31.1 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Ini Dia Avian Rahman, Alumni UIN KHAS yang Jadi Pilot

Mobile_AP_Rectangle 1

KALIWATES.RADARJEMBER.ID – Nama Eka Avian Rahman mendadak hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Sebab, pria yang merupakan alumni Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH Achmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember ini, rupanya seorang pilot di PT Indonesia Air Asia.

Pria kelahiran Jember 1982 tersebut merupakan putra dari pasangan Suwadji dan Sunarti. Meskipun jenjang sekolah dasar dan SMP dihabiskan di Kota Bogor, namun masa SMA hingga lanjut kuliah, dihabiskan di Kota Tembakau ini.

Avian, sapaan akrabnya, mengisahkan perjalanannya merintis karir di dunia penerbangan. Pasca lulus SMA 2001 silam, dia melanjutkan studi di Jurusan Muamalah Fakultas Syariah UIN KHAS Jember yang saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

Saat itu, dia mengaku suka diskusi dan baca buku. Rutinitasnya itu ia torehkan dengan catatan pernah menjuarai lomba Bahasa Inggris antar fakultas. “Saat itu tidak ada gadget. Jadi diskusi mahasiswa di tiap sudut kampus itu sangat dinamis,” kenang mantan aktivis GMNI Komisariat STAIN Jember 2004 ini (sekarang UIN KHAS).

Sekitar medio 2006, Avian menamatkan studinya. Ia sempat merencanakan masuk di salah satu bank syariah di Jember. Namun mimpi itu kandas saat mengetahui namanya tercoret, alias tidak lolos seleksi.

Untuk mengobati kegagalan itu, dia mencoba kesibukan lain dan pekerjaan sampingan. Mulai menjadi tenaga honorer di percetakan STAIN Press, penjaga warnet, hingga berjualan burger di PT Pertamina. Semua ia jalani. “Saya tetap menjalaninya dengan legawa. Mungkin ini bagian dari perjalanan karir hidup saya,” aku pria 39 tahun ini.

Sebagai mantan aktivis organisasi esktra kampus, Avian sempat bekerja pada sebuah perusahaan di Jakarta. Saat itu karirnya benar-benar dibabat dari bawah. Mulai menjadi bagian admin, lalu naik sebagai staf IT, hingga naik lagi ke bagian training.

Saat itu, kata Avian, dia secara tidak sengaja menemukan blog seorang pilot, lalu teringat impian di masa kecilnya. “Saat kecil, saya sempat bercita-cita jadi pilot. Pernah juga memajang gambar pesawat dan menempelkannya di dinding. Tapi waktu itu saya berfikir rasanya tidak mungkin,” katanya.
Singkat cerita, Avian secara diam-diam mengikuti tes seleksi sekolah penerbangan. Ternyata dia dinyatakan lulus di Bali International Flight Academy (BIFA) Flying School pada 2010-2012 lalu.

Pasca lulus dari BIFA itu, tak berselang lama Avian sudah dipinang oleh PT Indonesia AirAsia. “Tapi saat itu masih mengemudi pesawat kecil. Untuk bisa membawa pesawat besar, harus sekolah lagi,” tutur Avian.

Akhirnya, dia melanjutkan pendidikannya di Asian Aviation Centre of Excellence (AACE) di Sepang Malaysia dengan beasiswa full dari perusahaan tempatnya bekerja. Pendidikannya saat itu membutuhkan waktu satu tahun, dari 2012 hingga 2013.

Pulang dari sekolahnya itu, sarjana hukum ini mulai menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam menerbangkan burung besi. Kata Avian, performa selama menerbangkan pesawat harus tetap stabil dan prima. Karenanya, setiap enam bulan sekali, dia harus upgrade kemampuan dalam menerbangkan pesawat.

Baginya, prinsip meniti karir itu tak semua ditempuh dengan instan. Ada proses pendewasaan di sana. Dan Avian telah melewati itu semua. “Jika punya impian, bayangkan impian itu tercapai. Seperti saya suka memajang foto pesawat di dinding, itu salah satu motivasi saya,” tukasnya. (kl)

Reporter: Maulana
Fotografer: Avian Rahman for Radar Jember
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

KALIWATES.RADARJEMBER.ID – Nama Eka Avian Rahman mendadak hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Sebab, pria yang merupakan alumni Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH Achmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember ini, rupanya seorang pilot di PT Indonesia Air Asia.

Pria kelahiran Jember 1982 tersebut merupakan putra dari pasangan Suwadji dan Sunarti. Meskipun jenjang sekolah dasar dan SMP dihabiskan di Kota Bogor, namun masa SMA hingga lanjut kuliah, dihabiskan di Kota Tembakau ini.

Avian, sapaan akrabnya, mengisahkan perjalanannya merintis karir di dunia penerbangan. Pasca lulus SMA 2001 silam, dia melanjutkan studi di Jurusan Muamalah Fakultas Syariah UIN KHAS Jember yang saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember.

Saat itu, dia mengaku suka diskusi dan baca buku. Rutinitasnya itu ia torehkan dengan catatan pernah menjuarai lomba Bahasa Inggris antar fakultas. “Saat itu tidak ada gadget. Jadi diskusi mahasiswa di tiap sudut kampus itu sangat dinamis,” kenang mantan aktivis GMNI Komisariat STAIN Jember 2004 ini (sekarang UIN KHAS).

Sekitar medio 2006, Avian menamatkan studinya. Ia sempat merencanakan masuk di salah satu bank syariah di Jember. Namun mimpi itu kandas saat mengetahui namanya tercoret, alias tidak lolos seleksi.

Untuk mengobati kegagalan itu, dia mencoba kesibukan lain dan pekerjaan sampingan. Mulai menjadi tenaga honorer di percetakan STAIN Press, penjaga warnet, hingga berjualan burger di PT Pertamina. Semua ia jalani. “Saya tetap menjalaninya dengan legawa. Mungkin ini bagian dari perjalanan karir hidup saya,” aku pria 39 tahun ini.

Sebagai mantan aktivis organisasi esktra kampus, Avian sempat bekerja pada sebuah perusahaan di Jakarta. Saat itu karirnya benar-benar dibabat dari bawah. Mulai menjadi bagian admin, lalu naik sebagai staf IT, hingga naik lagi ke bagian training.

Saat itu, kata Avian, dia secara tidak sengaja menemukan blog seorang pilot, lalu teringat impian di masa kecilnya. “Saat kecil, saya sempat bercita-cita jadi pilot. Pernah juga memajang gambar pesawat dan menempelkannya di dinding. Tapi waktu itu saya berfikir rasanya tidak mungkin,” katanya.
Singkat cerita, Avian secara diam-diam mengikuti tes seleksi sekolah penerbangan. Ternyata dia dinyatakan lulus di Bali International Flight Academy (BIFA) Flying School pada 2010-2012 lalu.

Pasca lulus dari BIFA itu, tak berselang lama Avian sudah dipinang oleh PT Indonesia AirAsia. “Tapi saat itu masih mengemudi pesawat kecil. Untuk bisa membawa pesawat besar, harus sekolah lagi,” tutur Avian.

Akhirnya, dia melanjutkan pendidikannya di Asian Aviation Centre of Excellence (AACE) di Sepang Malaysia dengan beasiswa full dari perusahaan tempatnya bekerja. Pendidikannya saat itu membutuhkan waktu satu tahun, dari 2012 hingga 2013.

Pulang dari sekolahnya itu, sarjana hukum ini mulai menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam menerbangkan burung besi. Kata Avian, performa selama menerbangkan pesawat harus tetap stabil dan prima. Karenanya, setiap enam bulan sekali, dia harus upgrade kemampuan dalam menerbangkan pesawat.

Baginya, prinsip meniti karir itu tak semua ditempuh dengan instan. Ada proses pendewasaan di sana. Dan Avian telah melewati itu semua. “Jika punya impian, bayangkan impian itu tercapai. Seperti saya suka memajang foto pesawat di dinding, itu salah satu motivasi saya,” tukasnya. (kl)

Reporter: Maulana
Fotografer: Avian Rahman for Radar Jember
Editor: Mahrus Sholih

KALIWATES.RADARJEMBER.ID – Nama Eka Avian Rahman mendadak hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Sebab, pria yang merupakan alumni Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri KH Achmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember ini, rupanya seorang pilot di PT Indonesia Air Asia.

