23 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

LP2M Unej Bina 427 Desa di Sembilan Kabupaten

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej) resmi membina 427 desa yang ada di sembilan kabupaten di wilayah Tapal Kuda, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, hingga Provinsi Bangka Belitung. Jalinan kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan naskah perjanjian kerja sama antara Ketua LP2M Unej dengan perwakilan kepala desa secara simbolis di gedung auditorium, kemarin (14/3). Istimewanya, penandatanganan naskah kerja sama ini disaksikan langsung Direktur Pengembangan Satuan Permukiman dan Satuan Kawasan Pengembangan Kemendes PDTT Rasyid Althaf dan Rektor Unej Iwan Taruna.

Baca Juga : Akta Tanah “Palsu” Resahkan Warga Bagon Jember

Dalam sambutannya, Rektor Unej Iwan Taruna menjelaskan, penandatanganan naskah perjanjian kerja sama kali ini menegaskan kembali komitmen Unej untuk bersinergi dengan semua pihak dalam mengembangkan desa. Apalagi sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menempatkan desa menjadi fondasi pembangunan nasional. Menurutnya, keikutsertaan Unej sudah sesuai dengan teori pentahelix yang mensyaratkan sinergi antara pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dunia pendidikan, dan pers dalam menyukseskan sebuah program.

Mobile_AP_Rectangle 2

Bermula pada tahun 2018 lalu saat pemerintah mulai menyalurkan dana desa kepada pemerintah desa, tentu penggunaan dana desa ini perlu dikawal agar tepat sasaran dan mampu menyejahterakan warga desa. Maka, tambah Iwan Taruna, Unej melalui LP2M menggelar berbagai kegiatan melalui program KKN tematik dan program pengabdian masyarakat lainnya. “Alhamdulillah, berbagai program yang kami laksanakan terkait pembangunan desa sudah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Saya yakin sinergi ini bakal lebih berkembang seiring penerapan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa dan dosen untuk mengabdi di desa melalui KKN, penelitian, proyek kemanusiaan, dan program lainnya,” jelas Iwan Taruna.

Optimisme senada juga diungkapkan Direktur Pengembangan Satuan Permukiman dan Satuan Kawasan Pengembangan Kemendes PDTT Rasyid Althaf. Menurut alumnus Unej ini, pemerintah melalui Kemendes PDTT menjalankan strategi pengembangan desa melalui peningkatan sumber daya manusia desa, khususnya perangkat desa. Penerapan kebijakan dari bawah, sehingga membuka ruang partisipasi dan kreasi yang lebih luas dalam pengembangan desa berbasis potensi dan mendorong desa bekerja sama dengan banyak pihak. “Kesemuanya diharapkan mampu melahirkan daya ungkit ekonomi desa agar desa menjadi sejahtera,” ucapnya.

Menurutnya, beruntunglah desa-desa yang sudah menjalin kerja sama dengan Unej. Sebab, jika menemui kesulitan, maka bisa langsung berkonsultasi dengan LP2M Unej. “Menurut saya ada tiga bidang kerja sama yang terbuka dilakukan antara Kemendes PDTT dengan Unej, yakni program rekognisi pembelajaran lampau bagi perangkat desa, pelaksanaan program KKN tematik, dan pengabdian masyarakat bagi para dosen,” ungkap Rasyid Althaf, yang menyelesaikan pendidikan sarjana dan magisternya di Unej.

Rasyid menitipkan lima pesan terkait SDGs Desa kepada para kepala Badan Pemberdayaan Desa, kepala Bappekab, dan para kepala desa yang ikut serta dalam acara tersebut. “Saya titip lima hal. Pertama, jangan ada warga desa yang kelaparan. Kedua, libatkan warga desa dalam program padat karya tunai desa. Ketiga, pengawasan dan evaluasi program desa harus dilakukan secara partisipatif. Keempat, jalankan program peningkatan perangkat desa melalui kerja sama dengan berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi. Serta memulai program digitalisasi desa,” pesannya.

Sebelumnya, dalam laporannya Ketua LP2M Unej Prof Yuli Witono menyampaikan ada 427 desa di 88 kecamatan di sembilan kabupaten yang dibina oleh Unej. Jumlah tersebut meliputi sebanyak 28 kecamatan di Jember, 20 kecamatan di Bondowoso, 15 kecamatan di Lumajang, 8 kecamatan di Probolinggo, 7 kecamatan di Situbondo, 5 kecamatan di Banyuwangi, dan 3 kecamatan di Pasuruan. “Selain kabupaten di wilayah Tapal Kuda di Jatim, LP2M juga dipercaya membina Desa Bungoro di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Desa Simpang Teritip di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung,” pungkas Prof Yuli Witono. (c2/dwi)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej) resmi membina 427 desa yang ada di sembilan kabupaten di wilayah Tapal Kuda, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, hingga Provinsi Bangka Belitung. Jalinan kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan naskah perjanjian kerja sama antara Ketua LP2M Unej dengan perwakilan kepala desa secara simbolis di gedung auditorium, kemarin (14/3). Istimewanya, penandatanganan naskah kerja sama ini disaksikan langsung Direktur Pengembangan Satuan Permukiman dan Satuan Kawasan Pengembangan Kemendes PDTT Rasyid Althaf dan Rektor Unej Iwan Taruna.

Baca Juga : Akta Tanah “Palsu” Resahkan Warga Bagon Jember

Dalam sambutannya, Rektor Unej Iwan Taruna menjelaskan, penandatanganan naskah perjanjian kerja sama kali ini menegaskan kembali komitmen Unej untuk bersinergi dengan semua pihak dalam mengembangkan desa. Apalagi sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menempatkan desa menjadi fondasi pembangunan nasional. Menurutnya, keikutsertaan Unej sudah sesuai dengan teori pentahelix yang mensyaratkan sinergi antara pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dunia pendidikan, dan pers dalam menyukseskan sebuah program.

Bermula pada tahun 2018 lalu saat pemerintah mulai menyalurkan dana desa kepada pemerintah desa, tentu penggunaan dana desa ini perlu dikawal agar tepat sasaran dan mampu menyejahterakan warga desa. Maka, tambah Iwan Taruna, Unej melalui LP2M menggelar berbagai kegiatan melalui program KKN tematik dan program pengabdian masyarakat lainnya. “Alhamdulillah, berbagai program yang kami laksanakan terkait pembangunan desa sudah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Saya yakin sinergi ini bakal lebih berkembang seiring penerapan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa dan dosen untuk mengabdi di desa melalui KKN, penelitian, proyek kemanusiaan, dan program lainnya,” jelas Iwan Taruna.

Optimisme senada juga diungkapkan Direktur Pengembangan Satuan Permukiman dan Satuan Kawasan Pengembangan Kemendes PDTT Rasyid Althaf. Menurut alumnus Unej ini, pemerintah melalui Kemendes PDTT menjalankan strategi pengembangan desa melalui peningkatan sumber daya manusia desa, khususnya perangkat desa. Penerapan kebijakan dari bawah, sehingga membuka ruang partisipasi dan kreasi yang lebih luas dalam pengembangan desa berbasis potensi dan mendorong desa bekerja sama dengan banyak pihak. “Kesemuanya diharapkan mampu melahirkan daya ungkit ekonomi desa agar desa menjadi sejahtera,” ucapnya.

Menurutnya, beruntunglah desa-desa yang sudah menjalin kerja sama dengan Unej. Sebab, jika menemui kesulitan, maka bisa langsung berkonsultasi dengan LP2M Unej. “Menurut saya ada tiga bidang kerja sama yang terbuka dilakukan antara Kemendes PDTT dengan Unej, yakni program rekognisi pembelajaran lampau bagi perangkat desa, pelaksanaan program KKN tematik, dan pengabdian masyarakat bagi para dosen,” ungkap Rasyid Althaf, yang menyelesaikan pendidikan sarjana dan magisternya di Unej.

Rasyid menitipkan lima pesan terkait SDGs Desa kepada para kepala Badan Pemberdayaan Desa, kepala Bappekab, dan para kepala desa yang ikut serta dalam acara tersebut. “Saya titip lima hal. Pertama, jangan ada warga desa yang kelaparan. Kedua, libatkan warga desa dalam program padat karya tunai desa. Ketiga, pengawasan dan evaluasi program desa harus dilakukan secara partisipatif. Keempat, jalankan program peningkatan perangkat desa melalui kerja sama dengan berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi. Serta memulai program digitalisasi desa,” pesannya.

Sebelumnya, dalam laporannya Ketua LP2M Unej Prof Yuli Witono menyampaikan ada 427 desa di 88 kecamatan di sembilan kabupaten yang dibina oleh Unej. Jumlah tersebut meliputi sebanyak 28 kecamatan di Jember, 20 kecamatan di Bondowoso, 15 kecamatan di Lumajang, 8 kecamatan di Probolinggo, 7 kecamatan di Situbondo, 5 kecamatan di Banyuwangi, dan 3 kecamatan di Pasuruan. “Selain kabupaten di wilayah Tapal Kuda di Jatim, LP2M juga dipercaya membina Desa Bungoro di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Desa Simpang Teritip di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung,” pungkas Prof Yuli Witono. (c2/dwi)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (Unej) resmi membina 427 desa yang ada di sembilan kabupaten di wilayah Tapal Kuda, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, hingga Provinsi Bangka Belitung. Jalinan kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan naskah perjanjian kerja sama antara Ketua LP2M Unej dengan perwakilan kepala desa secara simbolis di gedung auditorium, kemarin (14/3). Istimewanya, penandatanganan naskah kerja sama ini disaksikan langsung Direktur Pengembangan Satuan Permukiman dan Satuan Kawasan Pengembangan Kemendes PDTT Rasyid Althaf dan Rektor Unej Iwan Taruna.

Baca Juga : Akta Tanah “Palsu” Resahkan Warga Bagon Jember

Dalam sambutannya, Rektor Unej Iwan Taruna menjelaskan, penandatanganan naskah perjanjian kerja sama kali ini menegaskan kembali komitmen Unej untuk bersinergi dengan semua pihak dalam mengembangkan desa. Apalagi sesuai dengan kebijakan pemerintah yang menempatkan desa menjadi fondasi pembangunan nasional. Menurutnya, keikutsertaan Unej sudah sesuai dengan teori pentahelix yang mensyaratkan sinergi antara pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dunia pendidikan, dan pers dalam menyukseskan sebuah program.

Bermula pada tahun 2018 lalu saat pemerintah mulai menyalurkan dana desa kepada pemerintah desa, tentu penggunaan dana desa ini perlu dikawal agar tepat sasaran dan mampu menyejahterakan warga desa. Maka, tambah Iwan Taruna, Unej melalui LP2M menggelar berbagai kegiatan melalui program KKN tematik dan program pengabdian masyarakat lainnya. “Alhamdulillah, berbagai program yang kami laksanakan terkait pembangunan desa sudah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Saya yakin sinergi ini bakal lebih berkembang seiring penerapan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa dan dosen untuk mengabdi di desa melalui KKN, penelitian, proyek kemanusiaan, dan program lainnya,” jelas Iwan Taruna.

Optimisme senada juga diungkapkan Direktur Pengembangan Satuan Permukiman dan Satuan Kawasan Pengembangan Kemendes PDTT Rasyid Althaf. Menurut alumnus Unej ini, pemerintah melalui Kemendes PDTT menjalankan strategi pengembangan desa melalui peningkatan sumber daya manusia desa, khususnya perangkat desa. Penerapan kebijakan dari bawah, sehingga membuka ruang partisipasi dan kreasi yang lebih luas dalam pengembangan desa berbasis potensi dan mendorong desa bekerja sama dengan banyak pihak. “Kesemuanya diharapkan mampu melahirkan daya ungkit ekonomi desa agar desa menjadi sejahtera,” ucapnya.

Menurutnya, beruntunglah desa-desa yang sudah menjalin kerja sama dengan Unej. Sebab, jika menemui kesulitan, maka bisa langsung berkonsultasi dengan LP2M Unej. “Menurut saya ada tiga bidang kerja sama yang terbuka dilakukan antara Kemendes PDTT dengan Unej, yakni program rekognisi pembelajaran lampau bagi perangkat desa, pelaksanaan program KKN tematik, dan pengabdian masyarakat bagi para dosen,” ungkap Rasyid Althaf, yang menyelesaikan pendidikan sarjana dan magisternya di Unej.

Rasyid menitipkan lima pesan terkait SDGs Desa kepada para kepala Badan Pemberdayaan Desa, kepala Bappekab, dan para kepala desa yang ikut serta dalam acara tersebut. “Saya titip lima hal. Pertama, jangan ada warga desa yang kelaparan. Kedua, libatkan warga desa dalam program padat karya tunai desa. Ketiga, pengawasan dan evaluasi program desa harus dilakukan secara partisipatif. Keempat, jalankan program peningkatan perangkat desa melalui kerja sama dengan berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi. Serta memulai program digitalisasi desa,” pesannya.

Sebelumnya, dalam laporannya Ketua LP2M Unej Prof Yuli Witono menyampaikan ada 427 desa di 88 kecamatan di sembilan kabupaten yang dibina oleh Unej. Jumlah tersebut meliputi sebanyak 28 kecamatan di Jember, 20 kecamatan di Bondowoso, 15 kecamatan di Lumajang, 8 kecamatan di Probolinggo, 7 kecamatan di Situbondo, 5 kecamatan di Banyuwangi, dan 3 kecamatan di Pasuruan. “Selain kabupaten di wilayah Tapal Kuda di Jatim, LP2M juga dipercaya membina Desa Bungoro di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Desa Simpang Teritip di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung,” pungkas Prof Yuli Witono. (c2/dwi)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca