KALIWATES, Radar Jember – Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (FIB Unej) telah mengadakan acara kuliah tamu matakuliah Tata Letak dan Perwajahan dengan topik “Tipografi sebagai Kurir Komunikasi Visual” pada Selasa (19/04). Acara tersebut dilaksanakan secara daring. Pesertanya pun sejumlah dosen FIB Unej dan mahasiswa.
Kuliah tamu tersebut merupakan kerja sama dari Jurusan Sastra Indonesia FIB Unej dan mahasiswa matakuliah Tata Letak dan Perwajahan. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Dekan FIB Unej Prof Dr Sukarno M Litt.
Narasumber yang dihadirkan dalam acara kuliah tamu tersebut adalah Adien Gunarta dari Tim Desain dan Komunikasi Wikimedia Indonesia sekaligus dosen Fakultas Komunikasi Universitas Airlangga. Kegiatan tersebut dipandu langsung oleh moderator Didik Suharijadi SS MA, dosen FIB Unej, dan pewara Dara La Zarosa, mahasiswa FIB Unej.
Adien Gunarta menjelaskan mengenai jenis komunikasi visual secara umum yang terdiri atas kaligrafi, seni leter, desain huruf, dan tipografi. Ia mengulas secara singkat masing-masing jenis komunikasi visual sebelum menjelaskan secara detail mengenai tipografi yang menjadi pembahasan utama dalam acara kuliah tamu tersebut.
Lebih lanjut, Adien memaparkan bahwa tipografi merupakan seni tata huruf. Orang yang melakukan pekerjaan seperti desainer grafis, penata letak, maupun penulis yang menggunakan tipografi disebut tipografer. Pada pemaparan tersebut, ia juga menampilkan contoh-contoh yang sangat jelas.
“Tipografi dalam bahasa Indonesia disebut tata huruf dan secara tradisonal disebut seni. Pelakunya disebut tipografer seperti desainer grafis, penata letak, penulis, dan lain-lain,” kata Adien.
Dirinya juga mengulas mengenai sejarah perkembangan tipografi dunia yang terdiri atas tradisi barat dan tradisi timur. “Tradisi tipografi dunia itu ada dua, yaitu tradisi barat yang ditandai dengan ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg. Tradisi timur ditandai dengan rangkaian tradisi percetakan di Tiongkok, Korea, dan Jepang,” ucapnya.
Dalam penjelasannya, Adien mengenalkan istilah-istilah yang terdapat dalam tipografi. Beberapa istilah tersebut adalah paparan dan pampangan, berkait dan nirkait, keterbacaan dan kejelasan, huruf besar dan huruf kecil, penjarakan dan pembetulan jarak, serta huruf tiang dan huruf pasak.
“Dalam tipografi ada beberapa istilah, yaitu paparan dan pampangan (text and display), berkait dan nirkait (serif and sans serif), keterbacaan dan kejelasan (readability and legability), huruf besar dan huruf kecil (uppercase and lowercase), penjarakan dan pembetulan jarak (tracking and kerning), huruf tiang dan huruf pasak (ascender and descender),” urai Adien.
Selain itu, dipaparkan juga mengenai bagian-bagian huruf yang terdiri atas garis bantu imajiner dan anatomi huruf yang merupakan lengkungan huruf. “Selanjutnya, ada bagian-bagian huruf, yaitu yang pertama garis bantu imajiner agar huruf sejajar. Kemudian, ada anatomi huruf yang merupakan lengkungan-lengkungan huruf, seperti contoh lengkungan huruf S disebut spine,” ungkapnya.
Dia menjabarkan tentang jenis-jenis desain huruf. Huruf diklasifikasikan menjadi empat kelas desain, yaitu serif, sans serif, display, dan script. “Terdapat banyak pendapat tentang klasifikasi huruf. Tapi, untuk memudahkan pengenalan, digunakan empat kelas desain huruf saja, yakni serif, sans serif, display, dan script. Serif itu huruf berkait seperti Rockwell atau Times New Roman. Sans serif huruf nirkait seperti Gill Sans. Display atau pampangan contohnya Ostrich Sans. Terakhir script atau huruf halus, contohnya Chopin,” jelasnya.
Tataran makna dalam tipografi pun tak luput dijelaskan. Bahwa tipografi sebagai bahasa yang ditulis terdiri atas aspek rupa (visual) dan aspek bahasa. “Tipografi sebagai bahasa yang ditulis terdiri atas aspek rupa dan aspek bahasa. Keduanya harus selaras. Jika tidak, maka desain yang dirancang akan tampak aneh,” kata Adien.
Pemaparan materi dari narasumber Adien Gunarta ditutup dengan tips dan trik sederhana dalam tipografi. Terdapat beberapa tips dan trik yang diberikan oleh Gunarta, yaitu untuk desain yang rapi dan konvensional digunakan maksimal tiga jenis huruf, tidak dianjurkan memadukan font yang memiliki desain mirip, dan lain-lain.
“Tips dan trik sederhana dalam tipografi di antaranya gunakan maksimal 3 jenis huruf untuk desain rapi dan konvensional. Jangan memadukan fontasi yang desainnya mirip. Satu fontasi untuk satu jenjang informasi. Untuk karya minimalis gunakan desain huruf yang memiliki banyak anggota keluarga. Semakin kecil tulisan akan dicetak, desain huruf harus semakin biasa. Bukan huruf dekoratif. Jangan gunakan huruf kapital semua untuk jenis huruf kaligrafi,” jelas Adien. (ika/c2/bud)