Pria kelahiran Jember 1982 tersebut merupakan putra dari pasangan Suwadji dan Sunarti. Meskipun jenjang sekolah dasar dan SMP dihabiskan di Kota Bogor, namun masa SMA hingga lanjut kuliah, dihabiskan di Kota Tembakau ini.

Avian, sapaan akrabnya, mengisahkan perjalanannya merintis karir di dunia penerbangan. Pasca lulus SMA 2001 silam, dia melanjutkan studi di Jurusan Muamalah Fakultas Syariah UIN KHAS Jember yang saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember.

Saat itu, dia mengaku suka diskusi dan baca buku. Rutinitasnya itu ia torehkan dengan catatan pernah menjuarai lomba Bahasa Inggris antar fakultas. “Saat itu tidak ada gadget. Jadi diskusi mahasiswa di tiap sudut kampus itu sangat dinamis,” kenang mantan aktivis GMNI Komisariat STAIN Jember 2004 ini (sekarang UIN KHAS).

Sekitar medio 2006, Avian menamatkan studinya. Ia sempat merencanakan masuk di salah satu bank syariah di Jember. Namun mimpi itu kandas saat mengetahui namanya tercoret, alias tidak lolos seleksi.

Untuk mengobati kegagalan itu, dia mencoba kesibukan lain dan pekerjaan sampingan. Mulai menjadi tenaga honorer di percetakan STAIN Press, penjaga warnet, hingga berjualan burger di PT Pertamina. Semua ia jalani. “Saya tetap menjalaninya dengan legawa. Mungkin ini bagian dari perjalanan karir hidup saya,” aku pria 39 tahun ini.

Sebagai mantan aktivis organisasi esktra kampus, Avian sempat bekerja pada sebuah perusahaan di Jakarta. Saat itu karirnya benar-benar dibabat dari bawah. Mulai menjadi bagian admin, lalu naik sebagai staf IT, hingga naik lagi ke bagian training.

Saat itu, kata Avian, dia secara tidak sengaja menemukan blog seorang pilot, lalu teringat impian di masa kecilnya. “Saat kecil, saya sempat bercita-cita jadi pilot. Pernah juga memajang gambar pesawat dan menempelkannya di dinding. Tapi waktu itu saya berfikir rasanya tidak mungkin,” katanya.
Singkat cerita, Avian secara diam-diam mengikuti tes seleksi sekolah penerbangan. Ternyata dia dinyatakan lulus di Bali International Flight Academy (BIFA) Flying School pada 2010-2012 lalu.

Pasca lulus dari BIFA itu, tak berselang lama Avian sudah dipinang oleh PT Indonesia AirAsia. “Tapi saat itu masih mengemudi pesawat kecil. Untuk bisa membawa pesawat besar, harus sekolah lagi,” tutur Avian.

Akhirnya, dia melanjutkan pendidikannya di Asian Aviation Centre of Excellence (AACE) di Sepang Malaysia dengan beasiswa full dari perusahaan tempatnya bekerja. Pendidikannya saat itu membutuhkan waktu satu tahun, dari 2012 hingga 2013.

Pulang dari sekolahnya itu, sarjana hukum ini mulai menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam menerbangkan burung besi. Kata Avian, performa selama menerbangkan pesawat harus tetap stabil dan prima. Karenanya, setiap enam bulan sekali, dia harus upgrade kemampuan dalam menerbangkan pesawat.

Baginya, prinsip meniti karir itu tak semua ditempuh dengan instan. Ada proses pendewasaan di sana. Dan Avian telah melewati itu semua. “Jika punya impian, bayangkan impian itu tercapai. Seperti saya suka memajang foto pesawat di dinding, itu salah satu motivasi saya,” tukasnya. (kl)

Reporter: Maulana
Fotografer: Avian Rahman for Radar Jember
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca