelajar tersebut sering disebut menjuarai lomba-lomba sains tingkat nasional. Hal ini dibenarkan juga oleh Aylaa selaku rekan kelompoknya. “Bahkan sebelum ada lomba kami sering penelitian ilmiah dulu,” ungkap Aylaa, santriwati Nuris asal Kalisat.

Sementara yang lainnya, Randi, mengatakan, kekompakan dari masing-masing pribadi mereka yang bisa membuahkan prestasi hebat seperti sekarang. Dengan usaha dan kegigihan yang tinggi, juara bukanlah suatu hal yang sulit. “Kadang kalau ada lomba, uang registrasi kami bayar sendiri,” tambahnya.

Selanjutnya, mereka juga sedang menyiapkan konsep penelitian ilmiah untuk persiapan lomba sains tingkat nasional berikutnya. “Insyaallah di bulan ini ada lomba lagi,” kata Randi.

Prestasi ini tentu menegaskan bahwa pelajar yang menempuh pendidikan di Pesantren Nuris tidak hanya pandai ilmu agama. Dengan program dan sarana yang mendukung dari lembaga, tidak menutup kemungkinan ilmuwan sains, sosial, politik, dan lain sebagainya juga lahir dari pesantren. Intinya, selama masih ada keinginan dan usaha yang gigih, semua pasti dapat diraih.

Berkaitan dengan itu, mereka juga berharap nanti bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tidak jauh dengan ilmu yang mereka geluti sekarang. “Setelah lulus, saya ingin jurusan teknik,” kata Aylaa dengan penuh semangat.

 

 

Jurnalis : mg4
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Dwi Siswanto

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Randi Juliastira, Alyaa Nur Karimah, dan Much. Nidhor Fairuzza adalah putra-putri daerah yang menempuh pendidikan di Pesantren Nurul Islam (Nuris) Jember. Mereka tengah menjalani pendidikan SMA Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas XI. Walau masih SMA, siapa sangka mereka kerap kali menjuarai lomba karya tulis ilmiah (LKTI) kategori sains tingkat nasional. Bahkan, mereka juga ibarat ilmuwan dari Pesantren Nuris, karena membuat karya biodetergen.

Baca Juga : Salah Ambil Motor, Dua Warga Jember Babak Belur Jadi Sasaran Amuk Massa

Biodetergen yang dibuat dari bahan daun waru dan putri malu tersebut dinamakan Biruma atau biodetergen daun waru dan putri malu. Lewat karya tersebut, mereka mampu meraih prestasi nasional di Sulawesi, pada Juli tahun kemarin. Biruma karya tiga pelajar Pesantren Nuris Jember ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Perjuangan tiga pelajar Pesantren Nuris untuk meraih prestasi tersebut tentu tidak mudah. Sebab, konsep yang matang, kajian teori, penelitian, hingga uji coba terus dilakukan. Semangat dan solidaritas keilmuan yang dimiliki oleh ketiga santri Nuris tersebut mampu menciptakan produk ilmiah yang sangat inovatif. Selama dua pekan mereka berhasil membuat produk detergen yang ramah lingkungan.

Keberhasilan membuat karya detergen yang ramah lingkungan itu tidak berhenti di situ saja. Setelah diikutkan LKTI tingkat nasional kategori sains, Biruma menduduki peringkat ke-3. Salah satu santri Nuris yang ikut LKTI Biruma, Nidhor, mengatakan, dirinya dan kedua rekannya senang mempelajari ilmu alam, apalagi kimia. Bahkan nama dari ketiga pelajar tersebut sering disebut menjuarai lomba-lomba sains tingkat nasional. Hal ini dibenarkan juga oleh Aylaa selaku rekan kelompoknya. “Bahkan sebelum ada lomba kami sering penelitian ilmiah dulu,” ungkap Aylaa, santriwati Nuris asal Kalisat.

Sementara yang lainnya, Randi, mengatakan, kekompakan dari masing-masing pribadi mereka yang bisa membuahkan prestasi hebat seperti sekarang. Dengan usaha dan kegigihan yang tinggi, juara bukanlah suatu hal yang sulit. “Kadang kalau ada lomba, uang registrasi kami bayar sendiri,” tambahnya.

Selanjutnya, mereka juga sedang menyiapkan konsep penelitian ilmiah untuk persiapan lomba sains tingkat nasional berikutnya. “Insyaallah di bulan ini ada lomba lagi,” kata Randi.

Prestasi ini tentu menegaskan bahwa pelajar yang menempuh pendidikan di Pesantren Nuris tidak hanya pandai ilmu agama. Dengan program dan sarana yang mendukung dari lembaga, tidak menutup kemungkinan ilmuwan sains, sosial, politik, dan lain sebagainya juga lahir dari pesantren. Intinya, selama masih ada keinginan dan usaha yang gigih, semua pasti dapat diraih.

Berkaitan dengan itu, mereka juga berharap nanti bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tidak jauh dengan ilmu yang mereka geluti sekarang. “Setelah lulus, saya ingin jurusan teknik,” kata Aylaa dengan penuh semangat.

 

 

Jurnalis : mg4
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Dwi Siswanto

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca