25.8 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

RSD dr Soebandi Gelar Pelatihan & Pembinaan Klinik Diabetes Melitus Tipe 1

Anak Diabetes Jangan Telat Berobat

Mobile_AP_Rectangle 1

PATRANG, Radar Jember – Tingginya penderita diabetes melitus (DM) pada anak di Jember membuat RSD dr Soebandi mengadakan pelatihan DM tipe 1 pada anak dan remaja. Acara tersebut dikemas dalam waktu dua hari, yaitu pada 19 dan 20 Maret 2023. Pesertanya terdiri atas dokter umum, perawat, dokter spesialis anak, serta ahli gizi, dari 12 rumah sakit dan satu klinik.

BACA JUGA : Jalan Penghubung Desa Belum Mulus

Hari pertama digelar seminar deteksi dini dan tata laksana, yang digelar di Hotel Aston Jember. Sementara untuk hari kedua, kemarin (20/3), dilaksanakan di RSD dr Soebandi. Dalam acara pelatihan tersebut juga terdapat praktik studi kasus yang terbagi tiga kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat dokter umum, perawat, dokter spesialis anak, dan ahli gizi.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Pediatri Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI) Pusat Dr dr Muhammad Faizi SpA (K) menyampaikan bahwa  kegiatan itu dilakukan dalam rangka membantu peningkatan pelayanan DM anak di seluruh dunia.  Dirinya memilih Jember karena strategis dan jauh dari akses untuk merujuk pasien DM tipe 1. “Baik itu ke Malang sebagai pusat rujukan, maupun ke Surabaya,” jelasnya.

Pelatihan tersebut dibuat agar mereka lebih sadar melakukan tata laksana awal pasien DM anak dan remaja. “Nantinya RSD dr Soebandi akan dijadikan pusat rujukan DM anak dan remaja untuk daerah sekitarnya sebagai tata laksana DM tipe 1,” ucap Faizi.

Pelatihan tersebut sangat penting dilakukan, karena berdasarkan data 60–70 persen DM pada anak, datang berobat dalam keadaan yang sudah gawat dan memerlukan pelayanan komprehensif antarbidang. Selain itu, angka penderita DM anak terus meningkat. Berdasarkan data registry UKK Endokrinologi IDAI Pusat, akhir Januari kemarin, terdapat 1.645 pasien DM anak untuk usai di bawah 18 tahun. Padahal International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan pada tahun 2022 terdapat 13.311 anak yang menderita DM di bawah umur 20 tahun di Indonesia. “Sebenarnya kami masih mencatat fenomena gunung es yang di ujungnya saja. Kasus di bawah masih banyak yang belum ditemukan,” ucapnya.

- Advertisement -

PATRANG, Radar Jember – Tingginya penderita diabetes melitus (DM) pada anak di Jember membuat RSD dr Soebandi mengadakan pelatihan DM tipe 1 pada anak dan remaja. Acara tersebut dikemas dalam waktu dua hari, yaitu pada 19 dan 20 Maret 2023. Pesertanya terdiri atas dokter umum, perawat, dokter spesialis anak, serta ahli gizi, dari 12 rumah sakit dan satu klinik.

BACA JUGA : Jalan Penghubung Desa Belum Mulus

Hari pertama digelar seminar deteksi dini dan tata laksana, yang digelar di Hotel Aston Jember. Sementara untuk hari kedua, kemarin (20/3), dilaksanakan di RSD dr Soebandi. Dalam acara pelatihan tersebut juga terdapat praktik studi kasus yang terbagi tiga kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat dokter umum, perawat, dokter spesialis anak, dan ahli gizi.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Pediatri Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI) Pusat Dr dr Muhammad Faizi SpA (K) menyampaikan bahwa  kegiatan itu dilakukan dalam rangka membantu peningkatan pelayanan DM anak di seluruh dunia.  Dirinya memilih Jember karena strategis dan jauh dari akses untuk merujuk pasien DM tipe 1. “Baik itu ke Malang sebagai pusat rujukan, maupun ke Surabaya,” jelasnya.

Pelatihan tersebut dibuat agar mereka lebih sadar melakukan tata laksana awal pasien DM anak dan remaja. “Nantinya RSD dr Soebandi akan dijadikan pusat rujukan DM anak dan remaja untuk daerah sekitarnya sebagai tata laksana DM tipe 1,” ucap Faizi.

Pelatihan tersebut sangat penting dilakukan, karena berdasarkan data 60–70 persen DM pada anak, datang berobat dalam keadaan yang sudah gawat dan memerlukan pelayanan komprehensif antarbidang. Selain itu, angka penderita DM anak terus meningkat. Berdasarkan data registry UKK Endokrinologi IDAI Pusat, akhir Januari kemarin, terdapat 1.645 pasien DM anak untuk usai di bawah 18 tahun. Padahal International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan pada tahun 2022 terdapat 13.311 anak yang menderita DM di bawah umur 20 tahun di Indonesia. “Sebenarnya kami masih mencatat fenomena gunung es yang di ujungnya saja. Kasus di bawah masih banyak yang belum ditemukan,” ucapnya.

PATRANG, Radar Jember – Tingginya penderita diabetes melitus (DM) pada anak di Jember membuat RSD dr Soebandi mengadakan pelatihan DM tipe 1 pada anak dan remaja. Acara tersebut dikemas dalam waktu dua hari, yaitu pada 19 dan 20 Maret 2023. Pesertanya terdiri atas dokter umum, perawat, dokter spesialis anak, serta ahli gizi, dari 12 rumah sakit dan satu klinik.

BACA JUGA : Jalan Penghubung Desa Belum Mulus

Hari pertama digelar seminar deteksi dini dan tata laksana, yang digelar di Hotel Aston Jember. Sementara untuk hari kedua, kemarin (20/3), dilaksanakan di RSD dr Soebandi. Dalam acara pelatihan tersebut juga terdapat praktik studi kasus yang terbagi tiga kelompok. Dalam setiap kelompok terdapat dokter umum, perawat, dokter spesialis anak, dan ahli gizi.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Pediatri Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI) Pusat Dr dr Muhammad Faizi SpA (K) menyampaikan bahwa  kegiatan itu dilakukan dalam rangka membantu peningkatan pelayanan DM anak di seluruh dunia.  Dirinya memilih Jember karena strategis dan jauh dari akses untuk merujuk pasien DM tipe 1. “Baik itu ke Malang sebagai pusat rujukan, maupun ke Surabaya,” jelasnya.

Pelatihan tersebut dibuat agar mereka lebih sadar melakukan tata laksana awal pasien DM anak dan remaja. “Nantinya RSD dr Soebandi akan dijadikan pusat rujukan DM anak dan remaja untuk daerah sekitarnya sebagai tata laksana DM tipe 1,” ucap Faizi.

Pelatihan tersebut sangat penting dilakukan, karena berdasarkan data 60–70 persen DM pada anak, datang berobat dalam keadaan yang sudah gawat dan memerlukan pelayanan komprehensif antarbidang. Selain itu, angka penderita DM anak terus meningkat. Berdasarkan data registry UKK Endokrinologi IDAI Pusat, akhir Januari kemarin, terdapat 1.645 pasien DM anak untuk usai di bawah 18 tahun. Padahal International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan pada tahun 2022 terdapat 13.311 anak yang menderita DM di bawah umur 20 tahun di Indonesia. “Sebenarnya kami masih mencatat fenomena gunung es yang di ujungnya saja. Kasus di bawah masih banyak yang belum ditemukan,” ucapnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca