Oleh karena itu, haji merupakan momentum umat muslim seluruh dunia berkumpul di satu tempat. Sehingga, kata dia, hal itu yang membuat orang yang akan berangkat haji harus terlebih dahulu antre. “Karena kapasitas haji di Makkah dan Arafah itu hanya kira-kira empat juta orang. Sementara, peminatnya pasti jauh lebih banyak. Maka itu dibuat kebijakan setiap 1.000 muslim ada satu yang ibadah haji (dalam satu tahun, Red),” jelas dia.
Dia mengilustrasikan jika penduduk muslim di Indonesia berjumlah 210 juta jiwa, maka yang berangkat sekitar 210 ribu. Hal itulah yang membuat masa tunggu haji relatif lama. “Ini tidak bisa dipaksakan agar bisa cepat, karena kan wilayah Arab Saudi tidak berkembang. Kalau kapasitasnya 4 juta dan dipaksakan misal 8 juta orang, nanti malah dikhawatirkan ada musibah,” ujar dia.
Meski masa tunggu relatif lama, menurutnya, kesabaran menunggu giliran untuk berangkat ke Tanah Suci itu sudah dihitung sebagai kebaikan dan mendapat pahala. Bahkan, dia menambahkan, di dalam Islam, niat saja sudah dihitung pahala. “Sehingga tidak usah kemudian resah karena sudah daftar, tapi belum berangkat,” tambah dia.
Tafsir menambahkan, selain niat dan kesabaran menunggu perlu juga diiringi dengan doa agar bisa berangkat tepat pada waktu yang sudah dijadwalkan. “Selebihnya tinggal tawakal kepada Allah, bahwa kita sudah niat untuk haji, tetapi kuasa sepenuhnya ada di tangan Allah. Dan yang perlu digarisbawahi, Allah itu tidak melihat hasil. Tapi, melihat usaha kita untuk menunaikan haji,” ujar dia.
Salah satu calon jemaah haji asal Boyolali, Punto, 32, sudah mendaftar haji pada Desember 2019. Dia menyetor uang senilai Rp 25 juta untuk bisa secara resmi terdaftar sebagai calon jemaah haji. “Yang wajib kan memang haji. Jadi, pada 2019 itu, mikirnya yang penting daftar dulu. Perkara nanti mau berangkat kapan dan biaya berapa, tidak menjadi soal. Selanjutnya, tetap niat umrah sebelum keberangkatan haji,” kata dia.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad Solo, Abdul Rozaq, mengatakan, ibadah haji merupakan panggilan yang ditujukan untuk seorang muslim. Dia mengatakan, yang terpenting selain usaha dan sabar adalah meluruskan niat untuk semata-mata beribadah menunaikan kewajiban. “Kalau kamu betul-betul niatnya lillahi taala, berapa pun biayanya pasti berangkat,” kata dia, yang juga Imam Besar Masjid Sheikh Zayed.