23.5 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Kembangkan Potensi Pakan Ternak Bebek dan Pupuk Organik

Pengabdian Polije di Gumukmas

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kiprah Politeknik Negeri Jember (Polije) dalam mengembangkan potensi desa melalui program pengabdian masyarakat, terus berlanjut. Didukung Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek), Polije kembali melakukan pengabdian di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas.

Tujuan program dan target pengabdian tahun kedua ini adalah pengembangan lanjutan usaha bebek di Desa Menampu. Yang dititikberatkan pada pengembangan produksi pakan ternak itik untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan bebek petelur dan potong. Selain itu, juga pembuatan kompos untuk pemanfaatan limbah kotoran bebek agar mempunyai nilai ekonomis dan tidak mencemari lingkungan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Penanggung jawab pelatihan Dr Hariadi Subagja SPt MP menjelaskan, peternak bebek di daerah ini banyak mengalami permasalahan, yaitu teknologi pakan ternak, pemeliharaan ternak yang baik, dan penanganan limbah kotoran bebek. Peternak di daerah ini masih mencampur pakan ternak dengan cara manual dengan tangan dan sekop. Sehingga kurang efisien dan kurang homogen.

Padahal, bahan pakan yang terdiri dari beberapa macam sumber dapat diberikan dalam bentuk tepung. Dan merupakan campuran dari beberapa jenis bahan pakan untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. “Ini agar komposisi bahan pakan merata. Beberapa jenis tepung itu dicampur terlebih dahulu menggunakan mixer,” terang Hariadi Subagja.

Selain itu, penanganan limbah kotoran bebek di daerah ini belum ditangani dengan baik, sehingga menimbulkan pencemaran dan penyakit. Solusi dalam mengatasi limbah kotoran di daerah ini dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama penerapan teknologi EM4 terkait pengolahan limbah kotoran bebek menjadi kompos pupuk organik. Yaitu peningkatan kualitas pupuk dan peningkatan nilai tambah kotoran bebek. “Pupuk kandang ini manfaatnya cukup banyak. Selain meningkatkan unsur hara pada tanah, juga meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah,” jelasnya.

Dia menjelaskan, kotoran ternak dapat juga dicampur dengan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan, serta meningkatkan kualitas kompos tersebut. Hasil fermentasi dengan EM4, maka kotoran bebek tidak hanya menghasilkan kotoran yang bisa dijadikan pupuk yang lebih bersih, tetapi juga tidak menarik serangga atau merusak tanaman. Selain itu, kotoran bebek hampir tidak berbau.

Pada pengabdian ini telah didifusikan mesin pencampur pakan ternak dan penghancur kotoran bebek. Fungsinya untuk pembuatan kompos yang telah dikembangkan oleh Polije. Mesin-mesin ini lebih efisien dan mudah perawatannya, sehingga telah dilakukan pelatihan-pelatihan terkait pengoperasian dan perawatan mesin. Teknologi pembuatan pakan, teknologi pembuatan kompos, dan pemeliharaan ternak yang memenuhi standar.

Hasil dan manfaat pada kegiatan pengabdian tersebut, saat ini peternak bebek telah membuat pakan ternak bebek dalam skala besar dan lebih homogen. Sehingga mendukung proses pemeliharaan dan produksi bebek petelur maupun bebek potong. Kotoran bebek yang dulunya menjadi limbah, saat ini sudah dibuat dan dimanfaatkan menjadi kompos untuk kegiatan budidaya pertanian. “Bahkan akan dikembangkan untuk produksi pupuk berbasis kotoran bebek yang kaya dengan nitrogen,” pungkas Hariadi Subagja. (ika/rus)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kiprah Politeknik Negeri Jember (Polije) dalam mengembangkan potensi desa melalui program pengabdian masyarakat, terus berlanjut. Didukung Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek), Polije kembali melakukan pengabdian di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas.

Tujuan program dan target pengabdian tahun kedua ini adalah pengembangan lanjutan usaha bebek di Desa Menampu. Yang dititikberatkan pada pengembangan produksi pakan ternak itik untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan bebek petelur dan potong. Selain itu, juga pembuatan kompos untuk pemanfaatan limbah kotoran bebek agar mempunyai nilai ekonomis dan tidak mencemari lingkungan.

Penanggung jawab pelatihan Dr Hariadi Subagja SPt MP menjelaskan, peternak bebek di daerah ini banyak mengalami permasalahan, yaitu teknologi pakan ternak, pemeliharaan ternak yang baik, dan penanganan limbah kotoran bebek. Peternak di daerah ini masih mencampur pakan ternak dengan cara manual dengan tangan dan sekop. Sehingga kurang efisien dan kurang homogen.

Padahal, bahan pakan yang terdiri dari beberapa macam sumber dapat diberikan dalam bentuk tepung. Dan merupakan campuran dari beberapa jenis bahan pakan untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. “Ini agar komposisi bahan pakan merata. Beberapa jenis tepung itu dicampur terlebih dahulu menggunakan mixer,” terang Hariadi Subagja.

Selain itu, penanganan limbah kotoran bebek di daerah ini belum ditangani dengan baik, sehingga menimbulkan pencemaran dan penyakit. Solusi dalam mengatasi limbah kotoran di daerah ini dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama penerapan teknologi EM4 terkait pengolahan limbah kotoran bebek menjadi kompos pupuk organik. Yaitu peningkatan kualitas pupuk dan peningkatan nilai tambah kotoran bebek. “Pupuk kandang ini manfaatnya cukup banyak. Selain meningkatkan unsur hara pada tanah, juga meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah,” jelasnya.

Dia menjelaskan, kotoran ternak dapat juga dicampur dengan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan, serta meningkatkan kualitas kompos tersebut. Hasil fermentasi dengan EM4, maka kotoran bebek tidak hanya menghasilkan kotoran yang bisa dijadikan pupuk yang lebih bersih, tetapi juga tidak menarik serangga atau merusak tanaman. Selain itu, kotoran bebek hampir tidak berbau.

Pada pengabdian ini telah didifusikan mesin pencampur pakan ternak dan penghancur kotoran bebek. Fungsinya untuk pembuatan kompos yang telah dikembangkan oleh Polije. Mesin-mesin ini lebih efisien dan mudah perawatannya, sehingga telah dilakukan pelatihan-pelatihan terkait pengoperasian dan perawatan mesin. Teknologi pembuatan pakan, teknologi pembuatan kompos, dan pemeliharaan ternak yang memenuhi standar.

Hasil dan manfaat pada kegiatan pengabdian tersebut, saat ini peternak bebek telah membuat pakan ternak bebek dalam skala besar dan lebih homogen. Sehingga mendukung proses pemeliharaan dan produksi bebek petelur maupun bebek potong. Kotoran bebek yang dulunya menjadi limbah, saat ini sudah dibuat dan dimanfaatkan menjadi kompos untuk kegiatan budidaya pertanian. “Bahkan akan dikembangkan untuk produksi pupuk berbasis kotoran bebek yang kaya dengan nitrogen,” pungkas Hariadi Subagja. (ika/rus)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kiprah Politeknik Negeri Jember (Polije) dalam mengembangkan potensi desa melalui program pengabdian masyarakat, terus berlanjut. Didukung Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek), Polije kembali melakukan pengabdian di Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas.

Tujuan program dan target pengabdian tahun kedua ini adalah pengembangan lanjutan usaha bebek di Desa Menampu. Yang dititikberatkan pada pengembangan produksi pakan ternak itik untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan bebek petelur dan potong. Selain itu, juga pembuatan kompos untuk pemanfaatan limbah kotoran bebek agar mempunyai nilai ekonomis dan tidak mencemari lingkungan.

Penanggung jawab pelatihan Dr Hariadi Subagja SPt MP menjelaskan, peternak bebek di daerah ini banyak mengalami permasalahan, yaitu teknologi pakan ternak, pemeliharaan ternak yang baik, dan penanganan limbah kotoran bebek. Peternak di daerah ini masih mencampur pakan ternak dengan cara manual dengan tangan dan sekop. Sehingga kurang efisien dan kurang homogen.

Padahal, bahan pakan yang terdiri dari beberapa macam sumber dapat diberikan dalam bentuk tepung. Dan merupakan campuran dari beberapa jenis bahan pakan untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. “Ini agar komposisi bahan pakan merata. Beberapa jenis tepung itu dicampur terlebih dahulu menggunakan mixer,” terang Hariadi Subagja.

Selain itu, penanganan limbah kotoran bebek di daerah ini belum ditangani dengan baik, sehingga menimbulkan pencemaran dan penyakit. Solusi dalam mengatasi limbah kotoran di daerah ini dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama penerapan teknologi EM4 terkait pengolahan limbah kotoran bebek menjadi kompos pupuk organik. Yaitu peningkatan kualitas pupuk dan peningkatan nilai tambah kotoran bebek. “Pupuk kandang ini manfaatnya cukup banyak. Selain meningkatkan unsur hara pada tanah, juga meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah,” jelasnya.

Dia menjelaskan, kotoran ternak dapat juga dicampur dengan EM4 untuk mempercepat proses pengomposan, serta meningkatkan kualitas kompos tersebut. Hasil fermentasi dengan EM4, maka kotoran bebek tidak hanya menghasilkan kotoran yang bisa dijadikan pupuk yang lebih bersih, tetapi juga tidak menarik serangga atau merusak tanaman. Selain itu, kotoran bebek hampir tidak berbau.

Pada pengabdian ini telah didifusikan mesin pencampur pakan ternak dan penghancur kotoran bebek. Fungsinya untuk pembuatan kompos yang telah dikembangkan oleh Polije. Mesin-mesin ini lebih efisien dan mudah perawatannya, sehingga telah dilakukan pelatihan-pelatihan terkait pengoperasian dan perawatan mesin. Teknologi pembuatan pakan, teknologi pembuatan kompos, dan pemeliharaan ternak yang memenuhi standar.

Hasil dan manfaat pada kegiatan pengabdian tersebut, saat ini peternak bebek telah membuat pakan ternak bebek dalam skala besar dan lebih homogen. Sehingga mendukung proses pemeliharaan dan produksi bebek petelur maupun bebek potong. Kotoran bebek yang dulunya menjadi limbah, saat ini sudah dibuat dan dimanfaatkan menjadi kompos untuk kegiatan budidaya pertanian. “Bahkan akan dikembangkan untuk produksi pupuk berbasis kotoran bebek yang kaya dengan nitrogen,” pungkas Hariadi Subagja. (ika/rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca