JEMBER, RADARJEMBER.ID – RSD dr Soebandi melakukan operasi postero sagital anorectoplasty atau pembuatan anus untuk pertama kalinya kepada tiga bayi yang berumur kurang dari dua tahun. Hal tersebut sebagai salah satu komitmen RSD dr Soebandi untuk terus meningkatkan mutu hingga pelayanan kepada masyarakat umum.
Kegiatan tersebut juga dihadiri langsung oleh Wakil Bupati (Wabup) Jember MB Firjaun Barlaman. Sebelum proses operasi berlangsung, Wabup Firjaun didampingi Plt Direktur RSD dr Soebandi dr Lilik Lailiyah MKes mengunjungi ketiga anak yang akan dioperasi. Dalam kunjungannya tersebut, tak lupa Gus Firjaun memimpin doa untuk kelancaran operasi yang akan dijalani ketiga anak itu.
Dalam operasi yang akan dilakukan tersebut RSD dr Soebandi juga menggandeng RSUD dr Soetomo Surabaya, dan dalam hal ini diwakilkan oleh dr Fransiska Kusumowidagdo SpBA. Operasi dilaksanakan di ruang operasi RSD dr Soebandi, kemarin (21/3).
Wabup Firjaun menyampaikan bahwa dalam operasi itu akan dilakukan pendampingan secara langsung oleh salah satu dokter dari RSUD dr Soetomo Surabaya. “Karena ini baru pertama kali, kami minta untuk dilakukan pendampingan dari RSUD dr Soetomo Surabaya. Alhamdulillah, dr Fransiska Kusumowidagdo SpBA bisa mendampingi,” jelasnya.
Harapannya, kehadiran dokter pendamping bisa meningkatkan kemampuan dokter yang ada di RSD dr Soebandi. Agar kasus yang sama di kemudian hari sudah ada kesiapan para dokter dari RSD dr Soebandi untuk melakukan operasi tersebut tanpa pendampingan. “Kami berharap untuk memutus rantai rujukan, sehingga masalah kelainan seperti ini di Jember bisa diselesaikan di RSD dr Soebandi Jember,” terangnya.
Terkait pembiayaan operasi dan perawatan lainnya, Gus Firjaun menyebut, sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. “Jadi, tetap keberadaan BPJS sangat membantu masyarakat kecil dan lemah ekonominya,” tuturnya.
Sementara itu, dr Lilik Lailiyah MKes menyampaikan bahwa operasi yang dijalankan melibatkan dokter spesialis bedah anak dari RSD dr Soebandi, tim anestesi, juga tim medis lainnya yang berkompeten. Selain itu, karena operasi tersebut merupakan operasi pertama kali yang dilakukan, RSD dr Soebandi juga menyediakan live proses operasi sebagai salah satu upaya pendampingan dari RSD dr Soebandi. “Tetapi peserta live terbatas, karena memang tidak semua boleh melihat,” jelas Plt Direktur RSD dr Soebandi.
Lilik menambahkan, dalam melakukan operasi pembuatan anus harus melewati beberapa proses. Pertama, pembuatan anus buatan di perut, kemudian mempersiapkan kondisi anak stabil dan baik. Apabila telah stabil, proses selanjutnya yaitu pembuatan anus atau dubur baru. Setelah dubur dinyatakan baik dan bisa berfungsi, selanjutnya ada satu lagi tahapan operasi. Yaitu operasi untuk menutup dinding perut yang sebelumnya menjadi jalan untuk buang air besar atau BAB. “Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan lancar. Tiga pasien diagendakan operasi, mungkin sekitar 6 jam jika lancar,” ucapnya.
Operasi yang dilakukan, kemarin (21/3), menjadi salah satu bukti bahwa RSD dr Soebandi berkomitmen untuk berupaya meningkatkan jumlah jenis kasus yang bisa ditangani dan mutu pelayanan. “Tentunya pelayanan untuk bedah anak merupakan salah satu peningkatan pelayanan dan mutu yang harus kami lakukan,” terangnya.
Dalam kasus yang sama, yaitu anak tanpa anus, saat ini sudah ada 10 kasus yang menunggu untuk ditindak lebih jauh lagi. Lilik mengatakan, prevalensi di Indonesia untuk kasus anak yang lahir tanpa anus 1 banding 4.000. Sementara, penelitian di wilayah Jember dan sekitarnya, prevalensinya 1 banding 2.500. “Mungkin lebih besar dari angka Indonesia. Tentunya ini menjadi perhatian kita bersama,” tuturnya.
Adanya tindakan operasi tersebut, jelas Lilik, juga sebagai salah satu upaya menyelesaikan angka kematian bayi atau AKB di Jember. Melihat, di Jember saat ini angka AKI dan AKB-nya masih cukup tinggi. Plt Direktur RSD dr Soebandi tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Jember Hendy Siwanto beserta Wabup Firjaun yang telah mendukung RSD dr Soebandi untuk berkembang lebih jauh lagi. Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada dr Fransiska Kusumowidagdo SpBA dari RSUD dr Soetomo Surabaya yang telah bersedia mendampingi prosesi operasi. (cad/c2/dwi)