SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID- Olimpiade yang digelar sejak tanggal 6-10 Maret itu menjadi ajang bergengsi bagi SMAN 1 Jember. Sebab, lawan mereka bukan lagi sesama pribumi, namun sudah antarnegara. Dengan demikian, nama yang mereka bawa bukan hanya lembaga pendidikan, namun juga nama Jember dan Indonesia.
Tujuh siswa berprestasi itu di antaranya, I Gede Sadhu A.S, siswa kelas X-1 yang berhasil meraih medali perak sebagai 1st Runner-up Vocational School Category dan medali Best Completer Finisher. Dia berhasil menunjukkan skill engineering dengan membuat aplikasi edukasi bahasa Inggris. “Jadi, di dalamnya itu, mengatasi permasalahan anak-anak yang belum fasih bahasa Inggris. Dengan aplikasi ini, mereka bisa cepat memahami bahasa Inggris,” ujar putra dari I Gede Widhiana Suarda tersebut.
Kedua, Syifa Nur Malaka Dewi, siswa kelas X-1 yang berhasil meraih medali perunggu sebagai 2nd Runner-up Secondary School Category dan medali Best Completer Finisher. Putri Muhammad Fajar itu berhasil merancang bangunan tahan gempa yang berbahan material plastik. “Saat itu, saya diberi contoh kejadian gempa di Turki. Di situ saya harus mengintegrasikan science, technology, engineering, dan mathematics, kemudian saya rancang di bagian fondasi itu menggunakan bahan seperti sedotan,” ungkapnya.

Ketiga, Regan Maulana Rachmansyah, siswa kelas X-10 yang berhasil meraih Best Completer Finisher. Putra dari Hadi Siswanta itu mencetuskan gagasan aplikasi seni yang bisa mempermudah masyarakat Indonesia untuk belajar. Hal itu juga termasuk dalam aplikasi edukasi. “Jadi, di aplikasi saya itu, ada edukasi dan kuisnya. Kemudian, saya sertakan lukisan-lukisan estetik di dalamnya,” paparnya.
Keempat, Intan Nur Fadilah, siswa kelas XI MIPA 2 yang berhasil meraih Best Completer Finisher. Dia berhasil menggagas aplikasi jual beli sampah yang bisa dioperasikan secara daring. Hal itu merupakan inovasi baru untuk mengatasi secara maksimal titik sampah yang ada di Indonesia, sehingga bisa diperjualbelikan. “Bahkan di dalamnya kita bisa mengetahui di mana daerah yang paling banyak sampahnya. Kemudian, bisa didonasikan ke daerah lain, dengan mekanisme penjualan,” jelas putri dari Bunaris tersebut.
Kelima, Nour Hazeline Harun Chotib, siswa kelas XI MIPA 8 yang juga berhasil meraih Best Completer Finisher. Dia merancang inovasi kemudahan dalam bercocok tanam, tentu melalui aplikasi yang diintegrasikan dengan internet. “Tidak sedikit masalah pertanian atau cocok tanam yang sampai saat ini sulit terpecahkan. Jadi, saya buat konsep ini untuk membantu masyarakat banyak,” tutur putri dari Mohamad Harun Chotib tersebut.
Keenam, Amalia Winny Rahmanissa, siswa kelas X MIPA 8 yang juga meraih medali Best Completer Finisher dengan tim. Dia juga mengusung konsep bangunan tahan gempa, dengan material berbahan dasar sumpit. Meskipun miniatur, hal itu tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada bangunan nyata. “Jadi, sumpit itu kan kokoh, jadi saya membikin sebuah gedung dengan menggunakan pengikat karet, bahkan ketika ditaruh beban sampai dua kaleng masih tetap kokoh,” terang putri dari Wisma Ronny Estianto itu, saat ditemui di ruang tata usaha.
Ketujuh, Agnis Puspitasari, siswa kelas X-7 yang turut meraih medali perunggu sebagai 2nd Runner-up Vocational School Category dan medali Best Completer Finisher. Ide dan gagasan science, technology, engineering, dan mathematics (STEM) milik mereka berhasil memukau dewan juri saat presentasi. Meskipun harus berbahasa Inggris, namun penjelasan mereka cukup detail dan mudah dipahami. Tidak heran jika 10 medali berhasil mereka borong ke Indonesia. “Alhamdulillah, awalnya saya tidak menyangka bisa dapat medali, karena lawan kita cukup hebat, dan saya bangga sekali dengan capaian ini,” imbuh Syifa.
Sementara itu, pembina siswa dalam SEASO 2023, M. Khoirul Huda, menambahkan, sebelum perlombaan digelar, persiapan mereka telah berlangsung selama satu bulan setengah. Mereka sengaja digodok untuk persiapan menjadi juara. Hasilnya pun maksimal. “Selain itu, kami juga monitoring mereka melalui meeting online, sebagai tambahan materi,” tukasnya.
Bahkan, Kepala SMAN 1 Jember Moh. Edi Suyanto MPd mengaku bangga dengan capaian tujuh siswanya tersebut. Dia berharap prestasi itu menjadi motivasi belajar yang lebih tinggi lagi. “Saya bangga sekali dengan mereka, bukan hanya nama sekolah yang mereka harumkan, tapi nama Jember dan Indonesia,” pungkasnya. (c2/nur)